Harga semua jenis cabai yang dijual di Pasar Induk Ciawitali, Kabupaten Garut, Jawa Barat, turun akibat pasokan banyak sedangkan daya beli rendah sejak terjadi penyebaran wabah COVID-19 di Garut.

"Sekarang cabai (harganya) merosot turun, karena tidak ada pembeli sejak ada corona," kata Tatang, distributor sayuran di Pasar Induk Ciawitali, Garut, Minggu.

Ia menuturkan, sekian banyak jenis sayuran, di antaranya semua jenis cabai harganya sedang turun karena stok dari petani cukup banyak sedangkan pembelinya minim sehingga dijual dengan harga murah.

Cabai yang harganya turun, kata dia, yakni cabai inul dari Rp45 ribu menjadi Rp30 ribu per kilogram (kg), kemudian cabai rawit dari Rp25 ribu menjadi Rp18 ribu per kg.

Selanjutnya jenis cabai hijau dari Rp12 ribu menjadi Rp4 ribu per kg, cabai keriting merah dari Rp20 ribu menjadi Rp12 ribu per kg, dan cabai yang harganya turun drastis yakni cabai merah dari Rp40 ribu menjadi Rp10 ribu.

"Cabai merah yang suka pakai hajatan dulu Rp40 ribu sekarang jadi Rp10 ribu," katanya.

Ia mengungkapkan, cabai yang melimpah dari para petani daerah Garut itu tidak diimbangi dengan daya beli masyarakat maupun dari pelaku usaha rumah makan atau restoran besar di Garut.

"Ditambah sekarang tidak ada hajatan nikahan, restoran dan warung nasi juga banyak yang tidak jualan, jadi daya belinya sedikit," katanya.

Ia berharap, kondisi wabah COVID-19 cepat berlalu agar daya beli masyarakat kembali normal, dan memberikan keuntungan bagi pedagang maupun petani.

"Kami harap wabah corona ini cepat berlalu agar jualan kembali ramai," kata Tatang.

Selain cabai, harga daging ayam broiler di Pasar Induk Ciawitali Garut juga turun dari kisaran Rp35 ribu menjadi Rp28 ribu per kg sejak beberapa hari lalu.

"Ayam juga sekarang sedang turun jadi Rp28 ribu per kilo, kalau lagi bagus harganya Rp35 ribu," kata Budiman pedagang daging ayam di pasar tradisional itu.


Baca juga: Harga kebutuhan pokok di Cianjur stabil, tingkat penjualan menurun

Baca juga: Polrestabes Bandung bagikan masker di sejumlah pasar tradisional


 

Pewarta: Feri Purnama

Editor : Feri Purnama


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020