Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung (IA ITB) akan membentuk sebuah tim yang menggarap metaverse (dunia komunitas virtual tanpa akhir yang saling berhubungan) dari Ibu Kota Baru Indonesia di Kalimantan Timur.

"Di tahun 2022, kita juga masuk ke teknologi meta atau yang sekarang dikenal metaverse. Kami akan membentuk tim dan kami akan mengusulkan, yaitu pertama ibu kota baru Indonesia," kata Ketua Ikatan Alumni ITB Gembong Primadjaja usai membuka  Rakernas IA ITB di Sabuga Bandung, Sabtu.

Menurut Gembong, selama ini belum ada gambaran seperti apa tentang ibu kota baru Indonesia yang berada di Kalimantan Timur tersebut.

"Sehingga, kita akan bangun versi meta-nya. Dimana pelayanan-pelayanan atau aktivitas di dalamnya bisa kita visualkan dalam bentuk 3D (tiga dimensi) yang menggunakan digital aplikasi," kata dia.

Dia menuturkan salah satu negara yang akan membangun multiverse dari ibu kota-nya adalah Korea Selatan.

"Kalau kita lihat Korea Selatan, ibu kota-nya Seoul, akan jadi metaverse. Jadi pemerintah di Seoul, Korea Selatan juga akan mendirikan Metaverse Seoul," kata dia.

Menurut dia, bagi generasi milenial hidup di dunia maya atau metaverse bukan hal aneh atau baru, karena banyak diantara mereka yang melakukan berbagai aktivitas sehari-hari mulai dari bisnis hingga sosial di dunia maya. "Itu akan kita tawarkan karena di situ ada potensi bisnis, ada potensi ekonomi," ucapnya.

Lebih lanjut, Gembong mengatakan pada tahun 2020 Ikatan Alumni ITB juga fokus mengedepankan teknologi, yakni teknlogi tepat guna. "Jadi kita akan masuk ke bidang yang ahli-ahlinya banyak dari ITB," kata dia.
Selain itu, lanjut dia, IA ITB juga akan masuk ke ekonomi sirkular dan teknologi meta atau yang sekarang dikenal metaverse serta fokus ke isu kesehatan.

IA ITB juga akan membantu sektor UMKM di Indonesia, terlebih 90 persen masyarakat Indonesia terlibat di dalam kegiatan UMKM dan 60 persen pendapatan Indonesia berasal dari sektor UMKM. "Sehingga, kita terpanggil untuk turut serta dalam kegiatan tersebut. Jadi, akan meningkatkan kerja sama dengan Alumni ITB," ucapnya.

Salah satu program untuk membantu UMKM dari IA ITB, kata Gembong, adalah memberikan pelatihan tentang edit value dengan memanfaatkan teknologi tepat guna yang ada saat ini.

"Jadi, saat ini petani atau nelayan hanya menjual produksi atau hasil tangkapannya sebagai bahan mentah. Itu akan kita tingkatkan jadi bahan baku, sehingga jadi lebih tinggi nilai jualnya," kata dia.

Acara Rakernas IA ITB tersebut dibuka secara daring oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir.
 

Pewarta: Ajat Sudrajat

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021