Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI LaNyalla Mahmud Mattalitti mengajak seluruh pemangku kepentingan bersinergi dalam menjaga warisan budaya yang dimiliki Indonesia.
Menurutnya, gelaran Anugerah Festival Tari Jaipong Kreasi Galuh Pakuan Cup Seri V yang diselenggarakan Lembaga Adat Karatwan Galuh Pakuan jadi salah satu upaya penting untuk melestarikan dan memajukan kebudayaan Indonesia, seperti diamanatkan dalam konstitusi.
"Sekaligus sebagai upaya konkret kita untuk melestarikan Warisan Budaya Tak Benda," kata LaNyalla di Ruang Auditorium RRI Bandung, Jawa Barat, Jumat.
Baca juga: 2 Warisan tak benda budaya Garut raih sertifikat Kemendikbudristek
Menurutnya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi telah melakukan pencatatan dan penetapan daftar Warisan Budaya Tak Benda. Per bulan Juni tahun 2020, terdapat total 9.770 warisan budaya yang dicatat dan 1.086 di antaranya telah ditetapkan.
Penetapan Warisan Budaya Tak Benda itu menurutnya harus diikuti dengan langkah konkret dalam melestarikan dan memajukan kebudayaan Indonesia.
Selain itu, kata dia, warisan tersebut perlu dijaga eksistensinya secara turun temurun, sehingga tidak ada ruang bagi negara lain melakukan klaim.
"Karena itu, dalam kesempatan ini saya mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk bersinergi dalam menjaga warisan budaya. Sebab, penetapan Warisan Budaya Tak Benda juga menjadi kekayaan yang harus diimbangi dengan tanggung jawab dalam pelestariannya," kata dia.
Sehingga, menurutnya festival tadi jaipong itu menurutnya salah satu aksi nyata sebagai bentuk tanggung jawab dan upaya pelestarian warisan budaya. Dia mengatakan aksi lain yang bisa dilakukan yakni juga dengan menyelenggarakan festival, seminar, sarasehan, dan yang lainnya.
"Tetapi yang lebih penting dari itu adalah memasukkan dalam kurikulum pendidikan pelajar, yang substansinya dapat disesuaikan dengan tradisi daerah masing-masing," katanya.
Baca juga: Gong Si Bolong Depok ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda
Dia mengatakan upaya-upaya tersebut perlu dilakukan untuk membangkitkan semangat pelestarian Warisan Budaya Tak Benda. Tujuannya agar para seniman, budayawan dan masyarakat bersama-sama berkreasi, belajar, mengenal dan memaknai kembali identitas bangsa sebagai manusia Indonesia.
Namun di luar semua itu, menurutnya masih ada pekerjaan besar yang harus kita perjuangkan, yaitu memasukkan entitas pegiat kebudayaan nasional ke dalam sistem politik Indonesia, termasuk entitas-entitas civil society yang lain. Tujuannya agar mereka dapat ikut menentukan arah perjalanan bangsa.
"Karena kebudayaan merupakan warisan asli bangsa Indonesia, sekaligus sebagai identitas yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan kita sehari-hari," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
Menurutnya, gelaran Anugerah Festival Tari Jaipong Kreasi Galuh Pakuan Cup Seri V yang diselenggarakan Lembaga Adat Karatwan Galuh Pakuan jadi salah satu upaya penting untuk melestarikan dan memajukan kebudayaan Indonesia, seperti diamanatkan dalam konstitusi.
"Sekaligus sebagai upaya konkret kita untuk melestarikan Warisan Budaya Tak Benda," kata LaNyalla di Ruang Auditorium RRI Bandung, Jawa Barat, Jumat.
Baca juga: 2 Warisan tak benda budaya Garut raih sertifikat Kemendikbudristek
Menurutnya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi telah melakukan pencatatan dan penetapan daftar Warisan Budaya Tak Benda. Per bulan Juni tahun 2020, terdapat total 9.770 warisan budaya yang dicatat dan 1.086 di antaranya telah ditetapkan.
Penetapan Warisan Budaya Tak Benda itu menurutnya harus diikuti dengan langkah konkret dalam melestarikan dan memajukan kebudayaan Indonesia.
Selain itu, kata dia, warisan tersebut perlu dijaga eksistensinya secara turun temurun, sehingga tidak ada ruang bagi negara lain melakukan klaim.
"Karena itu, dalam kesempatan ini saya mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk bersinergi dalam menjaga warisan budaya. Sebab, penetapan Warisan Budaya Tak Benda juga menjadi kekayaan yang harus diimbangi dengan tanggung jawab dalam pelestariannya," kata dia.
Sehingga, menurutnya festival tadi jaipong itu menurutnya salah satu aksi nyata sebagai bentuk tanggung jawab dan upaya pelestarian warisan budaya. Dia mengatakan aksi lain yang bisa dilakukan yakni juga dengan menyelenggarakan festival, seminar, sarasehan, dan yang lainnya.
"Tetapi yang lebih penting dari itu adalah memasukkan dalam kurikulum pendidikan pelajar, yang substansinya dapat disesuaikan dengan tradisi daerah masing-masing," katanya.
Baca juga: Gong Si Bolong Depok ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda
Dia mengatakan upaya-upaya tersebut perlu dilakukan untuk membangkitkan semangat pelestarian Warisan Budaya Tak Benda. Tujuannya agar para seniman, budayawan dan masyarakat bersama-sama berkreasi, belajar, mengenal dan memaknai kembali identitas bangsa sebagai manusia Indonesia.
Namun di luar semua itu, menurutnya masih ada pekerjaan besar yang harus kita perjuangkan, yaitu memasukkan entitas pegiat kebudayaan nasional ke dalam sistem politik Indonesia, termasuk entitas-entitas civil society yang lain. Tujuannya agar mereka dapat ikut menentukan arah perjalanan bangsa.
"Karena kebudayaan merupakan warisan asli bangsa Indonesia, sekaligus sebagai identitas yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan kita sehari-hari," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021