Petambak garam di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, belum bisa memproduksi garam rakyat, karena sampai saat ini cuaca masih sering turun hujan dengan intensitas cukup tinggi.
"Sekarang belum bisa produksi, karena masih ada hujan," kata seorang petambak garam asal Kabupaten Cirebon Saepudin di Cirebon, Senin.
Ia mengatakan biasanya pada bulan Juni, para petambak garam di Kabupaten Cirebon, sudah mulai mempersiapkan lahan untuk memproduksi garam, tetapi kali ini belum bisa dilakukan, mengingat masih ada hujan yang mengguyur daerah tersebut, sehingga petambak tidak bisa mengolah lahannya.
Menurutnya, ketika akan menyiapkan lahan, cuaca harus benar-benar terik, sehingga air laut yang dimasukkan ke areal tambak garam tidak tercampur dengan air hujan.
"Kalau sekarang kita masih menunggu, dan ketika sudah tidak ada hujan lagi, maka akan langsung menggarap lahan untuk garam," tuturnya.
Sementara petambak garam lainnya Ismail Marzuki mengatakan selain cuaca yang belum masuk musim kemarau, air laut juga masih sering pasang, sehingga tidak dimungkinkan untuk memproduksi garam.
"Selain masih ada hujan, air rob juga masih besar, sehingga tidak dimungkinkan untuk memproduksi garam," katanya.
Kalau dipaksakan produksi, sebagaimana pernah terjadi sebelumnya malah akan membuat kerugian sendiri, kata Ismail.
Baca juga: Pemerintah dorong pengembangan pabrik percontohan garam industri
Baca juga: Menteri Trenggono: Impor garam diputuskan bila ada kekurangan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
"Sekarang belum bisa produksi, karena masih ada hujan," kata seorang petambak garam asal Kabupaten Cirebon Saepudin di Cirebon, Senin.
Ia mengatakan biasanya pada bulan Juni, para petambak garam di Kabupaten Cirebon, sudah mulai mempersiapkan lahan untuk memproduksi garam, tetapi kali ini belum bisa dilakukan, mengingat masih ada hujan yang mengguyur daerah tersebut, sehingga petambak tidak bisa mengolah lahannya.
Menurutnya, ketika akan menyiapkan lahan, cuaca harus benar-benar terik, sehingga air laut yang dimasukkan ke areal tambak garam tidak tercampur dengan air hujan.
"Kalau sekarang kita masih menunggu, dan ketika sudah tidak ada hujan lagi, maka akan langsung menggarap lahan untuk garam," tuturnya.
Sementara petambak garam lainnya Ismail Marzuki mengatakan selain cuaca yang belum masuk musim kemarau, air laut juga masih sering pasang, sehingga tidak dimungkinkan untuk memproduksi garam.
"Selain masih ada hujan, air rob juga masih besar, sehingga tidak dimungkinkan untuk memproduksi garam," katanya.
Kalau dipaksakan produksi, sebagaimana pernah terjadi sebelumnya malah akan membuat kerugian sendiri, kata Ismail.
Baca juga: Pemerintah dorong pengembangan pabrik percontohan garam industri
Baca juga: Menteri Trenggono: Impor garam diputuskan bila ada kekurangan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021