Pemerintah Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, menggelar kegiatan Culture Art Festival (CAF), berupa Festival Membatik Bagi Generasi Muda di momentum Hari Batik Nasional 2021.
"Melalui festival ini, kami berupaya mengedukasi generasi muda agar mau melestarikan budaya dan tradisi bangsa sendiri," kata Kabid Kepemudaan Dinas Kepemudaan, Olahraga, Pariwisata dan Kebudayaan (Disporaparbud) setempat Ahmad Arif Imamulhaq, di Purwakarta, Sabtu.
Ia mengatakan, festival tersebut merupakan awal, karena ke depan pihaknya akan menggagas semacam kelas-kelas membatik atau sekolah membatik yang diperuntukkan bagi semua kalangan.
"Kami sedang mendiskusikan kurikulumnya dengan para penggiat Komunitas membatik Purwakarta dan pihak terkait lainnya," katanya.
Sementara itu, perajin batik Purwakarta Wida Awaliya Nurkhaliza mengatakan, kebaruan konsep pengembangan desain batik kontemporer Indonesia secara garis besar terletak pada potensi unggulan daerah dan kearifan lokal masyarakat.
Menurut dia, para pengusaha dan perajin batik berperan menjawab tantangan dengan inovasi pengembangan produk yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas batik di era industri kreatif ini.
Bertepatan dengan momentum Hari Batik Nasional 2021 ini, Wida berkeinginan merepresentasikan potensi-potensi khas daerah Purwakarta melalui bentuk visual yaitu, batik.
"Bertepatan dengan hari batik ini saya ingin mengajak para pemuda-pemudi generasi bangsa generasi milenial untuk tetap dapat melestarikan dan mempromosikan budaya batik secara lebih luas lagi. Seperti yang kita ketahui di Kabupaten Purwakarta batik masih identik dengan pakaian atau fashion atau kain," katanya.
Namun, seiring berjalannya waktu dan perkembangan zaman di era modern ini, produksi batik menjadi semakin bervariasi dan diproduksi secara kontemporer menjadi barang-barang selain kain atau pakaian, katanya.
Baca juga: Pemkab Purwakarta bangun rumah batik guna kembangkan wirausaha batik
Baca juga: Purwakarta miliki 150 motif batik dengan makna filosofisnya
Baca juga: Seniman merancang kode QR bermotif batik
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
"Melalui festival ini, kami berupaya mengedukasi generasi muda agar mau melestarikan budaya dan tradisi bangsa sendiri," kata Kabid Kepemudaan Dinas Kepemudaan, Olahraga, Pariwisata dan Kebudayaan (Disporaparbud) setempat Ahmad Arif Imamulhaq, di Purwakarta, Sabtu.
Ia mengatakan, festival tersebut merupakan awal, karena ke depan pihaknya akan menggagas semacam kelas-kelas membatik atau sekolah membatik yang diperuntukkan bagi semua kalangan.
"Kami sedang mendiskusikan kurikulumnya dengan para penggiat Komunitas membatik Purwakarta dan pihak terkait lainnya," katanya.
Sementara itu, perajin batik Purwakarta Wida Awaliya Nurkhaliza mengatakan, kebaruan konsep pengembangan desain batik kontemporer Indonesia secara garis besar terletak pada potensi unggulan daerah dan kearifan lokal masyarakat.
Menurut dia, para pengusaha dan perajin batik berperan menjawab tantangan dengan inovasi pengembangan produk yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas batik di era industri kreatif ini.
Bertepatan dengan momentum Hari Batik Nasional 2021 ini, Wida berkeinginan merepresentasikan potensi-potensi khas daerah Purwakarta melalui bentuk visual yaitu, batik.
"Bertepatan dengan hari batik ini saya ingin mengajak para pemuda-pemudi generasi bangsa generasi milenial untuk tetap dapat melestarikan dan mempromosikan budaya batik secara lebih luas lagi. Seperti yang kita ketahui di Kabupaten Purwakarta batik masih identik dengan pakaian atau fashion atau kain," katanya.
Namun, seiring berjalannya waktu dan perkembangan zaman di era modern ini, produksi batik menjadi semakin bervariasi dan diproduksi secara kontemporer menjadi barang-barang selain kain atau pakaian, katanya.
Baca juga: Pemkab Purwakarta bangun rumah batik guna kembangkan wirausaha batik
Baca juga: Purwakarta miliki 150 motif batik dengan makna filosofisnya
Baca juga: Seniman merancang kode QR bermotif batik
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021