Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) cabang Kota Bogor Yuno Abeta Lahay menilai sosialisasi CHSE yang diselenggarakan Pemerintah Kota Bogor merupakan bentuk dukungan penuh dari pemerintah kepada pelaku usaha hotel dan restoran pada situasi pandemi COVID-19 saat ini.
"Program CHSE dari pemerintah, bukan sekadar sosialisasi dan sertifikasi, tapi lebih dari itu adalah komitmen dari pelaku usaha juga sangat penting," kata Yuno Abeta Lahay di Kota Bogor, Minggu.
CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environment) program dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) yang disosialisasikan melalui pemerintah daerah kepada pelaku usaha sektor hotel dan restoran agar produk dan pelayanannya memenuhi syarat protokol kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan kelestarian lingkungan.
Pemerintah Kota Bogor melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan memberikan sosialisasi CHSE kepada pelaku usaha sektor hotel dan restoran Kota Bogor, di Kota Bogor, pada 13-14 November 2020.
Menurut Yuno Abeta Lahay, program CHSE ini bukan sekadar pemberian sertifikasi.
Melalui program CHSE ini, kata dia, pemerintah membantu penuh pembiayaan sertifikasi bagi hotel dan restoran yang produk dan layanannya memenuhi persyaratan protokol kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan kelestarian lingkungan.
Namun, lebih dari itu komitmen dari pelaku usaha hotel dan restoran juga sangat penting untuk melakukan investasi guna memenuhi protokol CHSE tersebut pada pandemi COVID-19 saat ini.
"Pelaku usaha hotel dan restoran saat ini harus memiliki melakukan kebiasaan baru yakni melakukan investasi protokol kesehatan, tidak bisa seperti dulu lagi," katanya.
Hotel dan restoran, ka dia, harus menyediakan fasilitas protokol kesehatan yakni ruangan khusus kesehatan yang didalamnya ada tempat tidur, tabung oksigen, dan peralatan pertolongan pertama pada kesehatan (P3K). "Ya, seperti ruangan UKS di sekolah. Setiap hotel dan restoran, saat ini harus ada ruangan seperti itu," katanya.
Dia menambahkan, fasilitas protokol kesehatan juga harus dijalani secara maksimal, misalnya tempat cuci tangan, harus dipastikan air dan sabunnya tersedia.
Menurut Yuno, kalau pengelola hotel dan restoran memiliki niat untuk kebaikan dan kemajuan bisnisnya, investasi protokol kesehatan itu seharusnya tidak jadi kendala. "Saya sudah mengingatkan hal ini kepada anggota PHRI," katanya.
Sebelumnya, Wali Kota Bogor, Bima Arya, mengatakan, pemerintah melalui program CHSE ini akan memberikan sertifikasi kepada hotel dan restoran yang memenuhi persyaratan.
Namun, hal yang lebih penting dari sertifikasi, kata dia, adalah komitmen dari pengelola hotel dan restoran untuk membangun sistem untuk beradaptasi pada situasi pandemi COVID-19 saat ini.
"Lebih penting lagi adalah tindakan membangun kepercayaan serta komitmen dari pengelola hotel dan restoran untuk menjaga kebersamaan. Wisatawan akan beramai-ramai datang ke Kota Bogor, jika percaya bahwa pariwisata di Kota Bogor aman," katanya.
Baca juga: Pemkot Bogor sosialisasi protokol CHSE kepada hotel dan restoran
Baca juga: Baru lima hotel di kota Bogor telah miliki sertifikat CHSE
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"Program CHSE dari pemerintah, bukan sekadar sosialisasi dan sertifikasi, tapi lebih dari itu adalah komitmen dari pelaku usaha juga sangat penting," kata Yuno Abeta Lahay di Kota Bogor, Minggu.
CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environment) program dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) yang disosialisasikan melalui pemerintah daerah kepada pelaku usaha sektor hotel dan restoran agar produk dan pelayanannya memenuhi syarat protokol kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan kelestarian lingkungan.
Pemerintah Kota Bogor melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan memberikan sosialisasi CHSE kepada pelaku usaha sektor hotel dan restoran Kota Bogor, di Kota Bogor, pada 13-14 November 2020.
Menurut Yuno Abeta Lahay, program CHSE ini bukan sekadar pemberian sertifikasi.
Melalui program CHSE ini, kata dia, pemerintah membantu penuh pembiayaan sertifikasi bagi hotel dan restoran yang produk dan layanannya memenuhi persyaratan protokol kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan kelestarian lingkungan.
Namun, lebih dari itu komitmen dari pelaku usaha hotel dan restoran juga sangat penting untuk melakukan investasi guna memenuhi protokol CHSE tersebut pada pandemi COVID-19 saat ini.
"Pelaku usaha hotel dan restoran saat ini harus memiliki melakukan kebiasaan baru yakni melakukan investasi protokol kesehatan, tidak bisa seperti dulu lagi," katanya.
Hotel dan restoran, ka dia, harus menyediakan fasilitas protokol kesehatan yakni ruangan khusus kesehatan yang didalamnya ada tempat tidur, tabung oksigen, dan peralatan pertolongan pertama pada kesehatan (P3K). "Ya, seperti ruangan UKS di sekolah. Setiap hotel dan restoran, saat ini harus ada ruangan seperti itu," katanya.
Dia menambahkan, fasilitas protokol kesehatan juga harus dijalani secara maksimal, misalnya tempat cuci tangan, harus dipastikan air dan sabunnya tersedia.
Menurut Yuno, kalau pengelola hotel dan restoran memiliki niat untuk kebaikan dan kemajuan bisnisnya, investasi protokol kesehatan itu seharusnya tidak jadi kendala. "Saya sudah mengingatkan hal ini kepada anggota PHRI," katanya.
Sebelumnya, Wali Kota Bogor, Bima Arya, mengatakan, pemerintah melalui program CHSE ini akan memberikan sertifikasi kepada hotel dan restoran yang memenuhi persyaratan.
Namun, hal yang lebih penting dari sertifikasi, kata dia, adalah komitmen dari pengelola hotel dan restoran untuk membangun sistem untuk beradaptasi pada situasi pandemi COVID-19 saat ini.
"Lebih penting lagi adalah tindakan membangun kepercayaan serta komitmen dari pengelola hotel dan restoran untuk menjaga kebersamaan. Wisatawan akan beramai-ramai datang ke Kota Bogor, jika percaya bahwa pariwisata di Kota Bogor aman," katanya.
Baca juga: Pemkot Bogor sosialisasi protokol CHSE kepada hotel dan restoran
Baca juga: Baru lima hotel di kota Bogor telah miliki sertifikat CHSE
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020