Ketua Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) Sunarso menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia yang positif pada kuartal II 2021 merupakan hasil orkestrasi kebijakan yang baik oleh pemerintah dan juga sinergi dari seluruh pihak yang terlibat.
"Pertumbuhan GDP growth 7,07 persen year on year ini merupakan keberhasilan kolaborasi dan orkestrasi kebijakan yang sangat baik, terutama yang awalnya kita rasakan bahwa pasarnya terdampak oleh pandemi dan tidak berjalan normal sehingga kita harapkan pemerintah turun tangan melalui berbagai kebijakan dan stimulus. Stimulus yang dirasakan oleh Himbara yakni government investment, government spending, dan government guarantee yang menurut saya pengaruhnya sangat signifikan terhadap pemulihan ekonomi nasional," ujar Sunarso dalam keterangan di Jakarta, Sabtu.
Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk itu mengatakan untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi nasional, BRI sendiri akan terus menyalurkan kredit, serta menyalurkan berbagai bantuan sosial dan berbagai stimulus dari pemerintah.
"Dalam penyaluran stimulus, Himbara memiliki peran yang sangat besar. Komponen keberhasilan stimulus di antaranya yakni anggaran, data, sistem dan komunikasi kepada publik," kata Sunarso.
Sunarso menambahkan tantangan dalam menjaga momenturm pertumbuhan tersebut adalah bagaimana BRI bisa beradaptasi dengan pandemi COVID-19. Hal-hal terkait penyelesaian di bidang kesehatan seperti vaksinasi dan penerapan protokol kesehatan yang ketat memang diperlukan, kemudian baru menumbuhkan bisnis. Untuk menumbuhkan bisnis, BRI akan tetap fokus di UMKM.
"Strateginya kami akan mencari di dua area. Pertama, (nasabah) yang eksisting kami naik kelas-kan. Kedua, kami cari sumber pertumbuhan baru yaitu mencari (nasabah) yang lebih kecil dari mikro. Maka kita akan tumbuh mencari pertumbuhan baru ke bawah, ini yang kita sebut go smaller (pinjaman lebih kecil), go shorter (dengan tenor yang pendek-pendek), dan go faster (melalui proses digitalisasi maka proses kredit menjadi lebih cepat). Dan tentunya pada akhirnya BRI ingin melayani masyarakat sebanyak mungkin, dengan biaya semurah mungkin," ujar Sunarso.
Senada, Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Darmawan Junaidi mengatakan pihaknya bersama-sama dengan bank Himbara lainnya tetap berkomitmen untuk mendukung kebijakan pemerintah dalam rangka pemulihan ekonomi nasional dengan turut membantu dunia usaha dalam menghadapi kesulitan di masa pandemi.
"Keberlanjutan pertumbuhan di 2021 akan terus meningkat, artinya optimisme semakin kuat. Kami akan terus sinergikan strategi untuk mendukung pertumbuhan di semester II 2021 dan tahun depan," ujar Darmawan.
Bank Mandiri optimis untuk menerapkan strategi bisnis yang mendukung pertumbuhan ke depan. Hal itu mengindikasikan bahwa perbankan dan dunia usaha sudah bergerak dari siklus bertahan dari dampak COVID-19 ke siklus pertumbuhan yang lebih tinggi.
Bergeraknya siklus tersebut memang terlihat pada kinerja bisnis yang baik pada semester I 2021 yang merupakan hasil dari implementasi strategi perseroan selama ini serta dukungan berbagai stimulus pemerintah dan anggota Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) lainnya seperti Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuanga (OJK) dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
Ke depan, kondisi ekonomi yang semakin kondusif diharapkan memacu pelaku usaha swasta dengan skala besar mulai merealisasikan investasinya untuk kemudian mendorong penguatan dari sisi permintaan, sehingga pertumbuhan ekonomi dan bisnis akan terus berlanjut pada semester II dan tahun depan.
Tidak berhenti di situ, Bank Mandiri sejak awal pandemi pun telah berkomitmen untuk menyediakan layanan keuangan digital yang terintegrasi bagi masyarakat retail maupun wholesale. Darmawan berharap, strategi ini dapat turut menjadi katalis pemulihan ekonomi Indonesia ke depan.
Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Royke Tumilaar mengatakan, UMKM menjadi salah satu mesin pertumbuhan atau “engine of growth” bagi pertumbuhan ekonomi di masa yang akan datang. Saat ini, terlihat dengan banyaknya UMKM yang berpotensi naik kelas dan bisa berkontribusi bagi pertumbuhan di masa depan.
