Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat (Jabar) menyatakan saat ini sebanyak 19 desa di wilayah Jabar yang masuk dalam daerah risiko tinggi bencana alam.
"Karena 19 desa tersebut masuk dalam kategori daerah risiko tinggi bencana sehingga di sana disiapkan program desa tangguh bencana," kata Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Jawa Barat Dani Ramdan seusai Upacara Apel Kesiapsiagaan Menghadapi Potensi Bencana di Jalan Diponegoro Kota Bandung, Selasa.
Dia mengatakan ke-19 desa yang masuk risiko tinggi bencana tersebut mayoritas berada di Kabupaten Bogor, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Garut.
"Jadi itu rawannya berupa bencana longsor, kebanyakan longsor," kata dia.
Menurut dia dengan adanya Program Desa Tangguh Bencana maka daerah tersebut wajib mengalokasikan anggaran hingga memberikan pengetahuan terkait kesiapsiagaan bencana.
"Kita bentuk desa tangguh di sana. Itu terdiri dari Babinsa, Babinkamtibmas kemudian disiapkan pengetahuannya, peralatannya dibentuk. Selain ada satgas, kepala desa dibantu Babinkamtibmas, Linmas. Kita juga anggaran desanya ada untuk alokasi anggaran bencana," kata dia.
Lebih lanjut ia mengatakan berdasarkan prakiraan cuaca puncak potensi bencana bakal terjadi pada Januari sampai Februari 2022.
Dan untuk menghadapi pontensi bencana tersebut, BPBD bersama sejumlah instansi lain menyiagakan pasukan sepanjang Oktober 2021 sampai April 2022.
"Kami dari BPBD tentunya siap siaga dan mengaktifkan posko 1 x 24 jam. Jadi selama tujuh hari dalam seminggu diseluruh Kabupaten Kota di Jawa Barat," kata dia.
Baca juga: Gubernur Jabar kumpulkan bupati dan wali kota bahas penanganan bencana
Baca juga: Selama Oktober 2021 terjadi sekitar 500 bencana di Jabar
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
"Karena 19 desa tersebut masuk dalam kategori daerah risiko tinggi bencana sehingga di sana disiapkan program desa tangguh bencana," kata Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Jawa Barat Dani Ramdan seusai Upacara Apel Kesiapsiagaan Menghadapi Potensi Bencana di Jalan Diponegoro Kota Bandung, Selasa.
Dia mengatakan ke-19 desa yang masuk risiko tinggi bencana tersebut mayoritas berada di Kabupaten Bogor, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Garut.
"Jadi itu rawannya berupa bencana longsor, kebanyakan longsor," kata dia.
Menurut dia dengan adanya Program Desa Tangguh Bencana maka daerah tersebut wajib mengalokasikan anggaran hingga memberikan pengetahuan terkait kesiapsiagaan bencana.
"Kita bentuk desa tangguh di sana. Itu terdiri dari Babinsa, Babinkamtibmas kemudian disiapkan pengetahuannya, peralatannya dibentuk. Selain ada satgas, kepala desa dibantu Babinkamtibmas, Linmas. Kita juga anggaran desanya ada untuk alokasi anggaran bencana," kata dia.
Lebih lanjut ia mengatakan berdasarkan prakiraan cuaca puncak potensi bencana bakal terjadi pada Januari sampai Februari 2022.
Dan untuk menghadapi pontensi bencana tersebut, BPBD bersama sejumlah instansi lain menyiagakan pasukan sepanjang Oktober 2021 sampai April 2022.
"Kami dari BPBD tentunya siap siaga dan mengaktifkan posko 1 x 24 jam. Jadi selama tujuh hari dalam seminggu diseluruh Kabupaten Kota di Jawa Barat," kata dia.
Baca juga: Gubernur Jabar kumpulkan bupati dan wali kota bahas penanganan bencana
Baca juga: Selama Oktober 2021 terjadi sekitar 500 bencana di Jabar
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021