Pemerintah menargetkan penggunaan vaksin corona buatan dalam negeri yakni Vaksin Merah Putih mulai semester pertama tahun 2022 menyusul perkembangan proses produksi yang signifikan dari aspek penelitian vaksin.
"Targetnya semester satu tahun depan sudah bisa diikutkan pada program vaksinasi massal," kata Menteri Riset dan Teknologi Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro saat menghadiri pengukuhan pengurus Alumni Amerika Serikat di Distrik 1 Meikarta, Cikarang, Kabupaten Bekasi, Kamis.
Bambang menjelaskan saat ini Lembaga Biologi Molekuler Eijikman telah menyiapkan bibit vaksin subnit protein hingga menyelesaikan ekspresi ragi.
"Begitu juga dengan Universitas Airlangga yang akan melakukan uji praklinis sebelum masuk pada manufaktur," katanya.
Kementerian Riset dan Teknologi, kata dia, terus mendorong percepatan proses produksi guna mewujudkan target tersebut.
Menurut dia kendala utama ada di PT Bio Farma yang ditunjuk sebagai lokasi produksi vaksin mengingat kapasitas yang masih belum mencukupi.
"Namun kini sudah ada kandidat baru sebagai tempat produksi vaksin merah putih ini," ungkapnya.
Bambang mengajak pihak swasta turut berkontribusi dalam proses produksi massal vaksin merah putih agar dapat menjangkau kebutuhan vaksin corona bagi masyarakat.
"Baru mulai masuk, butuh waktu. Izin terlebih dahulu ke BPOM kemudian belajar bagaimana bisa memproduksi," katanya.
Bambang juga memastikan proyek pengembangan vaksin dalam negeri itu tidak terpengaruh oleh mutasi baru COVID-19 sebab pengembangan penelitian vaksin ini terus dilakukan agar menghasilkan vaksin yang ampuh mengatasi mutasi virus tersebut.
"Inikan justru jadi peluang bagi kita untuk membuat dan menggabungkan. Jadi tidak akan pengaruh adanya varian baru," kata dia.
Baca juga: Lembaga Eijkman: Mutasi virus jadi tantangan pengembangan Vaksin Merah Putih
Baca juga: Menristek: Vaksin Merah Putih untuk semua umur warga Indonesia
Baca juga: Eijkman serahkan bibit vaksin Merah Putih ke Bio Farma pada akhir Maret 2021
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
"Targetnya semester satu tahun depan sudah bisa diikutkan pada program vaksinasi massal," kata Menteri Riset dan Teknologi Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro saat menghadiri pengukuhan pengurus Alumni Amerika Serikat di Distrik 1 Meikarta, Cikarang, Kabupaten Bekasi, Kamis.
Bambang menjelaskan saat ini Lembaga Biologi Molekuler Eijikman telah menyiapkan bibit vaksin subnit protein hingga menyelesaikan ekspresi ragi.
"Begitu juga dengan Universitas Airlangga yang akan melakukan uji praklinis sebelum masuk pada manufaktur," katanya.
Kementerian Riset dan Teknologi, kata dia, terus mendorong percepatan proses produksi guna mewujudkan target tersebut.
Menurut dia kendala utama ada di PT Bio Farma yang ditunjuk sebagai lokasi produksi vaksin mengingat kapasitas yang masih belum mencukupi.
"Namun kini sudah ada kandidat baru sebagai tempat produksi vaksin merah putih ini," ungkapnya.
Bambang mengajak pihak swasta turut berkontribusi dalam proses produksi massal vaksin merah putih agar dapat menjangkau kebutuhan vaksin corona bagi masyarakat.
"Baru mulai masuk, butuh waktu. Izin terlebih dahulu ke BPOM kemudian belajar bagaimana bisa memproduksi," katanya.
Bambang juga memastikan proyek pengembangan vaksin dalam negeri itu tidak terpengaruh oleh mutasi baru COVID-19 sebab pengembangan penelitian vaksin ini terus dilakukan agar menghasilkan vaksin yang ampuh mengatasi mutasi virus tersebut.
"Inikan justru jadi peluang bagi kita untuk membuat dan menggabungkan. Jadi tidak akan pengaruh adanya varian baru," kata dia.
Baca juga: Lembaga Eijkman: Mutasi virus jadi tantangan pengembangan Vaksin Merah Putih
Baca juga: Menristek: Vaksin Merah Putih untuk semua umur warga Indonesia
Baca juga: Eijkman serahkan bibit vaksin Merah Putih ke Bio Farma pada akhir Maret 2021
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021