Gubernur Jawa Barat (Jabar) M Ridwan Kamil memastikan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Jabar akan melakukan berbagai upaya serta mendorong koordinasi agar pasokan pangan tidak terganggu dan laju inflasi terkendali. 

"Target kami adalah sinergi dari berbagai institusi menjadi lebih kuat dengan demikian berbagai program pengendalian inflasi dapat dilakukan dengan maksimal, dan Insya Allah, inflasi dan harga-harga tetap terjaga," kata Kang Emil usai membuka High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah se-Jabar di Savoy Homann, Kota Bandung, Kamis.

Dalam rapat yang dihadiri TPID dan Bappeda dari 27 kabupaten/kota se-Jabar itu, ia meminta semua pihak bersinergi dalam pengadaan pasokan pangan untuk pengendalian inflasi, apalagi impor bawang putih sempat terganggu akibat penyebaran virus corona.

"Terkait inflasi kita ada tekanan karena banyak barang-barang impor dari Tiongkok. Kita beli bawang putih dari Tiongkok, termasuk bahan untuk infrastruktur terkendala juga," katanya

Selain itu, Kang Emil akan mendorong penyerapan APBD sejak awal tahun untuk menggerakkan kinerja ekonomi.

Berdasarkan data Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jabar, terdapat beberapa faktor potensial pendorong meningkatnya inflasi di Jabar pada 2020, seperti virus corona, kenaikan iuran BPJS Kesehatan, dan Pilkada serentak di delapan kabupaten/kota di Jabar.

Meski demikian, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jabar Herawanto mengatakan, terdapat juga sejumlah faktor penahan inflasi Jabar pada 2020. Salah satunya, rendahnya potensi anomali iklim yang dapat mendorong stabilitas pasokan pangan utama.

"Kemudian potensi turunnya harga minyak akibat stok melimpah, dan rampungnya beberapa proyek strategis di Jabar," katanya.




 

Pewarta: ASJ

Editor : Ajat Sudrajat


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020