Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan rumah sakit umum di Kabupaten Garut kekurangan alat bantu pernapasan untuk pasien COVID-19 sehingga perlu dipasok oleh provinsi agar alat tersebut tersedia aman.
"Saya lihat memang di Garut ada kekurangan alat untuk membantu pernapasan, dua hari ini akan saya rapatkan untuk kita beli dan serahkan ke Garut," kata Gubernur usai meninjau kondisi RSUD Dr Slamet Garut, Jumat.
Ia menuturkan Pemerintah Provinsi Jabar segera melakukan rapat untuk pengadaan alat pernapasan atau oksigen bagi pasien COVID-19 yang ditangani oleh RSUD maupun rumah sakit swasta di Garut.
Setelah alat pernapasan tersedia, kata dia, selanjutnya Bupati Garut yang mengatur langsung untuk penyediaan alatnya yang tidak hanya tersedia di rumah sakit pemerintah melainkan juga untuk rumah sakit swasta.
"Nanti diatur oleh Pak Bupati si alatnya ada yang di RSUD ada yang di rumah sakit swasta, supaya rumah sakit swasta jangan hanya merawat yang sedang, yang berat pun bisa dirawat di rumah sakit swasta," katanya.
Terkait ketersediaan oksigen di daerah lain, kata Gubernur, berdasarkan laporan di lapangan masih aman untuk tiga sampai empat hari ke depan, meski ada satu dua daerah yang kekurangan namun kondisinya masih bisa diatasi oleh pemerintah daerah.
"Saya kira bisa diselesaikan dulu oleh Pak Bupati, nanti Pak Bupati sudah bendera putih baru sama provinsi," katanya.
Baca juga: 11 tenaga kesehatan di Garut meninggal setelah terpapar COVID-19
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Garut Maskut Farid menambahkan kasus wabah COVID-19 terjadi peningkatan yang akhirnya banyak pasien harus dirawat untuk mendapatkan penanganan medis.
Situasi saat ini, kata dia, dihadapkan dengan sulitnya mendapatkan pasokan alat oksigen untuk membantu pernapasan pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit sejak beberapa hari ke belakang.
"Jadi memang sekarang (oksigen) agak susah, tapi diusahakan didrop secepatnya," katanya.
Ia mengungkapkan kondisi sama tidak adanya stok alat oksigen juga dikeluhkan sejumlah puskesmas, kondisi tersebut secepatnya akan diselesaikan agar pelayanan medis tetap maksimal.
"Mudah-mudahan tidak ada kekosongan oksigen di puskesmas, kemarin sempat kosong, di pasaran kosong," katanya.**
Baca juga: Wakil Bupati Garut dukung proses hukum pemukul perawat puskesmas
Baca juga: Satu pasien COVID-19 di Garut sulit dapat kamar RS hingga meninggal
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
"Saya lihat memang di Garut ada kekurangan alat untuk membantu pernapasan, dua hari ini akan saya rapatkan untuk kita beli dan serahkan ke Garut," kata Gubernur usai meninjau kondisi RSUD Dr Slamet Garut, Jumat.
Ia menuturkan Pemerintah Provinsi Jabar segera melakukan rapat untuk pengadaan alat pernapasan atau oksigen bagi pasien COVID-19 yang ditangani oleh RSUD maupun rumah sakit swasta di Garut.
Setelah alat pernapasan tersedia, kata dia, selanjutnya Bupati Garut yang mengatur langsung untuk penyediaan alatnya yang tidak hanya tersedia di rumah sakit pemerintah melainkan juga untuk rumah sakit swasta.
"Nanti diatur oleh Pak Bupati si alatnya ada yang di RSUD ada yang di rumah sakit swasta, supaya rumah sakit swasta jangan hanya merawat yang sedang, yang berat pun bisa dirawat di rumah sakit swasta," katanya.
Terkait ketersediaan oksigen di daerah lain, kata Gubernur, berdasarkan laporan di lapangan masih aman untuk tiga sampai empat hari ke depan, meski ada satu dua daerah yang kekurangan namun kondisinya masih bisa diatasi oleh pemerintah daerah.
"Saya kira bisa diselesaikan dulu oleh Pak Bupati, nanti Pak Bupati sudah bendera putih baru sama provinsi," katanya.
Baca juga: 11 tenaga kesehatan di Garut meninggal setelah terpapar COVID-19
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Garut Maskut Farid menambahkan kasus wabah COVID-19 terjadi peningkatan yang akhirnya banyak pasien harus dirawat untuk mendapatkan penanganan medis.
Situasi saat ini, kata dia, dihadapkan dengan sulitnya mendapatkan pasokan alat oksigen untuk membantu pernapasan pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit sejak beberapa hari ke belakang.
"Jadi memang sekarang (oksigen) agak susah, tapi diusahakan didrop secepatnya," katanya.
Ia mengungkapkan kondisi sama tidak adanya stok alat oksigen juga dikeluhkan sejumlah puskesmas, kondisi tersebut secepatnya akan diselesaikan agar pelayanan medis tetap maksimal.
"Mudah-mudahan tidak ada kekosongan oksigen di puskesmas, kemarin sempat kosong, di pasaran kosong," katanya.**
Baca juga: Wakil Bupati Garut dukung proses hukum pemukul perawat puskesmas
Baca juga: Satu pasien COVID-19 di Garut sulit dapat kamar RS hingga meninggal
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021