Dewan Pengurus Pusat Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) mengapresiasi komunikasi, koordinasi, dan kolaborasi pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam menangani dan mengendalikan pandemi COVID-19.
Ketua Umum DPP Apeksi yang juga Wali Kota Bogor Bima Arya dalam keterangannya di Bogor, Selasa, menyebutkan rantai komunikasi, koordinasi, dan kolaborasi yang rapi tersebut menjadikan penanganan COVID-19 di Tanah Air cukup berhasil menekan kasus secara drastis.
Apresiasi Apeksi juga disampaikan Bima Arya dalam rapat dengar pendapat dengan Komite I Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI di Senayan, Jakarta, pada Senin (20/9), membahas evaluasi penyelenggaraan pemerintah daerah pada masa pandemi COVID-19.
Bima Arya menegaskan terdapat dua faktor yang membuat Indonesia bisa "survive" dan mampu menangani pandemi COVID-19 saat ini, yakni kebijakan pemerintah yang prediktif dan kolaboratif.
Menurut dia, pemangku kepentingan yang dapat membangun dua pendekatan tersebut bisa "survive" pada pandemi COVID-19 saat ini.
"Pusat dan daerah harus bisa membaca prediksi ke depan trennya akan seperti apa sehingga bisa merumuskan pola kolaboratif yang tepat," katanya.
Bima menjelaskan kondisi di Indonesia saat ini yang sudah semakin membaik dalam penanganan COVID-19 karena kedua faktor tersebut.
“Bagaimana Satgas COVID-19 pusat berbagi. Ada Pak Airlangga, ada Pak Luhut yang bergerak secara rapi rantai komandonya ke bawah. Rapat dengan kami para kepala daerah secara daring minimal seminggu sekali,” katanya.
Bima menjelaskan Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan setiap pekan mengumpulkan kepala daerah, memberikan arahan, dan melakukan koordinasi mengenai penanganan COVID-19 di daerahnya masing-masing.
"Setelah itu ada arahan dari gubernur, baru kami rapat di Satgas. Jadi dalam seminggu minimal kita koordinasi tiga kali, baik di tingkat nasional, provinsi, hingga di tingkat kota," katanya.
Bima menyebut Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian dan para dirjen di kementerian tersebut melakukan pembinaan dan komunikasi dengan sangat baik kepada kepala daerah.
Dengan rantai koordinasi yang rapi tersebut, lanjut Bima, menjadikan penanganan COVID-19 di Tanah Air cukup berhasil dalam menekan kasus secara drastis.
“Mungkin ini yang membedakan Indonesia dengan Singapura, Filipina, Thailand, dan bahkan mungkin negara-negara lain yang COVID-19-nya sedang mewabah kembali seperti Australia, Jepang, dan Korea Selatan,” katanya.
Pada kesempatan tersebut, Bima Arya mengapresiasi kinerja Menteri Kesehatan, TNI/Polri, dan semua birokrasi yang bergerak mempercepat proses vaksinasi.
Baca juga: Apeksi menyampaikan usulan jenis transfer ke daerah untuk RUU HKPD
Baca juga: Apeksi usulkan terkait pengaturan pajak daerah pada RUU HKPD
Baca juga: Ketua Apeksi ingatkan potensi gejolak sosial di masyarakat bawah
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
Ketua Umum DPP Apeksi yang juga Wali Kota Bogor Bima Arya dalam keterangannya di Bogor, Selasa, menyebutkan rantai komunikasi, koordinasi, dan kolaborasi yang rapi tersebut menjadikan penanganan COVID-19 di Tanah Air cukup berhasil menekan kasus secara drastis.
Apresiasi Apeksi juga disampaikan Bima Arya dalam rapat dengar pendapat dengan Komite I Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI di Senayan, Jakarta, pada Senin (20/9), membahas evaluasi penyelenggaraan pemerintah daerah pada masa pandemi COVID-19.
Bima Arya menegaskan terdapat dua faktor yang membuat Indonesia bisa "survive" dan mampu menangani pandemi COVID-19 saat ini, yakni kebijakan pemerintah yang prediktif dan kolaboratif.
Menurut dia, pemangku kepentingan yang dapat membangun dua pendekatan tersebut bisa "survive" pada pandemi COVID-19 saat ini.
"Pusat dan daerah harus bisa membaca prediksi ke depan trennya akan seperti apa sehingga bisa merumuskan pola kolaboratif yang tepat," katanya.
Bima menjelaskan kondisi di Indonesia saat ini yang sudah semakin membaik dalam penanganan COVID-19 karena kedua faktor tersebut.
“Bagaimana Satgas COVID-19 pusat berbagi. Ada Pak Airlangga, ada Pak Luhut yang bergerak secara rapi rantai komandonya ke bawah. Rapat dengan kami para kepala daerah secara daring minimal seminggu sekali,” katanya.
Bima menjelaskan Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan setiap pekan mengumpulkan kepala daerah, memberikan arahan, dan melakukan koordinasi mengenai penanganan COVID-19 di daerahnya masing-masing.
"Setelah itu ada arahan dari gubernur, baru kami rapat di Satgas. Jadi dalam seminggu minimal kita koordinasi tiga kali, baik di tingkat nasional, provinsi, hingga di tingkat kota," katanya.
Bima menyebut Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian dan para dirjen di kementerian tersebut melakukan pembinaan dan komunikasi dengan sangat baik kepada kepala daerah.
Dengan rantai koordinasi yang rapi tersebut, lanjut Bima, menjadikan penanganan COVID-19 di Tanah Air cukup berhasil dalam menekan kasus secara drastis.
“Mungkin ini yang membedakan Indonesia dengan Singapura, Filipina, Thailand, dan bahkan mungkin negara-negara lain yang COVID-19-nya sedang mewabah kembali seperti Australia, Jepang, dan Korea Selatan,” katanya.
Pada kesempatan tersebut, Bima Arya mengapresiasi kinerja Menteri Kesehatan, TNI/Polri, dan semua birokrasi yang bergerak mempercepat proses vaksinasi.
Baca juga: Apeksi menyampaikan usulan jenis transfer ke daerah untuk RUU HKPD
Baca juga: Apeksi usulkan terkait pengaturan pajak daerah pada RUU HKPD
Baca juga: Ketua Apeksi ingatkan potensi gejolak sosial di masyarakat bawah
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021