Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil atau Kang Emil mengatakan bahwa Yordania dan Tunisia tertarik menjalin kerja sama dengan Provinsi Jabar, khususnya di bidang kesehatan dan pariwisata.
“Kedatangan beliau-beliau (Dubes Yordania dan Tunisia) ini untuk memulai proses baru, yaitu untuk meningkatkan kerja sama ekonomi dan budaya Islam di antara kami,” kata Kang Emil seusai menerima kunjungan Duta Besar (Dubes) Kerajaan Hashimiyah Yordania untuk RI Abdallah Abu Romman dan Dubes Republik Tunisia untuk RI Riadh Dridi di Gedung Negara Pakuan Kota Bandung, Jumat.
Pada kesempatan tersebut Kang Emil menyerahkan satu buku untuk duta besar, yakni buku tentang investasi yang bisa dilakukan di Jawa Barat senilai Rp600 triliun.
"Beliau-beliau tertarik di bidang kesehatan, juga di pariwisata. Tadi beliau juga memberikan satu produk kosmetik dari Laut Mati," katanya.
Kang Emil berkomitmen untuk meningkatkan kerja sama dengan kedua negara tersebut. Ia mencontohkan kurma Tunisia yang memiliki prospek bisnis bagus di Jabar.
Selain itu, kata Kang Emil, kerja sama dengan Yordania dan Tunisia akan membangkitkan perekonomian Jabar di tengah pandemi COVID-19.
“Tahun ini 60 tahun hubungan Indonesia dengan Tunisia. Dan tahun depan, 70 tahun hubungan Indonesia dengan Yordania. Hubungan kerja sama sangat baik. Mudah-mudahan ini menjadi kerja sama pasca-COVID-19 antara dua negara. Tunisia dengan Indonesia, dan Yordania dengan Indonesia,” ujarnya.
Dalam pertemuan itu, Dubes Yordania Abdallah Abu Romman mengatakan Indonesia, khususnya Jabar memiliki arti penting bagi negaranya karena Konferensi Asia Afrika (KAA) pada 1955.
“Jawa Barat khususnya Bandung sangat terkenal di negara kami karena KAA. Sejak kami sekolah ada di pelajaran kami, sangat terkenal. Kami berpikir ketika mengunjungi Indonesia saat pandemi COVID-19 yang paling dikhawatirkan hanya Bandung karena penduduknya besar, sangat dekat dengan episentrum (penyebaran COVID-19), juga kota yang indah,” kata Abdallah.
Menurut Abdallah, banyak peluang kerja sama yang bisa dilakukan antara Jabar dengan Yordania.
Namun, kata Abdallah, tak adanya rute penerbangan Yordania ke Jabar menjadi kendala, khususnya kerja sama di bidang pariwisata.
“Kami tidak punya penerbangan langsung (dari Yordania ke Jabar dan sebaliknya). Jika punya penerbangan langsung dari Yordania ke Jabar, saya pikir kita bisa meningkatkan pariwisata. Di Yordania kami punya tempat-tempat bersejarah yang penting dan religius,” ujarnya.
Dubes Republik Tunisia untuk RI Riadh Dridi menyatakan, kerja sama dengan Indonesia dan Jabar sangat bersejarah.
"Tahun ini menjadi perayaan 60 tahun hubungan diplomatis kami dengan Indonesia,” katanya.
Riadh juga mengatakan peluang kerja sama ekonomi antara Tunisia dan Jabar tergolong besar, terutama di bidang agrobisnis, kesehatan, pariwisata, industri manufaktur, dan pendidikan. Saat ini, kata ia, ada ratusan pelajar Indonesia yang melakukan studi tentang Islam di Tunisia.
“Kami punya program pertukaran pelajar. Ratusan pelajar Indonesia setiap tahun pergi ke sana. Ini peluang yang sangat bagus. Tapi sekarang kami ingin memperluas kerja sama studi ini, bukan hanya studi Islam, tetapi juga untuk studi lainnya, seperti teknologi, sains dan obat-obatan,” katanya.
