Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenarekraf/Baparekraf) menggelar Gerakan Bersih, Indah, Sehat dan Aman (BISA) di Bogor, Jawa Barat, sebagai salah satu upaya memulihkan pariwisata di wilayah tersebut.

Direktur Pengendalian Kebijakan Strategis Kemenparekraf/Baparekraf Hasan Abud menjelaskan, Jumat,  kegiatan yang difokuskan di Gunung Mas Bogor 10-11 September 2020 ini diinisiasi untuk menyiapkan destinasi wisata dalam memasuki masa adaptasi kebiasaan baru.

"Di masa pandemi, pariwisata sangat terdampak. Bisa dilihat dari banyaknya hotel dan destinasi pariwisata yang tutup. Kita semua mengharapkan agar pandemi ini segera berakhir agar sektor pariwisata dapat pulih seperti sediakala dan kita harus optimistis berhasil melalui masa pandemi ini. Karenanya, industri pariwisata harus bangkit kembali dengan menerapkan protokol kesehatan," tuturnya.

Tak ada yang mengetahui kapan pandemi akan berakhir, katanya, namun semua pihak tidak boleh tinggal diam dan harus mempersiapkan diri.

"Penggunaan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan menjadi kebiasaan baru agar kita dapat saling menjaga, sehingga penularan COVID-19 dapat dicegah," katanya. .

Untuk itu Kemenparekraf sudah menyiapkan berbagai hal mulai dari kebijakan dan program-program untuk mendukung pariwisata dan ekonomi kreatif.

Gerakan BISA, ia melanjutkan, sebagai pedoman bagi wisatawan untuk melakukan wisata tanpa khawatir tertular COVID-19.

"Untuk itu dibutuhkan dukungan dari semua pihak agar kita sama-sama dapat membuat budaya bersih, indah, sehat dan aman, pada semua destinasi wisata, karena penting sekali bagi sektor ini untuk membangun kepercayaan wisatawan kembali," katanya.

Anggota Komisi X DPR RI Fahmy Alaydroes berharap melalui Gerakan BISA yang diinisiasi Kemenparekraf geliat pariwisata di Kabupaten Bogor kembali hidup, mengingat pariwisata dan ekonomi kreatif merupakan sektor yang berkontribusi besar bagi perputaran ekonomi masyarakat.

"Program ini mendukung bangkitnya kembali industri pariwisata, khususnya di Kabupaten Bogor setelah sempat terpuruk karena pandemi COVID-19. Gerakan BISA ini bisa menjadi panduan wisatawan dalam melakukan perjalanan wisata ke sejumlah destinasi yang telah menerapkan protokol kesehatan," papar dia.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor Muliadi menambahkan dalam masa adaptasi kebiasaan baru, semua pihak harus mau mengubah kebiasaan.

“Gerakan BISA diharapkan mampu membangkitkan optimisme masyarakat untuk bersama-sama menyambut kembali kebangkitan pariwisata di Kabupaten Bogor, sehingga kepercayaan wisatawan dapat terwujud bahwa Kabupaten Bogor merupakan destinasi yang aman dan nyaman untuk dikunjungi," tuturnya.

Ia melanjutkan, Gerakan BISA merupakan langkah konkret Kemenparekraf untuk mendorong perekonomian masyarakat agar pariwisata siap kembali menerima kunjungan wisatawan dengan disiplin penerapan protokol kesehatan.

"Harapannya, Gerakan BISA dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dan kepariwisataan Indonesia, khususnya di Kabupaten Bogor, serta membangkitkan optimisme pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif dalam menyambut pariwisata pada tatanan hidup baru menuju masyarakat yang produktif dan aman, serta mendukung destinasi pariwisata dalam menyongsong tatanan kehidupan baru pascapandemi COVID-19," ujar Muliadi.

Pada kesempatan itu sekitar 100 pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif dilibatkan untuk melakukan bersih-bersih di taman, kebun teh, dan sekitar obyek wisata Mata Air Ciburial.

Selain juga dilakukan pengecatan, pemotongan rumput, serta pembersihan saluran di lokasi destinasi dimana semua kegiatan ini dilakukan dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat.

Baca juga: Pemkab Bogor kedepankan gerakan BISA guna pulihkan pariwisata

Baca juga: Pemkab Bogor genjot sektor pariwisata demi penuhi target PAD

Baca juga: Kabupaten Bogor mulai genjot sektor pariwisata untuk pulihkan ekonomi

Pewarta: Hanni Sofia

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020