Selain melakukan tindakan untuk mencegah penyebaran virus COVID-19 masyarakat juga diminta perlu tetap waspada dengan bahaya penyakit demam berdarah dengue (DBD), kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto.
"Periode saat ini memasuki masa pancaroba yang secara data kita selalu mendapatkan beberapa permasalahan terkait dengan munculnya penyakit-penyakit yang lain di antaranya adalah demam berdarah dengue," kata Yurianto dalam konferensi pers Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di Graha BNPB, Jakarta, Kamis.
Terkait hal itu, pria yang juga menjabat sebagai Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan itu meminta masyarakat tetap waspada dengan bahaya DBD selain juga terus melakukan jaga jarak karena COVID-19.
Baca juga: Dua pasien DBD meninggal dunia di Cianjur
Di samping melakukan kegiatan untuk mengendalikan sebaran penyakit yang disebabkan virus corona baru itu, masyarakat diajak bersama-sama melaksanakan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).
"Kita sudah memahami gerakan ini, mari kita terapkan di rumah kita masing-masing. Oleh karena itu promosi dan edukasi kesehatan kepada seluruh masyarakat tidak hanya terfokus pada kegiatan pemberantasan dan pengendalian COVID-19," kata Yuriano.
Pemerintah, kata dia, juga mengajak masyarakat bersama-sama menghadapi bersama dan mengantisipasi potensi meningkatnya kasus DBD dalam masa pancaroba yang terjadi saat ini.
Baca juga: Dinkes: Jumlah penderita DBD di Provinsi Jabar capai 4.600
Dia mengajak semua elemen masyarakat bersinergi dimulai dari komunitas paling kecil yaitu keluarga untuk menjalankan upaya pencegahan COVID-19 dan DBD.
Pola hidup yang bersih dan sehat adalah kunci untuk menghadapi ancaman wabah COVID-19 dan DBD di Indonesia, demikian Achmad Yurianto.
Baca juga: Warga Padasuka Kota Bandung lakukan pengasapan cegah DBD
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"Periode saat ini memasuki masa pancaroba yang secara data kita selalu mendapatkan beberapa permasalahan terkait dengan munculnya penyakit-penyakit yang lain di antaranya adalah demam berdarah dengue," kata Yurianto dalam konferensi pers Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di Graha BNPB, Jakarta, Kamis.
Terkait hal itu, pria yang juga menjabat sebagai Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan itu meminta masyarakat tetap waspada dengan bahaya DBD selain juga terus melakukan jaga jarak karena COVID-19.
Baca juga: Dua pasien DBD meninggal dunia di Cianjur
Di samping melakukan kegiatan untuk mengendalikan sebaran penyakit yang disebabkan virus corona baru itu, masyarakat diajak bersama-sama melaksanakan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).
"Kita sudah memahami gerakan ini, mari kita terapkan di rumah kita masing-masing. Oleh karena itu promosi dan edukasi kesehatan kepada seluruh masyarakat tidak hanya terfokus pada kegiatan pemberantasan dan pengendalian COVID-19," kata Yuriano.
Pemerintah, kata dia, juga mengajak masyarakat bersama-sama menghadapi bersama dan mengantisipasi potensi meningkatnya kasus DBD dalam masa pancaroba yang terjadi saat ini.
Baca juga: Dinkes: Jumlah penderita DBD di Provinsi Jabar capai 4.600
Dia mengajak semua elemen masyarakat bersinergi dimulai dari komunitas paling kecil yaitu keluarga untuk menjalankan upaya pencegahan COVID-19 dan DBD.
Pola hidup yang bersih dan sehat adalah kunci untuk menghadapi ancaman wabah COVID-19 dan DBD di Indonesia, demikian Achmad Yurianto.
Baca juga: Warga Padasuka Kota Bandung lakukan pengasapan cegah DBD
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020