Bandung, 15/7 (ANTARA) - PT Bio Farma mengimpor sebanyak 211.000 dosis vaksin meningitis untuk memenuhi kebutuhan vaksin bagi para jemaah haji yang akan berangkat ke Tanah Suci Mekah pada 2010.
"Bio Farma sudah menyiapkan vaksin meningitis, jumlahnya sekitar 211.000 dosis. Vaksin itu akan didistribusikan sehingga bisa digunakan sebulan sebelum keberangkatan ke Tanah Suci," kata Direktur Utama PT Bio Farma Iskandar di Bandung, Kamis.
Ia menyebutkan, vaksin meningitis merupakan vaksin untuk memproteksi para jemaah haji dari resiko terjangkit penyakit meningitis yang kemungkinan terbawa oleh jemaah haji dari Afrika.
Pasalnya kawasan itu merupakan endemik meningitis, sehingga sesuai dengan regulasi di Arab Saudi mengharuskan para calon jemaah haji yang berjiarah ke tanah suci untuk divaksin meningitis.
"Bio Farma tidak memproduksi vaksin meningitis, namun mendapat amanah untuk mengimpor dari sebuan perusahaan di luar negeri. Alhamdulillah dengan vaksin itu tak ada kasus jemaah haji Indonesia terkena penyakit meningitis," kata Iskandar.
Terlepas dari pro dan kontra penggunaan vaksin itu, pemerintah harus mengikuti ketentuan yang ditetapkan oleh pemerintah Arab Saudi tentang keharusan penggunaan vaksin itu.
"Vaksin itu akan didistribusikan dan dipastikan bisa digunakan tepat waktu," kata Iskandar.
Ia menyebutkan, impor vaksin itu jumlahnya hanya disesuaikan dengan jumlah calon jemaah haji yang akan berangkat ke tanah suci. BT Bio Farma sendiri tidak memproduksi vaksin itu karena tingkat kebutuhannya sedikit.
Di duniapun hanya satu dua perusahaan yang memproduksi vaksin itu, salah satunya produsen vaksin Glaxo.
"Bio Farma hanya melakukan pengadaan vaksin itu, sedangkan proses vaksinnya dilakukan oleh petugas kesehatan di daerah masing-masing," kata Iskandar.
Sementara itu, kuota jemaah haji Indonesia pada 2010 sebanyak 211.000 atau meningkat dibandingkan tahun 2009 yang hanya 207.000 orang. Tahun ini pemerintah Arab Saudi menambah kuota haji Indonesia sebanyak 4.000 orang dimana kelebihan itu didistribusikan ke beberapa provinsi di Indonesia yang memiliki daftar tunggu cukup signifikan.***3***
Syarif A
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2010
"Bio Farma sudah menyiapkan vaksin meningitis, jumlahnya sekitar 211.000 dosis. Vaksin itu akan didistribusikan sehingga bisa digunakan sebulan sebelum keberangkatan ke Tanah Suci," kata Direktur Utama PT Bio Farma Iskandar di Bandung, Kamis.
Ia menyebutkan, vaksin meningitis merupakan vaksin untuk memproteksi para jemaah haji dari resiko terjangkit penyakit meningitis yang kemungkinan terbawa oleh jemaah haji dari Afrika.
Pasalnya kawasan itu merupakan endemik meningitis, sehingga sesuai dengan regulasi di Arab Saudi mengharuskan para calon jemaah haji yang berjiarah ke tanah suci untuk divaksin meningitis.
"Bio Farma tidak memproduksi vaksin meningitis, namun mendapat amanah untuk mengimpor dari sebuan perusahaan di luar negeri. Alhamdulillah dengan vaksin itu tak ada kasus jemaah haji Indonesia terkena penyakit meningitis," kata Iskandar.
Terlepas dari pro dan kontra penggunaan vaksin itu, pemerintah harus mengikuti ketentuan yang ditetapkan oleh pemerintah Arab Saudi tentang keharusan penggunaan vaksin itu.
"Vaksin itu akan didistribusikan dan dipastikan bisa digunakan tepat waktu," kata Iskandar.
Ia menyebutkan, impor vaksin itu jumlahnya hanya disesuaikan dengan jumlah calon jemaah haji yang akan berangkat ke tanah suci. BT Bio Farma sendiri tidak memproduksi vaksin itu karena tingkat kebutuhannya sedikit.
Di duniapun hanya satu dua perusahaan yang memproduksi vaksin itu, salah satunya produsen vaksin Glaxo.
"Bio Farma hanya melakukan pengadaan vaksin itu, sedangkan proses vaksinnya dilakukan oleh petugas kesehatan di daerah masing-masing," kata Iskandar.
Sementara itu, kuota jemaah haji Indonesia pada 2010 sebanyak 211.000 atau meningkat dibandingkan tahun 2009 yang hanya 207.000 orang. Tahun ini pemerintah Arab Saudi menambah kuota haji Indonesia sebanyak 4.000 orang dimana kelebihan itu didistribusikan ke beberapa provinsi di Indonesia yang memiliki daftar tunggu cukup signifikan.***3***
Syarif A
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2010