Ketua Divisi Percepatan Vaksinasi COVID-19 Jawa Barat, Dedi Supandi mengatakan Pemprov Jabar terus menggenjot penyuntikan vaksin COVID-19 untuk masyarakat disabilitas, salah satunya ialah melalui acara Gebyar Vaksinasi bagi Penyandang Disabilitas di Jabar yang dilangsungkan di SLB Negeri Cicendo Kota Bandung, Sabtu.
"Kami 'concern' mengupayakan penyuntikan vaksin untuk disabilitas. Memang kalau disabilitas umur 25 tahun ke bawah itu berada di SLB. Namun ada juga difabel yang di atas umur 25 tahun itu di bawah kementerian atau dinas sosial," kata Dedi Supendi di sela-sela acara tersebut.
Menurut dia Pemprov Jawa Barat terus berupaya mengejar "herd immunity" atau kekebalan kelompok yang diharapkan tuntas atau bisa tercapai pada Desember 2021.
Dan Gebyar Vaksin Menuju Target 32 Juta Jiwa pun, kata Dedi terus dilakuan, seperti yang dilaksanakan di SLB Negeri Cicendo Kota Bandung.
Dia mengatakan selain melakukan vaksinasi di titik penyuntikan yang berada di SLB pihaknya juga melakukan upaya jemput bola dengan mendatangkan vaksinator untuk mengunjungi disabilitas dari rumah ke rumah.
Mengingat para disabilitas itu ada yang mengalami keterbatasan dengan fisik dan ada juga yang kaitannya dengan mental intelektual.
"Namun alhamdulillah sudah selasi hari ini, bahkan di Tasikmalaya itu kekurangan vaksin sekitar di 7 ribu yang dari difabel," kataya.
Khusus untuk penyandang disabilitas, Dedi menuturkan Pemerintah Provinsi Jawa Barat mendapatkan 121 ribu dosis vaksin yang artinya untuk 61 ribu disabilitas.
Adapun jumlah penyandang disabilitas di wilayah Jabar mencapai sekitar 30 ribu.
"Sehingga enyuntikannya difabel dengan pendamping rumusnya," katanya.
Ia menuturkan vaksin COVID-19 untuk disabilitas menggunakan vaksin Sinoparm yang merupakan pemberian dari Raja Arab Saudi yang awalnya vaksin tersebut akan digunakan untuk calon jamaah haji.
"Dan alhamdulillah capaian Jabar paling tinggi. Dan staf khusus kepresidenan akan memeberikan penghargaan kepada Pak Gubernur (Jabar) atas upayanya untuk percepatan dan penutasan vaksin untuk disabilitas," kata dia.
Dedi menambahkan, rata-rata penyutikan vaksin di Jawa Barat terus meningkat yakni yang dulu hanya di sekitar 194 ribu per hari namun saat ini mencapai di 311 ribu per hari.
"Capaian tertinggi pada 28 Agustus mencapai 434 ribu," katanya.
Jika konsistensi penyuntikkan vaksinasi tersebut bisa terjaga, kata Dedi, maka akan ada lima kota/kabupaten di Jawa Barat yang akan segera menuntaskan vaksinasi pada tanggal 11 Desember 2021.
Kelima daerah itu ialah Kota Bandung, Kota Cimahi, Kota Bogor, dan Kota Banjar dan Kabupaten Sumedang.
"Akan tetapi ada tiga kabupaten yang kalau tidak ditingkatkan vaksinasinya maka akan selesai di tahun 2023. Diantaranya Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Cirebon, dan Kabupaten Ciamis," katanya.
Oleh karena itu, ke depan selain ada kesamaan target vaksin, pihaknya juga telah merumuskan untuk menemukan kesamaan petugas vaksiniator dan kesamaan perencanaan per bulan dalam vaksinasi.
Ia mencontohkan dengan membebani bidan maupun perawat yang membuka praktik di luar jam kerja, atau jam 16.00 WIB ke atas untuk turut menyuntikan vaksin kepada masyarakat Jabar.
"Rencananya seperti itu. Jadi kalau dihitung ada 12.500 bidan praktik yang ada di seluruh Jabar. Kalau kita bebani di sekitar 30 orang per hari yang mereka sanggupi, otomatis sudah menimbulkan peningkatan harian," kata dia.
