Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat (Jabar) mendorong Pemprov Jabar untuk membuat sebuah kajian mendalam terkait perluasan area wilayah penghasil teh karena saat ini wilayah penghasil teh masih didominasi dari Jawa Barat bagian Selatan.

"Untuk meningkatkan kuantitas ekspor komoditas teh Jawa Barat, pemprov harus miliki kajian mendalam terkait perluasan area wilayah penghasil teh. Saat ini, wilayah penghasil teh masih didominasi dari wilayah Jawa Barat Selatan," kata anggota Komisi II DPRD Provinsi Jawa Barat Yuningsih, Sabtu.

Yuningsih mengatakan Jawa Barat terdiri dari wilayah utara dan selatan dan perkebunan teh banyak tersebar di wilayah selatan.

"Semoga ke depan ada kajian untuk memperluas perkebunan teh sehingga tidak hanya di wilayah selatan saja" kata Yuningsih.

DPRD Jawa Barat, kata dia, akan terus melakukan komunikasi dengan pihak-pihak terkait untuk mengawal eksistensi teh Jawa Barat.

"Kami komisi dua akan terus mengawal tidak hanya pengawalan di kualitas, tapi juga mungkin fasilitasi permodalan yang ditujukan kepada petani. Karena hakikatnya eksekutor untuk melakukan fasilitasi terdapat di dinas terkait tetapi kebijakan ada di komisi dua," kata dia.

Pihaknya juga mengapresiasi prestasi Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang telah melakukan ekspor 20 ton teh asli Jabar ke Uni Emirat Arab dengan nilai Rp614 juta beberapa waktu lalu.

Sebelumnya, produk pertanian Jawa Barat kembali tembus pasar internasional. Kali ini 20 ton teh asli Jabar diekspor ke Uni Emirat Arab dengan nilai Rp614 juta.

Ekspor teh dilepas langsung oleh Gubernur Jabar Ridwan Kamil di halaman Gedung Pakuan Bandung, Jumat (26/3).

Kang Emil, mengatakan, ekspor teh membuktikan bahwa sektor pangan paling tangguh terhadap COVID-19 sekaligus membuktikan teh masih menjadi komoditas primadona dari Jabar selain kopi.

"Kita masih terus memproduksi pertanian walaupun dalam kondisi COVID-19 karena sektor ini terbukti tangguh," katanya.

Bahkan sejauh ini ekspor produk pertanian dan perkebunan Jabar masih yang tertinggi di Indonesia.

Khusus produk teh, kontribusi Jabar terhadap total produksi teh nasional sebesar 69,15 persen, disusul Jawa Tengah (9,06 persen), Sumatera Utara (6,20 persen), Sumatera Barat (5,70 persen) dan Jambi sebesar (2,59 persen).

"Ekspor kita tetap rangking satu, tak terkecuali produk teh," ujar Kang Emil.

Menurutnya, ekspor teh ini akan berpengaruh terhadap recovery rate atau angka pemulihan ekonomi Jabar pasca-COVID-19. Minggu ini diketahui recovery rate Jabar terus meningkat di angka 58 setelah minggu sebelumnya di angka 48.

"Kalau nol ekonomi berhenti, kalau 100 itu sudah normal. Alhamdulillah ekonomi Jabar hasil laporan minggu ini recovery rate-nya di angka 58, dua minggu lalu di 48, kita terus bergerak," ujarnya.

Baca juga: Jawa Barat ekspor 20 ton teh ke Uni Emirat Arab

Baca juga: Produk unggulan daun teh dari Purwakarta didorong tembus pasar ekspor

Baca juga: Mengangkat lagi tradisi minum teh

Pewarta: Ajat Sudrajat

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021