Bencana pergerakan tanah di Kampung Ciherang, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat yang semakin luas dan sporadis menyebabkan puluhan warga mengungsi dan saat ini para penyintas tersebut sangat membutuhkan perlengkapan rumah tangga dan sembako.
"Kondisi para penyintas bencana pergerakan tanah di Desa Cijangkar, Kecamatan Nyalindung cukup memprihatikan khususnya mereka yang mengungsi di bangunan sekolah dasar karena rumahnya sudah tidak bisa dihuni," kata relawan ProBumi Indonesia Asep Has di Sukabumi, Selasa.
Adapun bantuan yang masih dibutuhkan oleh para penyintas yang mengungsi di beberapa titik seperti sembako, makanan siap saji, air mineral, perlengkapan rumah tangga, peralatan lansia dan perlengkapan bayi.
Selain itu, mereka butuh minuman yang bisa menghangatkan tubuh seperti minuman jahe, vitamin serta suplemen karena kondisi di pengungsian cukup dingin dengan suhu hingga 15 derajat Celcius pada malam hari.
Namun demikian, untuk kondisi kesehatan para penyintas hingga saat ini masih cukup baik, meskipun ada beberapa di antara mereka yang mengeluhkan pusing dan pegal-pegal. Tapi, yang harus diperhatikan juga di lokasi pengungsian terdapat sejumlah bayi dan balita, sehingga pihaknya khawatir rentan terserang penyakit.
Menurutnya, meskipun bantuan sudah mulai masuk baik dari pemerintahan, lembaga sosial atau kemanusiaan, perorangan dan lainnya tetapi masih terbatas. Apalagi jumlah pengungsi terus bertambah, karena bencana pergerakan tanah ini semakin meluas dan masif.
Bahkan, pada Selasa, (23/2) juga terjadi anjlokan tanah lebih dari dua meter. Beruntung pada kejadian ini tidak ada korban jiwa, karena warga sudah meninggalkan rumahnya untuk mengungsi ke pengungsian maupun rumah saudaranya.
Dari data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi untuk saat ini jumlah rumah yang terdampak sebanyak 21 unit yang dihuni 24 kepala keluarga atau 58 jiwa.
Kemudian, rumah yang terancam 108 unit dihuni 122 KK atau 392 jiwa dengan total keseluruhan 129 rumah dengan jumlah penghuni 146 KK atau 450 jiwa. Selanjutnya untuk yang mengungsi 57 KK atau 170 Jiwa.
Untuk warga yang mengungsi di bangunan SD sebanyak 20 KK atau 66 jiwa sementara penyintas yang mengungsi di rumah saudaranya sebanyak 37 KK atau 104 Jiwa.
Sementara, Plh Bupati Sukabumi Zainul mengatakan untuk bantuan darurat sudah disalurkan secara rutin oleh BPBD dan instansi terkait lainnya. Selain itu, saat ini pihaknya sedang fokus membahas untuk relokasi warga di Kampung Ciherang tersebut karena sudah dipastikan permukiman itu sudah tidak layak untuk dijadikan permukiman.
Baca juga: PMI Sukabumi gandeng komunitas Punk kampanye pencegahan COVID-19
Baca juga: Bencana pergerakan tanah di Ciherang Sukabumi makin masif
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
"Kondisi para penyintas bencana pergerakan tanah di Desa Cijangkar, Kecamatan Nyalindung cukup memprihatikan khususnya mereka yang mengungsi di bangunan sekolah dasar karena rumahnya sudah tidak bisa dihuni," kata relawan ProBumi Indonesia Asep Has di Sukabumi, Selasa.
Adapun bantuan yang masih dibutuhkan oleh para penyintas yang mengungsi di beberapa titik seperti sembako, makanan siap saji, air mineral, perlengkapan rumah tangga, peralatan lansia dan perlengkapan bayi.
Selain itu, mereka butuh minuman yang bisa menghangatkan tubuh seperti minuman jahe, vitamin serta suplemen karena kondisi di pengungsian cukup dingin dengan suhu hingga 15 derajat Celcius pada malam hari.
Namun demikian, untuk kondisi kesehatan para penyintas hingga saat ini masih cukup baik, meskipun ada beberapa di antara mereka yang mengeluhkan pusing dan pegal-pegal. Tapi, yang harus diperhatikan juga di lokasi pengungsian terdapat sejumlah bayi dan balita, sehingga pihaknya khawatir rentan terserang penyakit.
Menurutnya, meskipun bantuan sudah mulai masuk baik dari pemerintahan, lembaga sosial atau kemanusiaan, perorangan dan lainnya tetapi masih terbatas. Apalagi jumlah pengungsi terus bertambah, karena bencana pergerakan tanah ini semakin meluas dan masif.
Bahkan, pada Selasa, (23/2) juga terjadi anjlokan tanah lebih dari dua meter. Beruntung pada kejadian ini tidak ada korban jiwa, karena warga sudah meninggalkan rumahnya untuk mengungsi ke pengungsian maupun rumah saudaranya.
Dari data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi untuk saat ini jumlah rumah yang terdampak sebanyak 21 unit yang dihuni 24 kepala keluarga atau 58 jiwa.
Kemudian, rumah yang terancam 108 unit dihuni 122 KK atau 392 jiwa dengan total keseluruhan 129 rumah dengan jumlah penghuni 146 KK atau 450 jiwa. Selanjutnya untuk yang mengungsi 57 KK atau 170 Jiwa.
Untuk warga yang mengungsi di bangunan SD sebanyak 20 KK atau 66 jiwa sementara penyintas yang mengungsi di rumah saudaranya sebanyak 37 KK atau 104 Jiwa.
Sementara, Plh Bupati Sukabumi Zainul mengatakan untuk bantuan darurat sudah disalurkan secara rutin oleh BPBD dan instansi terkait lainnya. Selain itu, saat ini pihaknya sedang fokus membahas untuk relokasi warga di Kampung Ciherang tersebut karena sudah dipastikan permukiman itu sudah tidak layak untuk dijadikan permukiman.
Baca juga: PMI Sukabumi gandeng komunitas Punk kampanye pencegahan COVID-19
Baca juga: Bencana pergerakan tanah di Ciherang Sukabumi makin masif
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021