Gubernur Jawa Barat yang juga Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Jawa Barat Ridwan Kamil meninjau penerapan protokol kesehatan dan pelaksanaan tes cepat di Yogya Plaza, Kota Cimahi, Selasa.
Kang Emil menilai protokol kesehatan sudah diterapkan dengan baik di pusat perbelanjaan tersebut, antara lain karena tak ada kerumunan pengunjung, penerapan jaga jarak saat pembayaran, dan lift pengunjung memakai tusuk dari bambu untuk menekan tombol.
"Tadi saya cek protokol kesehatannya sudah baik, kalau ngantre sudah ada stiker pemberitahuan jaraknya, menekan lift juga pakai tusuk gigi lalu dibuang," kata dia.
Ia berharap, protokol kesehatan diterapkan dengan disiplin di semua fasilitas publik, supaya penerapan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) di 30 kegiatan berjalan optimal.
"Protokol-protokol inilah yang harus kami kawal, supaya AKB 30 atau Adaptasi Kebiasaan Baru di 30 kegiatan berlangsung lancar," katanya.
Pelaksanaan secara teknis menjadi tanggung jawab wali kota dan bupati.
"Proses teknisnya kami serahkan ke wali kota/bupati yang memiliki diskresi mana yang diatur dan ditutup sesuai dengan kondisi wilayahnya," katanya.
Berdasarkan hasil kajian Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Jabar, kata dia, pusat-pusat perbelanjaan mesti diwaspadai, termasuk pasar tradisional.
Gugus Tugas Percepatan Penananganan COVID-19 Jabar akan memfokuskan pengetesan masif di pasar-pasar tradisional guna menekan potensi penyebaran COVID-19.
"Ada 700 pasar di Jabar yang kita datangi dengan Mobile COVID-19 Test, seperti ambil contoh di pusat perbelanjaan Yogya Cibabat ini, ada dua kendaraan yaitu 'mobile rapid test', nanti hasil 'screening'-nya (penyaringan) langsung dites swab oleh mobil satunya lagi," katanya.
Baca juga: Enam reaktif hasil tes cepat COVID-19 di klaster Pasar Cileungsi Bogor
Sejauh ini, menurut Kang Emil, hasil pengetesan di Kota Cimahi belum ditemukan kasus positif terkonfirmasi dari hasil sampel yang diambil di pusat perbelanjaan modern. Tapi, hasil positif ditemukan di pasar-pasar tradisional.
"Laporan dari Pak Wali Kota Cimahi, kegiatan di lokasi perbelanjaan seperti Yogya ini cenderung aman, tidak banyak kasus positif, tapi berbeda dengan pasar tradisional. Itu kenapa kita fokus ke pasar tradisional," ucapnya.
Selain itu, salah satu RT di Kota Cimahi sudah melakukan Pembatasan Sosial Berskala Mikro (PSBM) karena seorang warganya positif COVID-19. Sekitar 177 warga di RT tersebut dites swab dan menjalani isolasi mandiri. Mereka berpotensi terpapar virus karena pernah kontak dengan pasien positif COVID-19.
"Di Cimahi juga ada satu RT jumlah warganya 177 sudah dites. Hasilnya, yang positif, hanya dua orang yaitu di kelurahan Karangmekar. Jadi, warga tidak usah khawatir, tapi sesuai prosedur lingkungannya harus dikarantina mikro," katanya.
Baca juga: Dirut ANTARA ingatkan tantangan insan pers di masa pandemi belum berakhir
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
Kang Emil menilai protokol kesehatan sudah diterapkan dengan baik di pusat perbelanjaan tersebut, antara lain karena tak ada kerumunan pengunjung, penerapan jaga jarak saat pembayaran, dan lift pengunjung memakai tusuk dari bambu untuk menekan tombol.
"Tadi saya cek protokol kesehatannya sudah baik, kalau ngantre sudah ada stiker pemberitahuan jaraknya, menekan lift juga pakai tusuk gigi lalu dibuang," kata dia.
Ia berharap, protokol kesehatan diterapkan dengan disiplin di semua fasilitas publik, supaya penerapan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) di 30 kegiatan berjalan optimal.
"Protokol-protokol inilah yang harus kami kawal, supaya AKB 30 atau Adaptasi Kebiasaan Baru di 30 kegiatan berlangsung lancar," katanya.
Pelaksanaan secara teknis menjadi tanggung jawab wali kota dan bupati.
"Proses teknisnya kami serahkan ke wali kota/bupati yang memiliki diskresi mana yang diatur dan ditutup sesuai dengan kondisi wilayahnya," katanya.
Berdasarkan hasil kajian Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Jabar, kata dia, pusat-pusat perbelanjaan mesti diwaspadai, termasuk pasar tradisional.
Gugus Tugas Percepatan Penananganan COVID-19 Jabar akan memfokuskan pengetesan masif di pasar-pasar tradisional guna menekan potensi penyebaran COVID-19.
"Ada 700 pasar di Jabar yang kita datangi dengan Mobile COVID-19 Test, seperti ambil contoh di pusat perbelanjaan Yogya Cibabat ini, ada dua kendaraan yaitu 'mobile rapid test', nanti hasil 'screening'-nya (penyaringan) langsung dites swab oleh mobil satunya lagi," katanya.
Baca juga: Enam reaktif hasil tes cepat COVID-19 di klaster Pasar Cileungsi Bogor
Sejauh ini, menurut Kang Emil, hasil pengetesan di Kota Cimahi belum ditemukan kasus positif terkonfirmasi dari hasil sampel yang diambil di pusat perbelanjaan modern. Tapi, hasil positif ditemukan di pasar-pasar tradisional.
"Laporan dari Pak Wali Kota Cimahi, kegiatan di lokasi perbelanjaan seperti Yogya ini cenderung aman, tidak banyak kasus positif, tapi berbeda dengan pasar tradisional. Itu kenapa kita fokus ke pasar tradisional," ucapnya.
Selain itu, salah satu RT di Kota Cimahi sudah melakukan Pembatasan Sosial Berskala Mikro (PSBM) karena seorang warganya positif COVID-19. Sekitar 177 warga di RT tersebut dites swab dan menjalani isolasi mandiri. Mereka berpotensi terpapar virus karena pernah kontak dengan pasien positif COVID-19.
"Di Cimahi juga ada satu RT jumlah warganya 177 sudah dites. Hasilnya, yang positif, hanya dua orang yaitu di kelurahan Karangmekar. Jadi, warga tidak usah khawatir, tapi sesuai prosedur lingkungannya harus dikarantina mikro," katanya.
Baca juga: Dirut ANTARA ingatkan tantangan insan pers di masa pandemi belum berakhir
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020