Puluhan pegawai di Kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Cianjur, Jawa Barat, menjalani tes usap setelah seorang pegawai meninggal dunia akibat positif COVID-19, sehingga aktivitas tatap muka di kantor tersebut dihentikan untuk sementara hingga batas waktu yang belum bisa ditentukan.
Juru Bicara Pusat Informasi dan Koordinasi COVID-19 Cianjur dr Yusman Faisal saat dihubungi di Cianjur, Selasa mengatakan seorang pegawai yang meninggal dunia tersebut, sempat menjalani perawatan selama beberapa hari di ruang isolasi RSUD Cianjur karena disertai penyakit.
"Pasien tersebut dinyatakan positif setelah beberapa kali menjalani tes dengan hasil positif COVID-19, bahkan yang bersangkutan memiliki riwayat penyakit kronis bawaan, sehingga beberapa hari lalu meninggal dunia," katanya.
Ia menjelaskan, setelah dilakukan penelusuran, gugus tugas menemukan seorang dari anggota keluarga yang juga positif COVID-19 setelah dilakukan tes usap, sedangkan empat orang lainnya masih menunggu hasil dan untuk sementara menjalani isolasi mandiri di rumahnya.
Penelusuran pun, dilakukan di lingkungan dinas, dimana sebelumnya pasien meninggal dunia itu bekerja, lima puluh orang pegawai di kantor tersebut menjalani tes usap dan masih menunggu hasilnya. Untuk memutus rantai penyebaran untuk sementara seluruh pegawai bekerja di rumah.
"Pegawai Disnakertrans Cianjur merupakan ASN pertama yang meninggal karena COVID-19. Saat ini seluruh pegawai WFH dan menunggu hasil tes usap. Kalau ada yang terpapar, akan langsung menjalani isolasi di vila khusus, untuk yang disertai gejala akan menjalani isolasi di rumah sakit," katanya.
Hingga saat ini, ujar dia, pasien positif COVID-19 di Cianjur yang meninggal dunia berjumlah lima orang. Untuk memutus rantai penyebaran, pihaknya terus menggencarkan tes cepat dan usap atau RT-PCR, guna mengetahui kondisi kesehatan warga atau pegawai di kantor dinas.
"Kami tidak pernah bosan untuk mengigatkan berbagai kalangan untuk mematuhi dan menerapkan protokol kesehatan dalam kehidupan sehari-hari, terutama saat beraktivitas di luar rumah serta rajin memeriksakan kesehatan setelah bepergian jauh, terutama dari zona merah," katanya.
Baca juga: Santri dari klaster ponpes Cianjur sembuh dari COVID-19
Baca juga: Dinkes temukan 18 orang sekeluarga di Cianjur positif COVID-19
Baca juga: Dinkes Cianjur kembali temukan 14 santriwati ponpes positif COVID-19
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
Juru Bicara Pusat Informasi dan Koordinasi COVID-19 Cianjur dr Yusman Faisal saat dihubungi di Cianjur, Selasa mengatakan seorang pegawai yang meninggal dunia tersebut, sempat menjalani perawatan selama beberapa hari di ruang isolasi RSUD Cianjur karena disertai penyakit.
"Pasien tersebut dinyatakan positif setelah beberapa kali menjalani tes dengan hasil positif COVID-19, bahkan yang bersangkutan memiliki riwayat penyakit kronis bawaan, sehingga beberapa hari lalu meninggal dunia," katanya.
Ia menjelaskan, setelah dilakukan penelusuran, gugus tugas menemukan seorang dari anggota keluarga yang juga positif COVID-19 setelah dilakukan tes usap, sedangkan empat orang lainnya masih menunggu hasil dan untuk sementara menjalani isolasi mandiri di rumahnya.
Penelusuran pun, dilakukan di lingkungan dinas, dimana sebelumnya pasien meninggal dunia itu bekerja, lima puluh orang pegawai di kantor tersebut menjalani tes usap dan masih menunggu hasilnya. Untuk memutus rantai penyebaran untuk sementara seluruh pegawai bekerja di rumah.
"Pegawai Disnakertrans Cianjur merupakan ASN pertama yang meninggal karena COVID-19. Saat ini seluruh pegawai WFH dan menunggu hasil tes usap. Kalau ada yang terpapar, akan langsung menjalani isolasi di vila khusus, untuk yang disertai gejala akan menjalani isolasi di rumah sakit," katanya.
Hingga saat ini, ujar dia, pasien positif COVID-19 di Cianjur yang meninggal dunia berjumlah lima orang. Untuk memutus rantai penyebaran, pihaknya terus menggencarkan tes cepat dan usap atau RT-PCR, guna mengetahui kondisi kesehatan warga atau pegawai di kantor dinas.
"Kami tidak pernah bosan untuk mengigatkan berbagai kalangan untuk mematuhi dan menerapkan protokol kesehatan dalam kehidupan sehari-hari, terutama saat beraktivitas di luar rumah serta rajin memeriksakan kesehatan setelah bepergian jauh, terutama dari zona merah," katanya.
Baca juga: Santri dari klaster ponpes Cianjur sembuh dari COVID-19
Baca juga: Dinkes temukan 18 orang sekeluarga di Cianjur positif COVID-19
Baca juga: Dinkes Cianjur kembali temukan 14 santriwati ponpes positif COVID-19
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020