Baca juga: Disdik pastikan tak ada klaster penularan COVID-19 di sekolah di Jawa Barat
Baca juga: Jawa Barat kini zona kuning atau risiko rendah
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
"Kami 'concern' mengupayakan penyuntikan vaksin untuk disabilitas. Memang kalau disabilitas umur 25 tahun ke bawah itu berada di SLB. Namun ada juga difabel yang di atas umur 25 tahun itu di bawah kementerian atau dinas sosial," kata Dedi Supendi di sela-sela acara tersebut.
Menurut dia Pemprov Jawa Barat terus berupaya mengejar "herd immunity" atau kekebalan kelompok yang diharapkan tuntas atau bisa tercapai pada Desember 2021.
Dan Gebyar Vaksin Menuju Target 32 Juta Jiwa pun, kata Dedi terus dilakuan, seperti yang dilaksanakan di SLB Negeri Cicendo Kota Bandung.
Dia mengatakan selain melakukan vaksinasi di titik penyuntikan yang berada di SLB pihaknya juga melakukan upaya jemput bola dengan mendatangkan vaksinator untuk mengunjungi disabilitas dari rumah ke rumah.
Mengingat para disabilitas itu ada yang mengalami keterbatasan dengan fisik dan ada juga yang kaitannya dengan mental intelektual.
"Namun alhamdulillah sudah selasi hari ini, bahkan di Tasikmalaya itu kekurangan vaksin sekitar di 7 ribu yang dari difabel," kataya.
Khusus untuk penyandang disabilitas, Dedi menuturkan Pemerintah Provinsi Jawa Barat mendapatkan 121 ribu dosis vaksin yang artinya untuk 61 ribu disabilitas.
Adapun jumlah penyandang disabilitas di wilayah Jabar mencapai sekitar 30 ribu.
"Sehingga enyuntikannya difabel dengan pendamping rumusnya," katanya.
Ia menuturkan vaksin COVID-19 untuk disabilitas menggunakan vaksin Sinoparm yang merupakan pemberian dari Raja Arab Saudi yang awalnya vaksin tersebut akan digunakan untuk calon jamaah haji.
"Dan alhamdulillah capaian Jabar paling tinggi. Dan staf khusus kepresidenan akan memeberikan penghargaan kepada Pak Gubernur (Jabar) atas upayanya untuk percepatan dan penutasan vaksin untuk disabilitas," kata dia.
Dedi menambahkan, rata-rata penyutikan vaksin di Jawa Barat terus meningkat yakni yang dulu hanya di sekitar 194 ribu per hari namun saat ini mencapai di 311 ribu per hari.
"Capaian tertinggi pada 28 Agustus mencapai 434 ribu," katanya.
Jika konsistensi penyuntikkan vaksinasi tersebut bisa terjaga, kata Dedi, maka akan ada lima kota/kabupaten di Jawa Barat yang akan segera menuntaskan vaksinasi pada tanggal 11 Desember 2021.
Kelima daerah itu ialah Kota Bandung, Kota Cimahi, Kota Bogor, dan Kota Banjar dan Kabupaten Sumedang.
"Akan tetapi ada tiga kabupaten yang kalau tidak ditingkatkan vaksinasinya maka akan selesai di tahun 2023. Diantaranya Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Cirebon, dan Kabupaten Ciamis," katanya.
Oleh karena itu, ke depan selain ada kesamaan target vaksin, pihaknya juga telah merumuskan untuk menemukan kesamaan petugas vaksiniator dan kesamaan perencanaan per bulan dalam vaksinasi.
Ia mencontohkan dengan membebani bidan maupun perawat yang membuka praktik di luar jam kerja, atau jam 16.00 WIB ke atas untuk turut menyuntikan vaksin kepada masyarakat Jabar.
"Rencananya seperti itu. Jadi kalau dihitung ada 12.500 bidan praktik yang ada di seluruh Jabar. Kalau kita bebani di sekitar 30 orang per hari yang mereka sanggupi, otomatis sudah menimbulkan peningkatan harian," kata dia.
Baca juga: Disdik pastikan tak ada klaster penularan COVID-19 di sekolah di Jawa Barat
Baca juga: Jawa Barat kini zona kuning atau risiko rendah
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021