Sumber, 7/4 (ANTARA) - Kebutuhan petani tebu terhadap dana dari bank untuk tanam tebu hingga panen di Kabupaten Cirebon tahun 2010 meningkat sekitar Rp24 juta per hektare dari sebelumnya sekitar Rp20 juta per hektare, karena naiknya berbagai sarana produksi seperti bibit, pupuk dan tenaga tebang.

"Kebutuahan petani akan dana bank sebenarnya diatas Rp20 juta per hektare, tetapi pihak bank baru mengucurkan paket sebesar Rp18 juta per hektare," kata Kabag Perkebunan, Dinas Pertanian-Perkebunan-Pereternakan dan Kehutanan Kabupaten Cirebon, Ade Hassan kepada wartawan di Sumber, Rabu.

Menurut dia, paket bank tersebut sudah ada kemajuan, karena tahun lalu hanya Rp12,5 juta per hektare. Berarti kekurangannya, petani harus mencari modal sendiri.

Berbeda dengan jenis tanaman lain, petani tebu dalam mengusahakan tanamannya menggunakan dana bank, mulai dari tanam hingga giling di pabrik, katanya.

Dikatakannya, secara keseluruhan dana dari bank untuk modal petani di Kabupaten Cirebon khusus tanaman tebu tahun 2009 sebanyak Rp66 miliar, sedangkan kebutuhan petani sekitar Rp73 miliar. Selisih hampir Rp10 miliar permodalan tersebut ditanggung sendiri oleh petani.

Karena itu, dengan paket sebesar Rp18 juta per hektare tahun 2010, maka dana yang diskucurkan pihak bank sebesar Rp128 miliar.

Ditambahkannya, lahan petani tebu rakyat di Kabupaten Cirebon tahun 2009 seluas 7.900 hektare, dan tahun 2010 kurang lebih sama luasnya.

"Pihak bank sebenarnya, berani mengucurkan dana hingga Rp200 miliar, tetapi lahannya terbatas," katanya.

Petani tebu kini dalam persiapan giling, yakni sekitar Mei sampai Oktober. Milihat fisik tebu di lapangan tahun ini tampak lebih baik dari tahun sebelumnya.

"Mudah-mudahan rendemen tebu rakyat akan semakin baik, paling tidak diatas tujuh, sehingga petani benar-benar bisa menikmati hasilnya," katanya.

Pewarta:

Editor : Sapto HP


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2010