Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Cirebon, Jawa Barat, mencatat ada 81 ribu lebih pedagang yang berada di wilayah Cirebon, telah menggunakan "Quick Response Code Indonesian Standard" (QRIS) dan ini menunjukkan peningkatan.
"Sampai saat ini di wilayah Cirebon tercatat 81 ribu lebih pedagang telah menggunakan QRIS untuk metode transaksinya," kata Kepala KPw BI Cirebon Bakti Artanta di Cirebon, Jumat.
Bakti mengatakan pihaknya terus mendorong para pedagang baik berskala kecil maupun besar untuk bisa menggunakan QRIS di setiap transaksinya.
Karena penggunaan QRIS ini lanjut Bakti, bisa meminimalkan peredaran uang kartal di wilayah Cirebon, apalagi pada masa pandemi COVID-19 seperti sekarang sebab ada penelitian menyebutkan bahwa virus corona baru bisa bertahan di uang dalam waktu lama.
Dia mengakui pada masa pandemi COVID-19 transaksi digital di wilayah Cirebon cukup berkembang pesat dan ini salah satu penyebab peredaran uang kartal mengalami penurunan.
"Perdaran uang agak melambat, apalagi di masa pandemi, namun penggunaan QRIS meningkat," ujarnya.
Sementara Staf Unit Pengawasan Sistem Pembayaran KPw BI Cirebon Arie Andira F mengatakan di wilayah Cirebon pedagang yang sudah menggunakan QRIS tercatat sebanyak 81.134.
Dari jumlah tersebut pedagang di Kabupaten dan Kota Cirebon menjadi pengguna terbanyak yaitu 42.764 pengguna, sementara di Kabupaten Indramayu terdapat 17.309.
"Sedangkan untuk Kabupaten Majalengka 11.091 pedagang yang telah menggunakan QRIS dan Kabupaten Kuningan tercatat 9.979," katanya.
Saat ini lanjut Arie, QRIS juga dapat digunakan tanpa harus tatap muka, karena sudah ada layanan di dalam aplikasi pembayaran atau dompet digital agar bisa digunakan meskipun di luar kota.
Di mana ketika akan bertransaksi pedagang atau penjual barang bisa mengirimkan QRIS-nya kepada pembeli. Kemudian ketika pembeli mendapatkan QRIS, maka tinggal melakukan pembayaran melalui aplikasi atau dompet digital yang dimilikinya.
"Jadi tidak harus bertatap muka, di mana pun ketika mau bertransaksi tinggal buka dompet digital saja. Kelebihannya mudah dan tidak ada biaya sama sekali," tuturnya.
Baca juga: BI Cirebon catat transaksi digital terus naik di tengah pandemi corona
Baca juga: BI Cirebon luncurkan "E-Retribusi" di pasar tradisional pertama di Indonesia
Baca juga: BI Cirebon edukasi pedagang di Kuningan melalui 'gerebek pasar'
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"Sampai saat ini di wilayah Cirebon tercatat 81 ribu lebih pedagang telah menggunakan QRIS untuk metode transaksinya," kata Kepala KPw BI Cirebon Bakti Artanta di Cirebon, Jumat.
Bakti mengatakan pihaknya terus mendorong para pedagang baik berskala kecil maupun besar untuk bisa menggunakan QRIS di setiap transaksinya.
Karena penggunaan QRIS ini lanjut Bakti, bisa meminimalkan peredaran uang kartal di wilayah Cirebon, apalagi pada masa pandemi COVID-19 seperti sekarang sebab ada penelitian menyebutkan bahwa virus corona baru bisa bertahan di uang dalam waktu lama.
Dia mengakui pada masa pandemi COVID-19 transaksi digital di wilayah Cirebon cukup berkembang pesat dan ini salah satu penyebab peredaran uang kartal mengalami penurunan.
"Perdaran uang agak melambat, apalagi di masa pandemi, namun penggunaan QRIS meningkat," ujarnya.
Sementara Staf Unit Pengawasan Sistem Pembayaran KPw BI Cirebon Arie Andira F mengatakan di wilayah Cirebon pedagang yang sudah menggunakan QRIS tercatat sebanyak 81.134.
Dari jumlah tersebut pedagang di Kabupaten dan Kota Cirebon menjadi pengguna terbanyak yaitu 42.764 pengguna, sementara di Kabupaten Indramayu terdapat 17.309.
"Sedangkan untuk Kabupaten Majalengka 11.091 pedagang yang telah menggunakan QRIS dan Kabupaten Kuningan tercatat 9.979," katanya.
Saat ini lanjut Arie, QRIS juga dapat digunakan tanpa harus tatap muka, karena sudah ada layanan di dalam aplikasi pembayaran atau dompet digital agar bisa digunakan meskipun di luar kota.
Di mana ketika akan bertransaksi pedagang atau penjual barang bisa mengirimkan QRIS-nya kepada pembeli. Kemudian ketika pembeli mendapatkan QRIS, maka tinggal melakukan pembayaran melalui aplikasi atau dompet digital yang dimilikinya.
"Jadi tidak harus bertatap muka, di mana pun ketika mau bertransaksi tinggal buka dompet digital saja. Kelebihannya mudah dan tidak ada biaya sama sekali," tuturnya.
Baca juga: BI Cirebon catat transaksi digital terus naik di tengah pandemi corona
Baca juga: BI Cirebon luncurkan "E-Retribusi" di pasar tradisional pertama di Indonesia
Baca juga: BI Cirebon edukasi pedagang di Kuningan melalui 'gerebek pasar'
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020