Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Sri Nowo Retno menilai dua kebijakan Pemerintah Kota Bogor yakni ganjil-genap bagi kendaraan bermotor serta
Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro di tingkat RW, keduanya berdampak menurunkan kasus positif COVID-19.
"Kedua kebijakan tersebut dilaksanakan secara baik, dan perkembangannya kasus positif COVID-19 di Kota Bogor dalam sepekan terakhir terus menurun," kata Sri Nowo Retno, melalui telepon selulernya di Kota Bogor, Senin.
Retno, panggilan Sri Nowo Retno, membenarkan pernyataan yang disampaikan Wali Kota Bogor, Bima Arya, bahwa kebijakan ganjil-genap bagi kendaraan bermotor pada akhir pekan di Kota Bogor, pada pekan lalu dan pekan ini, berdampak menurunkankan kasus positif COVID-19.
"Kebijakan ganjil-genap di Kota Bogor pada akhir pekan, berdampak menurunkan jumlah kendaraan masuk ke Kota Bogor sekaligus menurunkan angka penularan kasus positif COVID-19," kata Bima Arya di Kota Bogor, Minggu.
Menurut Bima Arya, Pemerintah Kota Bogor memberlakukan kebijakan ganjil-genap bagi kendaraan bermotor pada Sabtu dan Minggu (6-7/2), serta pada Jumat, Sabtu, dan Minggu (12-14/2).
"Dampaknya signifikan. Jumlah kendaraan yang masuk ke Kota Bogor pada akhir pekan turun sampai 21 persen. Arus lalu lintas pada akhir pekan di Kota Bogor juga landai, tidak ada kemacetan," katanya.
Bima Arya juga melihat, kebijakan PPKM Mikro di tingkat RW di Kota Bogor juga berdampak pada penurunan kasus positif COVID-19.
Menurut Retno, pada pelaksanaan PPKM Mikro di tingkatkan RW dilakukan pengawasan lebih ketat melalui stategi, tracing, testing, dan treatment (3T), terutama pada RW Zona Merah.
Retno menjelaskan, pada strategi 3T, yakni tracing atau penelurusan, petugas melakukan penelusuran kontak erat setelah mendapat laporan adanya kasus positif di suatu RW. "Kontak erat tersebut didata dan diarahkan menjalani karantina selama dua pekan, yang dipantau. Ini dilakukan untuk memutus rantai penularan COVID-19," katanya.
Berdasarkan data harian COVID-19 pada Dinas Kesehatan Kota Bogor, kasus positif COVID-19 di Kota Bogor pada Sabtu (6/2) ada 187 kasus, Minggu (7/2) ada 178 kasus, Senin (8/2) ada 175 kasus, Selasa (9/2) ada 174 kasus, Rabu (10/2) ada 165 kasus, Kamis (11/2) ada 150 kasus, Jumat (12/2) ada 129 kasus, Sabtu (13/2) ada 128 kasus, Minggu (14/2) ada 109 kasus, dan Senin (15/2) hari ini ada 105 kasus.
Baca juga: Manajer The Jungle Bogor akui lalai dan siap jalani sanksi
Baca juga: Pemkot Bogor pertimbangkan tiga faktor evaluasi aturan ganjil genap
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro di tingkat RW, keduanya berdampak menurunkan kasus positif COVID-19.
"Kedua kebijakan tersebut dilaksanakan secara baik, dan perkembangannya kasus positif COVID-19 di Kota Bogor dalam sepekan terakhir terus menurun," kata Sri Nowo Retno, melalui telepon selulernya di Kota Bogor, Senin.
Retno, panggilan Sri Nowo Retno, membenarkan pernyataan yang disampaikan Wali Kota Bogor, Bima Arya, bahwa kebijakan ganjil-genap bagi kendaraan bermotor pada akhir pekan di Kota Bogor, pada pekan lalu dan pekan ini, berdampak menurunkankan kasus positif COVID-19.
"Kebijakan ganjil-genap di Kota Bogor pada akhir pekan, berdampak menurunkan jumlah kendaraan masuk ke Kota Bogor sekaligus menurunkan angka penularan kasus positif COVID-19," kata Bima Arya di Kota Bogor, Minggu.
Menurut Bima Arya, Pemerintah Kota Bogor memberlakukan kebijakan ganjil-genap bagi kendaraan bermotor pada Sabtu dan Minggu (6-7/2), serta pada Jumat, Sabtu, dan Minggu (12-14/2).
"Dampaknya signifikan. Jumlah kendaraan yang masuk ke Kota Bogor pada akhir pekan turun sampai 21 persen. Arus lalu lintas pada akhir pekan di Kota Bogor juga landai, tidak ada kemacetan," katanya.
Bima Arya juga melihat, kebijakan PPKM Mikro di tingkat RW di Kota Bogor juga berdampak pada penurunan kasus positif COVID-19.
Menurut Retno, pada pelaksanaan PPKM Mikro di tingkatkan RW dilakukan pengawasan lebih ketat melalui stategi, tracing, testing, dan treatment (3T), terutama pada RW Zona Merah.
Retno menjelaskan, pada strategi 3T, yakni tracing atau penelurusan, petugas melakukan penelusuran kontak erat setelah mendapat laporan adanya kasus positif di suatu RW. "Kontak erat tersebut didata dan diarahkan menjalani karantina selama dua pekan, yang dipantau. Ini dilakukan untuk memutus rantai penularan COVID-19," katanya.
Berdasarkan data harian COVID-19 pada Dinas Kesehatan Kota Bogor, kasus positif COVID-19 di Kota Bogor pada Sabtu (6/2) ada 187 kasus, Minggu (7/2) ada 178 kasus, Senin (8/2) ada 175 kasus, Selasa (9/2) ada 174 kasus, Rabu (10/2) ada 165 kasus, Kamis (11/2) ada 150 kasus, Jumat (12/2) ada 129 kasus, Sabtu (13/2) ada 128 kasus, Minggu (14/2) ada 109 kasus, dan Senin (15/2) hari ini ada 105 kasus.
Baca juga: Manajer The Jungle Bogor akui lalai dan siap jalani sanksi
Baca juga: Pemkot Bogor pertimbangkan tiga faktor evaluasi aturan ganjil genap
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021