Bandung, 18/10 (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar meminta dukungan UNESCO untuk acara Konferensi Internasional Filosofi dan Kebudayaan dari Peradaban Sunda, yang rencananya akan dilaksanakan pada 25-27 Oktober 2010, di Bogor.

Bentuk dukungan dari UNESCO untuk konferensi tersebut dilakukan oleh Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, dengan mengundang Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO, Prof dr H Arief Rachman, di Gedung Pakuan Bandung, Senin.

"Tadi kita meminta dukungan dari Pak Arief Rachman selaku perwakilan UNESCO untuk Indonesia untuk acara Konferensi Internasional tentang Filosofi dan Kebudayaan dari Peradaban Sunda," kata Ahmad Heryawan kepada para wartawan.

Selain itu, Gubernur Jabar juga sangat menyambut baik rencana UNESCO yang akan mengukuhkan angklung sebagai salah satu warisan budaya dunia atau "World Intangible Heritage" dari Indonesia pada bulan November 2010.

"Tentunya sangat menyambut baik dengan dikukuhkanya angklung sebagai salah satu warisan budaya dunia atau "World Intangible Heritage" oleh UNESCO
Pihaknya berharap ke depannya angklung bisa menjadi seni budaya asal Jawa Barat yang hadir di semua sekolah.

Sementara itu, Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO, Prof dr H Arief Rachman, membenarkan bahwa dirinya diminta Dinas Pariwisata Kebudayaan dan Gubernur Jawa Barat untuk mendukung acara Konferensi Internasional tentang Filosofi dan Kebudayaan dari Peradaban Sunda.

"Saya selaku ketua harian, diminta dukungan oleh Dewan Pariwisata dan Budaya Pemprov Jabar untuk mendukung adanya rencana konferensi internasional tentang filosofi dan kebudayaan dari peradaban sunda yang sudah lama," ujar H Arief Rachman.

Ia menjelaskan, maksud dari diadakan konferensi internasional tersebut ialah untuk memperkokoh indetifikasi dari kebudayaan sunda di dalam kerangka indentifikasi seluruh kebudayaan Indonesia," katanya.

Dalam konferensi tersebut, nantinya akan digelar acara yang memayungi kebhinekanaan Indonesia yang menampilkan budaya sunda tanpa menonjolkan kesukuan.

Ia menambahkan, acara tersebut juga digelar agar masyarakat sunda bisa lebih mencintai dan memiliki rasa kebanggaan terhadap budayanya sendiri.

"Saya pribadi merasa miris, karena saat ini banyak bentuk budaya sunda seperti tulisan sunda yang malah dikuasi oleh orang non sunda. Oleh karena itu, saya berharap konferensi ini bisa mengatasi masalah tersebut," ujarnya.*
(KR-ASJ/Y008)

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2010