Ketua DPRD Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rudy Susmanto mengatakan ingin mengadopsi pola belajar pondok pesantren (ponpes) untuk pendidikan umum di wilayahnya.
"Saya berpendapat nilai-nilai kebaikan yang ada pada santri bisa ditularkan kepada murid di lembaga pendidikan reguler kita," katanya saat menyambut peringatan Hari Santri Nasional (HSN) di Cibinong, Bogor, Kamis.
Menurutnya, HSN yang diperingati setiap 22 Oktober perlu dijadikan momentum bagi sektor pendidikan reguler meniru cara yang ditempuh pondok pesantren dalam menumbuhkan nasionalisme kepada siswa.
Pasalnya, pendidikan karakter yang diajarkan kiai kepada santri bukan hanya berorientasi pada akhlak individual dan akhlak sosial, melainkan juga akhlak dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Pendidikan karakter menjadi hal yang lebih utama dibanding pengajaran ilmu pengetahuan. Karena itu peranan lembaga pendidikan sangat dibutuhkan untuk mencetak generasi yang pintar dan berkarakter juga cinta kepada tanah airnya," kata Rudy.
Ia menyebutkan, resolusi jihad yang merupakan produk musyawarah kalangan kiai melatarbelakangi perlawanan pada 10 November 1945 di Surabaya yang kini diabadikan menjadi Hari Pahlawan Nasional.
"Nilai-nilai kesantrian bahwa membela negara wajib hukumnya bagi tiap-tiap warga negara semakin relevan hari ini," katanya.
Rudy meminta agar inovasi di sektor pendidikan tidak hanya soal mempelajari aspek material, seperti membangun gedung dan pengadaan peralatan komputer. Tetapi, yang tidak kalah penting adalah membawa nilai-nilai luhur yang diajarkan para pendahulu bangsa sesuai dalam konteks kekinian.
"Siswa harus dikenalkan sejarah bangsanya, karena melalui sejarah suatu bangsa akan sadar secara sempurna tentang dirinya sendiri," tuturnya.
Baca juga: Bupati Bogor terbitkan edaran penggunaan pakaian ala santri bagi ASN
Baca juga: Kabupaten Bogor vaksinasi 1.000 santri per kecamatan pada HSN
Baca juga: LAZISNU luncurkan "Bogorpreneur" sambut Hari Santri Nasional
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
"Saya berpendapat nilai-nilai kebaikan yang ada pada santri bisa ditularkan kepada murid di lembaga pendidikan reguler kita," katanya saat menyambut peringatan Hari Santri Nasional (HSN) di Cibinong, Bogor, Kamis.
Menurutnya, HSN yang diperingati setiap 22 Oktober perlu dijadikan momentum bagi sektor pendidikan reguler meniru cara yang ditempuh pondok pesantren dalam menumbuhkan nasionalisme kepada siswa.
Pasalnya, pendidikan karakter yang diajarkan kiai kepada santri bukan hanya berorientasi pada akhlak individual dan akhlak sosial, melainkan juga akhlak dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Pendidikan karakter menjadi hal yang lebih utama dibanding pengajaran ilmu pengetahuan. Karena itu peranan lembaga pendidikan sangat dibutuhkan untuk mencetak generasi yang pintar dan berkarakter juga cinta kepada tanah airnya," kata Rudy.
Ia menyebutkan, resolusi jihad yang merupakan produk musyawarah kalangan kiai melatarbelakangi perlawanan pada 10 November 1945 di Surabaya yang kini diabadikan menjadi Hari Pahlawan Nasional.
"Nilai-nilai kesantrian bahwa membela negara wajib hukumnya bagi tiap-tiap warga negara semakin relevan hari ini," katanya.
Rudy meminta agar inovasi di sektor pendidikan tidak hanya soal mempelajari aspek material, seperti membangun gedung dan pengadaan peralatan komputer. Tetapi, yang tidak kalah penting adalah membawa nilai-nilai luhur yang diajarkan para pendahulu bangsa sesuai dalam konteks kekinian.
"Siswa harus dikenalkan sejarah bangsanya, karena melalui sejarah suatu bangsa akan sadar secara sempurna tentang dirinya sendiri," tuturnya.
Baca juga: Bupati Bogor terbitkan edaran penggunaan pakaian ala santri bagi ASN
Baca juga: Kabupaten Bogor vaksinasi 1.000 santri per kecamatan pada HSN
Baca juga: LAZISNU luncurkan "Bogorpreneur" sambut Hari Santri Nasional
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021