Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jawa Barat (Jabar) M Ridwan Kamil meninjau pelaksanaan tes usap bagi 90 pelajar SMA/SMK asal Papua yang telah menyelesaikan studi di Provinsi Jabar, di aula Dinas Pendidikan Jabar, Kota Bandung, Jumat.

Tes dilakukan untuk memastikan mereka aman dari virus SARS-CoV-2 penyebab penyakit COVID-19 sebelum melakukan perjalanan pulang ke Provinsi Papua dan Papua Barat, karena beberapa daerah di Jabar saat ini masih berstatus Zona Kuning.

Kang Emil, sapaan Ridwan Kamil, mengatakan pengetesan bertujuan agar orang tua di kampung halaman para pelajar ini merasa tenang dan nyaman saat menyambut kedatangan sang anak. "Kami fasilitasi tes usap kepada para pelajar yang baru lulus dan akan pulang kampung," ujar Kang Emil.

Rinciannya, 90 pelajar SMA/SMK asal Papua itu selesai menempuh pendidikan di Kota Bandung, Bogor, dan Cimahi, serta Kabupaten Bandung, Bandung Barat, Bekasi, Sumedang, Subang, Purwakarta, dan Ciamis, melalui program Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM) Papua dan Papua Barat.

Pelajar Papua asal Sorong, Jayapura, dan Biak yang bersekolah di Jabar termasuk salah satu kelompok khusus yang perlu diberikan fasilitas tes usap oleh Gugus Tugas Jabar

Kang Emil menegaskan pengetesan kepada pelajar asal Papua ini merpakan bentuk apresiasi usai menuntut ilmu di Jabar. Tak hanya para pelajar, tes juga dilakukan terhadap enam orang pendamping.

Untuk itu, Kang Emil menitipkan pesan kepada warga Papua melalui para pelajar yang akan pulang ini bahwa siapapun yang akan meninggalkan Jabar selalu dalam kondisi kesehatan yang terukur.

"Kita menyayangi mereka dan orang tuanya nanti di Papua, maka tolong kabarkan kalau dari Jabar mau kembali ke daerah selalu dalam kondisi yang pasti dan terukur kesehatannya," tutur Kang Emil.

Menurut Kang Emil, ada tiga hal utama dalam melawan pandemi COVID-19 sebelum obat dan vaksin ditemukan, yaitu memakai masker, jaga jarak, dan cuci tangan pakai sabun. Hal itu harus terus dilakukan selama kegiatan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) atau normal baru.

"Selama obat dan vaksinnya belum ditemukan, kita harus melakukan tiga cara tadi agar tetap aman dan produktif. Itulah kenapa ada normal baru atau Adaptasi Kebiasaan Baru," ujar Kang Emil.


Baca juga: Pemkab Garut lakukan tes usap massal deteksi kurva penyebaran Corona

Baca juga: 73 karyawan Toko Mitra 10 Kota Bogor jalani tes usap

Baca juga: 800-an warga sekampung di Garut selesai jalani tes usap deteksi penularan lokal

Pewarta: Ajat Sudrajat

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020