Baca juga: Gubernur Jabar dan Dubes Azerbaijan bahas peluang kerja sama pariwisata
Baca juga: Jabar dan IFC kerja sama pengembangan infrastruktur dan revitalisasi BUMD
Baca juga: Pemprov-Grab kerja sama tingkatkan ekonomi digital inklusif
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
“Kedatangan beliau-beliau (Dubes Yordania dan Tunisia) ini untuk memulai proses baru, yaitu untuk meningkatkan kerja sama ekonomi dan budaya Islam di antara kami,” kata Kang Emil seusai menerima kunjungan Duta Besar (Dubes) Kerajaan Hashimiyah Yordania untuk RI Abdallah Abu Romman dan Dubes Republik Tunisia untuk RI Riadh Dridi di Gedung Negara Pakuan Kota Bandung, Jumat.
Pada kesempatan tersebut Kang Emil menyerahkan satu buku untuk duta besar, yakni buku tentang investasi yang bisa dilakukan di Jawa Barat senilai Rp600 triliun.
"Beliau-beliau tertarik di bidang kesehatan, juga di pariwisata. Tadi beliau juga memberikan satu produk kosmetik dari Laut Mati," katanya.
Kang Emil berkomitmen untuk meningkatkan kerja sama dengan kedua negara tersebut. Ia mencontohkan kurma Tunisia yang memiliki prospek bisnis bagus di Jabar.
Selain itu, kata Kang Emil, kerja sama dengan Yordania dan Tunisia akan membangkitkan perekonomian Jabar di tengah pandemi COVID-19.
“Tahun ini 60 tahun hubungan Indonesia dengan Tunisia. Dan tahun depan, 70 tahun hubungan Indonesia dengan Yordania. Hubungan kerja sama sangat baik. Mudah-mudahan ini menjadi kerja sama pasca-COVID-19 antara dua negara. Tunisia dengan Indonesia, dan Yordania dengan Indonesia,” ujarnya.
Dalam pertemuan itu, Dubes Yordania Abdallah Abu Romman mengatakan Indonesia, khususnya Jabar memiliki arti penting bagi negaranya karena Konferensi Asia Afrika (KAA) pada 1955.
“Jawa Barat khususnya Bandung sangat terkenal di negara kami karena KAA. Sejak kami sekolah ada di pelajaran kami, sangat terkenal. Kami berpikir ketika mengunjungi Indonesia saat pandemi COVID-19 yang paling dikhawatirkan hanya Bandung karena penduduknya besar, sangat dekat dengan episentrum (penyebaran COVID-19), juga kota yang indah,” kata Abdallah.
Menurut Abdallah, banyak peluang kerja sama yang bisa dilakukan antara Jabar dengan Yordania.
Namun, kata Abdallah, tak adanya rute penerbangan Yordania ke Jabar menjadi kendala, khususnya kerja sama di bidang pariwisata.
“Kami tidak punya penerbangan langsung (dari Yordania ke Jabar dan sebaliknya). Jika punya penerbangan langsung dari Yordania ke Jabar, saya pikir kita bisa meningkatkan pariwisata. Di Yordania kami punya tempat-tempat bersejarah yang penting dan religius,” ujarnya.
Dubes Republik Tunisia untuk RI Riadh Dridi menyatakan, kerja sama dengan Indonesia dan Jabar sangat bersejarah.
"Tahun ini menjadi perayaan 60 tahun hubungan diplomatis kami dengan Indonesia,” katanya.
Riadh juga mengatakan peluang kerja sama ekonomi antara Tunisia dan Jabar tergolong besar, terutama di bidang agrobisnis, kesehatan, pariwisata, industri manufaktur, dan pendidikan. Saat ini, kata ia, ada ratusan pelajar Indonesia yang melakukan studi tentang Islam di Tunisia.
“Kami punya program pertukaran pelajar. Ratusan pelajar Indonesia setiap tahun pergi ke sana. Ini peluang yang sangat bagus. Tapi sekarang kami ingin memperluas kerja sama studi ini, bukan hanya studi Islam, tetapi juga untuk studi lainnya, seperti teknologi, sains dan obat-obatan,” katanya.
Baca juga: Gubernur Jabar dan Dubes Azerbaijan bahas peluang kerja sama pariwisata
Baca juga: Jabar dan IFC kerja sama pengembangan infrastruktur dan revitalisasi BUMD
Baca juga: Pemprov-Grab kerja sama tingkatkan ekonomi digital inklusif
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020