Warga di Kecamatan Naringgul, Cianjur, Jawa Barat, melihat kelompok Owa Jawa hewan primata yang dilindungi karena jumlahnya yang semakin berkurang di sejumlah wilayah endemik di Pulau Jawa termasuk kawasan hutan lindung di Jabar.
Petugas Kehutanan bagian penyadapan getah pinus Perhutani Cianjur, Nanang saat dihubungi di Cianjur, Jumat, mengatakan pertama kali melihat kelompok Owa Jawa dua tahun yang lalu di kawasan Hutan Lindung Gunung Pabeasan di Kecamatan Naringgul, saat itu, dia hanya melihat beberapa ekor Owa Jawa bergelantungan di atas dahan pohon.
"Setelah dua tahun, saya melihat lagi beberapa hari lalu, ada 10 ekor Owa Jawa di hutan milik Perhutani yang berdekatan dengan kawasan lindung. Seekor di antaranya membawa anaknya, kalau melihat dari jumlah kelompok, kemungkinan di hutan lindung wilayah Naringgul, masih banyak populasinya," kata Nanang.
Ia menjelaskan telah berkoordinasi dengan rekannya di Badan Konserfasi Sumberdaya Alam (BKSDA) Gunung Simpang terkait keberadaan hewan langka yang jumlah bertambah setelah dua tahun tidak pernah terlihat. Bahkan pihaknya mengimbau warga atau penyadap getah pinus untuk tidak mengganggu keberadaan primata tersebut.
Pasalnya setelah dua tahun tidak melihat hewan yang dilindungi itu, dirinya mendapati jumlahnya bertambah dan membawa seekor Owa Jawa muda. "Kami berharap jumlahnya terus bertambah dan tidak ada yang yang memburunya," kata Nanang.
Sementara tokoh masyarakat Kecamatan Naringgul, Jajang mengatakan selama ini kelompok Owa Jawa, banyak terlihat bergelantungan di sejumlah hutan di kawasan tersebut, tidak hanya di kawasan berkemah Gunung Pabeasan, namun beberapa ekor primata tersebut, terlihat di kawasan hutan lindung Gunung Bodas.
"Kami tidak bisa memastikan berapa banyak populasinya di hutan milik perhutani dan hutan lindung yang dibawahi BKSDA Gunung Simpang. Namun kami juga sering melihat beberapa tahun terakhir kelompok Owa Jawa di Gunung Bodas, sekitar 5 ekor," katanya.
Dia berharap kehadiran primata langka dan dilindungi negara itu, dapat menambah koleksi dan keunikan obyek wisata di wilayah Naringgul khususnya Gunung Pabeasan yang kerap didatangi mahasiswa dan peniliti hewan dari berbagai daerah di Indonesia.
"Harapan kami, Gunung Pabeasan dapat menjadi obyek wisata unggulan sekaligus wisata pendidikan karena terdapat primata langka yang jumlahnya semakin berkurang, sehingga wisatawan akan merasa penasaran kalau belum melihat populasi Owa Jawa yang sejak satu bulan terakhir kerap terlihat," katanya.
Baca juga: Pertamina EP habituasi sepasang Owa Jawa ke kawasan Gunung Puntang Bandung
Baca juga: BKSDA Garut rehabilitasi Owa Jawa peliharaan warga
Baca juga: Sekda Jabar Pimpin Pelepasliaran Owa Jawa
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
Petugas Kehutanan bagian penyadapan getah pinus Perhutani Cianjur, Nanang saat dihubungi di Cianjur, Jumat, mengatakan pertama kali melihat kelompok Owa Jawa dua tahun yang lalu di kawasan Hutan Lindung Gunung Pabeasan di Kecamatan Naringgul, saat itu, dia hanya melihat beberapa ekor Owa Jawa bergelantungan di atas dahan pohon.
"Setelah dua tahun, saya melihat lagi beberapa hari lalu, ada 10 ekor Owa Jawa di hutan milik Perhutani yang berdekatan dengan kawasan lindung. Seekor di antaranya membawa anaknya, kalau melihat dari jumlah kelompok, kemungkinan di hutan lindung wilayah Naringgul, masih banyak populasinya," kata Nanang.
Ia menjelaskan telah berkoordinasi dengan rekannya di Badan Konserfasi Sumberdaya Alam (BKSDA) Gunung Simpang terkait keberadaan hewan langka yang jumlah bertambah setelah dua tahun tidak pernah terlihat. Bahkan pihaknya mengimbau warga atau penyadap getah pinus untuk tidak mengganggu keberadaan primata tersebut.
Pasalnya setelah dua tahun tidak melihat hewan yang dilindungi itu, dirinya mendapati jumlahnya bertambah dan membawa seekor Owa Jawa muda. "Kami berharap jumlahnya terus bertambah dan tidak ada yang yang memburunya," kata Nanang.
Sementara tokoh masyarakat Kecamatan Naringgul, Jajang mengatakan selama ini kelompok Owa Jawa, banyak terlihat bergelantungan di sejumlah hutan di kawasan tersebut, tidak hanya di kawasan berkemah Gunung Pabeasan, namun beberapa ekor primata tersebut, terlihat di kawasan hutan lindung Gunung Bodas.
"Kami tidak bisa memastikan berapa banyak populasinya di hutan milik perhutani dan hutan lindung yang dibawahi BKSDA Gunung Simpang. Namun kami juga sering melihat beberapa tahun terakhir kelompok Owa Jawa di Gunung Bodas, sekitar 5 ekor," katanya.
Dia berharap kehadiran primata langka dan dilindungi negara itu, dapat menambah koleksi dan keunikan obyek wisata di wilayah Naringgul khususnya Gunung Pabeasan yang kerap didatangi mahasiswa dan peniliti hewan dari berbagai daerah di Indonesia.
"Harapan kami, Gunung Pabeasan dapat menjadi obyek wisata unggulan sekaligus wisata pendidikan karena terdapat primata langka yang jumlahnya semakin berkurang, sehingga wisatawan akan merasa penasaran kalau belum melihat populasi Owa Jawa yang sejak satu bulan terakhir kerap terlihat," katanya.
Baca juga: Pertamina EP habituasi sepasang Owa Jawa ke kawasan Gunung Puntang Bandung
Baca juga: BKSDA Garut rehabilitasi Owa Jawa peliharaan warga
Baca juga: Sekda Jabar Pimpin Pelepasliaran Owa Jawa
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021