"BNI akan mendukung pemain domestik. Semoga momentum ini bisa untuk akselerasi dengan mendukung UMKM. Bantuan berupa kucuran kredit sudah pasti akan diberikan. Namun tak hanya itu saja, akan ada bantuan dari sisi mendapatkan pembeli, promosi, hingga bagaimana membuat packaging. Dukungan bagi pemain domestik ini mutlak akan diberikan," ujar Royke.
Royke juga menyebutkan, saat ini, industri perbankan ditopang oleh empat hal dalam menjalankan bisnisnya. Pertama, digitalisasi perbankan, yang akan memotong cost of transaction, sehingga biaya layanan keuangan akan semakin murah. Kedua, pertumbuhan PDB yang didukung oleh pemulihan harga komoditas. Ketiga, terjadi recovery yang lebih cepat di negara - negara maju sehingga potensi penetrasi menjadi terbuka lebar. Keempat, suku bunga yang rendah. Seluruhnya mendukung ke arah pemulihan perekonomian.
"Kami di bank terus membuat program strategis bagaimana memanfaatkan digital platform agar memudahkan eksport. Dengan menggunakan jaringan kami untuk mempertemukan dengan UMKM dengan calon buyer. Kami juga akan mengoptimalkan BNI Xpora untuk memberdayakan UMKM yang belum bisa ekspor untuk berorientasi ekspor, serta jaringan BNI di luar negeri akan menjadi etalase eksportir, dan tempat untuk membuka pasar dengan buyer," ujarnya.
Selain itu BNI juga memanfaatkan momentum suku bunga rendah lewat digital platform untuk memudahkan eksportir dan non-eksportir. Untuk itu, BNI akan menggenjot kredit tidak hanya pada komoditas, melainkan sektor hilir (downstream) guna mengoptimalkan momentum dan memberikan nilai tambah (value added) untuk Indonesia.
"Banyak sekali strategi yang kami jalankan. BNI juga mempunyai jaringan luar negeri yang cukup banyak sehingga memudahkan UMKM dan eksportir besar untuk akselerasi opportunity yang ada," kata Royke.
Baca juga: Ekonomi 7,07 persen tunjukkan strategi pemulihan sudah benar
Baca juga: BPS: Ekonomi RI triwulan II-2021 tumbuh 7,07 persen
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
"Pertumbuhan GDP growth 7,07 persen year on year ini merupakan keberhasilan kolaborasi dan orkestrasi kebijakan yang sangat baik, terutama yang awalnya kita rasakan bahwa pasarnya terdampak oleh pandemi dan tidak berjalan normal sehingga kita harapkan pemerintah turun tangan melalui berbagai kebijakan dan stimulus. Stimulus yang dirasakan oleh Himbara yakni government investment, government spending, dan government guarantee yang menurut saya pengaruhnya sangat signifikan terhadap pemulihan ekonomi nasional," ujar Sunarso dalam keterangan di Jakarta, Sabtu.
Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk itu mengatakan untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi nasional, BRI sendiri akan terus menyalurkan kredit, serta menyalurkan berbagai bantuan sosial dan berbagai stimulus dari pemerintah.
"Dalam penyaluran stimulus, Himbara memiliki peran yang sangat besar. Komponen keberhasilan stimulus di antaranya yakni anggaran, data, sistem dan komunikasi kepada publik," kata Sunarso.
Sunarso menambahkan tantangan dalam menjaga momenturm pertumbuhan tersebut adalah bagaimana BRI bisa beradaptasi dengan pandemi COVID-19. Hal-hal terkait penyelesaian di bidang kesehatan seperti vaksinasi dan penerapan protokol kesehatan yang ketat memang diperlukan, kemudian baru menumbuhkan bisnis. Untuk menumbuhkan bisnis, BRI akan tetap fokus di UMKM.
"Strateginya kami akan mencari di dua area. Pertama, (nasabah) yang eksisting kami naik kelas-kan. Kedua, kami cari sumber pertumbuhan baru yaitu mencari (nasabah) yang lebih kecil dari mikro. Maka kita akan tumbuh mencari pertumbuhan baru ke bawah, ini yang kita sebut go smaller (pinjaman lebih kecil), go shorter (dengan tenor yang pendek-pendek), dan go faster (melalui proses digitalisasi maka proses kredit menjadi lebih cepat). Dan tentunya pada akhirnya BRI ingin melayani masyarakat sebanyak mungkin, dengan biaya semurah mungkin," ujar Sunarso.
