Permintaan Amerika Serikat (AS) untuk menggelar pembicaraan dengan Iran adalah bohong, kata Presiden Iran Hassan Rouhani pada Selasa melalui pernyataan yang disiarkan langsung di stasiun TV pemerintah.
"Mereka mengatakan, 'kami siap untuk berunding'. Mereka mengatakan sesuatu yang aneh. Apa maksudnya 'kami siap untuk berunding' ? Siapa yang pergi dari meja perundingan? Siapa yang melanggar meja perundingan? Siapa yang membuat ruang perundingan bergejolak? Itu mereka," kata Rouhani. "Jadi ini adalah sebuah kebohongan di atas kebohongan setiap hari".
Melalui cuitan pada awal Juni Presiden Amerika Serikat Donald Trump mendesak Iran agar membuat kesepakatan dengan Amerika.
Baca juga: Presiden Iran: Trump buat 'kesalahan bodoh' keluar dari perjanjian nuklir
Sejak 2018 saat Trump angkat kaki dari kesepakatan nuklir 2015 Iran dengan enam negara besar dunia, Washington kembali memberlakukan sanksi untuk menekan ekspor minyak Iran sebagai bagian dari kebijakan "tekanan maksimum".
AS mengaku tujuannya adalah untuk memaksa Teheran agar menyetujui kesepakatan yang lebih luas, yang membatasi kerja nuklir miliknya, dengan membatasi program rudal balistik dan menghentikan perang proksi regional.
Iran sudah lama mengatakan bahwa mereka tidak akan berunding selama sanksi AS masih berlaku.
Baca juga: Iran desak Korsel agar buka pemblokiran dana miliaran dolar
Baca juga: Iran siap kirim minyak lanjutan ke Venezuela
Sumber: Reuters
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"Mereka mengatakan, 'kami siap untuk berunding'. Mereka mengatakan sesuatu yang aneh. Apa maksudnya 'kami siap untuk berunding' ? Siapa yang pergi dari meja perundingan? Siapa yang melanggar meja perundingan? Siapa yang membuat ruang perundingan bergejolak? Itu mereka," kata Rouhani. "Jadi ini adalah sebuah kebohongan di atas kebohongan setiap hari".
Melalui cuitan pada awal Juni Presiden Amerika Serikat Donald Trump mendesak Iran agar membuat kesepakatan dengan Amerika.
Baca juga: Presiden Iran: Trump buat 'kesalahan bodoh' keluar dari perjanjian nuklir
Sejak 2018 saat Trump angkat kaki dari kesepakatan nuklir 2015 Iran dengan enam negara besar dunia, Washington kembali memberlakukan sanksi untuk menekan ekspor minyak Iran sebagai bagian dari kebijakan "tekanan maksimum".
AS mengaku tujuannya adalah untuk memaksa Teheran agar menyetujui kesepakatan yang lebih luas, yang membatasi kerja nuklir miliknya, dengan membatasi program rudal balistik dan menghentikan perang proksi regional.
Iran sudah lama mengatakan bahwa mereka tidak akan berunding selama sanksi AS masih berlaku.
Baca juga: Iran desak Korsel agar buka pemblokiran dana miliaran dolar
Baca juga: Iran siap kirim minyak lanjutan ke Venezuela
Sumber: Reuters
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020