PT PLN (Persero) Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan Bekasi, Jawa Barat kuartal I 2021 membukukan pendapatan sekitar Rp1,3 triliun berkat sejumlah program efisiensi di tengah masa pemulihan ekonomi imbas pandemi COVID-19.
"Berkat efisiensi program, kami membukukan pendapatan sebesar Rp1,38 triliun pada kuartal I 2021," kata Manajer PLN UP3 Bekasi Ririn Rachmawardini di Bekasi, Selasa.
Pencapaian ini berkat efisiensi di sisi teknis dan operasional serta inovasi-inovasi melalui program transformasi di tubuh PLN yang mulai dijalankan sejak April 2020.
Efisiensi tersebut, kata dia, membuat kinerja keuangan PLN meningkat secara signifikan di tengah masa pemulihan ekonomi sebagai imbas pandemi.
Ririn menyebut pendapatan Rp1,3 triliun itu dihasilkan dari total sebanyak 930.430 pelanggan dengan jumlah penjualan listrik unitnya yang mencapai 1,165 Giga Watt hour (GWh) atau Kilowatt-jam.
Menurut dia peningkatan keuntungan dari hasil pendapatan ini membuktikan keberhasilan program transformasi PLN pascapandemi.
"PLN dapat membukukan laba bersihnya meskipun sebagian besar bisnis tengah berhadapan dengan pandemi COVID-19 yang juga menyebabkan perekonomian nasional menurun," katanya.
Sementara itu, Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini mengungkapkan pada tahun 2020 perusahaan mencatat laba bersih sebesar Rp5,9 triliun, naik 38,6 persen dibandingkan laba bersih tahun 2019 sebesar Rp4,3 triliun.
Laba bersih PLN 2020 tersebut dapat bertambah sebesar Rp13,6 triliun apabila tidak mempertimbangkan pencatatan unrealised loss selisih kurs sebesar Rp7,7 triliun serta tambahan pengakuan pendapatan dari penyambungan pelanggan sebesar Rp5,9 triliun, jika pencatatannya dilakukan sama seperti tahun 2019 yang belum menerapkan PSAK 72.
Zulkifli menyebut program transformasi terbukti mampu memperkuat daya tahan PLN di situasi pandemi hingga membukukan peningkatan laba bersih dari total pendapatan usaha sebesar Rp345,4 triliun.
Meliputi pendapatan penjualan tenaga listrik Rp274,9 triliun termasuk subsidi stimulus COVID-19 sebesar Rp13,8 triliun yang membantu 33 juta pelanggan. Kemudian pendapatan subsidi sebesar Rp48 triliun yang menjangkau 37 juta pelanggan dan kompensasi Rp17,9 triliun untuk 42 juta pelanggan.
"Pencapaian ini merupakan hasil dari transformasi PLN yang berfokus pada peningkatan pendapatan dan menurunkan biaya pokok penyediaan, serta peningkatan layanan. Korporasi beralih dari strategi supply driven ke demand driven, inovasi-inovasi menciptakan kebutuhan dari pelanggan baru dan eksisting, dan digitalisasi untuk menekan Biaya Pokok Penyediaan Listrik," kata Zulkifli.
Baca juga: PLN Cikarang catat kenaikan penjualan sebesar 6,61 persen
Baca juga: PLN Bekasi sosialisasi program kepada wakil rakyat
Baca juga: PLN Bekasi dukung Super Electrilife-Super Hemat UMKM selama pandemi
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
"Berkat efisiensi program, kami membukukan pendapatan sebesar Rp1,38 triliun pada kuartal I 2021," kata Manajer PLN UP3 Bekasi Ririn Rachmawardini di Bekasi, Selasa.
Pencapaian ini berkat efisiensi di sisi teknis dan operasional serta inovasi-inovasi melalui program transformasi di tubuh PLN yang mulai dijalankan sejak April 2020.
Efisiensi tersebut, kata dia, membuat kinerja keuangan PLN meningkat secara signifikan di tengah masa pemulihan ekonomi sebagai imbas pandemi.
Ririn menyebut pendapatan Rp1,3 triliun itu dihasilkan dari total sebanyak 930.430 pelanggan dengan jumlah penjualan listrik unitnya yang mencapai 1,165 Giga Watt hour (GWh) atau Kilowatt-jam.
Menurut dia peningkatan keuntungan dari hasil pendapatan ini membuktikan keberhasilan program transformasi PLN pascapandemi.
"PLN dapat membukukan laba bersihnya meskipun sebagian besar bisnis tengah berhadapan dengan pandemi COVID-19 yang juga menyebabkan perekonomian nasional menurun," katanya.
Sementara itu, Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini mengungkapkan pada tahun 2020 perusahaan mencatat laba bersih sebesar Rp5,9 triliun, naik 38,6 persen dibandingkan laba bersih tahun 2019 sebesar Rp4,3 triliun.
Laba bersih PLN 2020 tersebut dapat bertambah sebesar Rp13,6 triliun apabila tidak mempertimbangkan pencatatan unrealised loss selisih kurs sebesar Rp7,7 triliun serta tambahan pengakuan pendapatan dari penyambungan pelanggan sebesar Rp5,9 triliun, jika pencatatannya dilakukan sama seperti tahun 2019 yang belum menerapkan PSAK 72.
Zulkifli menyebut program transformasi terbukti mampu memperkuat daya tahan PLN di situasi pandemi hingga membukukan peningkatan laba bersih dari total pendapatan usaha sebesar Rp345,4 triliun.
Meliputi pendapatan penjualan tenaga listrik Rp274,9 triliun termasuk subsidi stimulus COVID-19 sebesar Rp13,8 triliun yang membantu 33 juta pelanggan. Kemudian pendapatan subsidi sebesar Rp48 triliun yang menjangkau 37 juta pelanggan dan kompensasi Rp17,9 triliun untuk 42 juta pelanggan.
"Pencapaian ini merupakan hasil dari transformasi PLN yang berfokus pada peningkatan pendapatan dan menurunkan biaya pokok penyediaan, serta peningkatan layanan. Korporasi beralih dari strategi supply driven ke demand driven, inovasi-inovasi menciptakan kebutuhan dari pelanggan baru dan eksisting, dan digitalisasi untuk menekan Biaya Pokok Penyediaan Listrik," kata Zulkifli.
Baca juga: PLN Cikarang catat kenaikan penjualan sebesar 6,61 persen
Baca juga: PLN Bekasi sosialisasi program kepada wakil rakyat
Baca juga: PLN Bekasi dukung Super Electrilife-Super Hemat UMKM selama pandemi
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021