Senada, Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Darmawan Junaidi mengatakan pihaknya bersama-sama dengan bank Himbara lainnya tetap berkomitmen untuk mendukung kebijakan pemerintah dalam rangka pemulihan ekonomi nasional dengan turut membantu dunia usaha dalam menghadapi kesulitan di masa pandemi.
"Keberlanjutan pertumbuhan di 2021 akan terus meningkat, artinya optimisme semakin kuat. Kami akan terus sinergikan strategi untuk mendukung pertumbuhan di semester II 2021 dan tahun depan," ujar Darmawan.
Bank Mandiri optimis untuk menerapkan strategi bisnis yang mendukung pertumbuhan ke depan. Hal itu mengindikasikan bahwa perbankan dan dunia usaha sudah bergerak dari siklus bertahan dari dampak COVID-19 ke siklus pertumbuhan yang lebih tinggi.
Bergeraknya siklus tersebut memang terlihat pada kinerja bisnis yang baik pada semester I 2021 yang merupakan hasil dari implementasi strategi perseroan selama ini serta dukungan berbagai stimulus pemerintah dan anggota Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) lainnya seperti Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuanga (OJK) dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
Ke depan, kondisi ekonomi yang semakin kondusif diharapkan memacu pelaku usaha swasta dengan skala besar mulai merealisasikan investasinya untuk kemudian mendorong penguatan dari sisi permintaan, sehingga pertumbuhan ekonomi dan bisnis akan terus berlanjut pada semester II dan tahun depan.
Tidak berhenti di situ, Bank Mandiri sejak awal pandemi pun telah berkomitmen untuk menyediakan layanan keuangan digital yang terintegrasi bagi masyarakat retail maupun wholesale. Darmawan berharap, strategi ini dapat turut menjadi katalis pemulihan ekonomi Indonesia ke depan.
Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Royke Tumilaar mengatakan, UMKM menjadi salah satu mesin pertumbuhan atau “engine of growth” bagi pertumbuhan ekonomi di masa yang akan datang. Saat ini, terlihat dengan banyaknya UMKM yang berpotensi naik kelas dan bisa berkontribusi bagi pertumbuhan di masa depan.
"BNI akan mendukung pemain domestik. Semoga momentum ini bisa untuk akselerasi dengan mendukung UMKM. Bantuan berupa kucuran kredit sudah pasti akan diberikan. Namun tak hanya itu saja, akan ada bantuan dari sisi mendapatkan pembeli, promosi, hingga bagaimana membuat packaging. Dukungan bagi pemain domestik ini mutlak akan diberikan," ujar Royke.
Royke juga menyebutkan, saat ini, industri perbankan ditopang oleh empat hal dalam menjalankan bisnisnya. Pertama, digitalisasi perbankan, yang akan memotong cost of transaction, sehingga biaya layanan keuangan akan semakin murah. Kedua, pertumbuhan PDB yang didukung oleh pemulihan harga komoditas. Ketiga, terjadi recovery yang lebih cepat di negara - negara maju sehingga potensi penetrasi menjadi terbuka lebar. Keempat, suku bunga yang rendah. Seluruhnya mendukung ke arah pemulihan perekonomian.
"Kami di bank terus membuat program strategis bagaimana memanfaatkan digital platform agar memudahkan eksport. Dengan menggunakan jaringan kami untuk mempertemukan dengan UMKM dengan calon buyer. Kami juga akan mengoptimalkan BNI Xpora untuk memberdayakan UMKM yang belum bisa ekspor untuk berorientasi ekspor, serta jaringan BNI di luar negeri akan menjadi etalase eksportir, dan tempat untuk membuka pasar dengan buyer," ujarnya.
Selain itu BNI juga memanfaatkan momentum suku bunga rendah lewat digital platform untuk memudahkan eksportir dan non-eksportir. Untuk itu, BNI akan menggenjot kredit tidak hanya pada komoditas, melainkan sektor hilir (downstream) guna mengoptimalkan momentum dan memberikan nilai tambah (value added) untuk Indonesia.
"Banyak sekali strategi yang kami jalankan. BNI juga mempunyai jaringan luar negeri yang cukup banyak sehingga memudahkan UMKM dan eksportir besar untuk akselerasi opportunity yang ada," kata Royke.
Baca juga: Ekonomi 7,07 persen tunjukkan strategi pemulihan sudah benar
Baca juga: BPS: Ekonomi RI triwulan II-2021 tumbuh 7,07 persen
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021