Rumah dan lahan pertanian warga di Desa Cibeureum, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, diserbu kawanan monyet dari kawasan hutan lindung Gunung Ciremai, sehingga kondisi ini meresahkan warga.
"Sudah lama kawanan monyet ini ke pemukiman warga, tapi karena jumlahnya semakin banyak, maka warga mengeluh," kata Kepala Desa Cibeureum, Kecamatan Cilimus, Kabupaten Kuningan, Suheri di Kuningan, Rabu.
Suheri menambahkan empat bulan terakhir ini serangan monyet ke pemukiman penduduk desa dan lahan pertanian warga semakin tak bisa dikendalikan.
Akibatnya, masyarakat Desa Cibeureum mengadukan masalah ini ke pemerintah desa setempat, agar mengatasi serbuan kawanan monyet berjenis ekor panjang tersebut.
"Kami dari pemerintah desa sudah berkirim surat ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Barat dan Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (BTNGC) untuk bisa mengatasi masalah tersebut," jelasnya.
Dia mengatakan BKSDA Jawa Barat dan BTNGC sudah berupaya dengan cara mengendalikan populasi monyet di hutan lindung Tamam Nasional Gunung Ciremai seluas 9 hektare.
Petugas BKSDA Jawa Barat, lanjut Suheri secara khusus mengutus sejumlah orang dari Suku Baduy Banten, untuk menangkap ratusan ekor monyet liar yang kerap merusak lahan perkebunan milik warga.
"Monyet-monyet yang berhasil ditangkap kemudian dibawa petugas ke kantor BKSDA Purwakarta untuk dikarantina," tambahnya.
Proses penangkapan monyet berlangsung dari Sabtu (18/1) hingga Selasa (22/1), dimana selama empat hari itu, petugas berhasil menangkap 100 ekor lebih monyet untuk dikarantina.
Menurutnya, jumlah populasi kera ekor panjang di hutan lindung semakin meningkat dalam setahun, kera betina bisa melahirkan hingga dua kali.
Sementara seorang warga Desa Cibeureum Akhyari (60) mengaku sudah kerepotan mengatasi serbuan monyet ke pemukiman, dimana kawanan monyet itu bukan saja mengambil barang-barang atau makanan dalam rumah saja, bahkan atap-atap rumah pun sampai dirusak.
Selain itu para petani pun sudah resah, sebab waktu mereka tersita untuk menjaga lahan dari ancaman serbuan monyet.
"Ubi milik petani juga rusak di serang kawanan monyet yang berkeliaran," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"Sudah lama kawanan monyet ini ke pemukiman warga, tapi karena jumlahnya semakin banyak, maka warga mengeluh," kata Kepala Desa Cibeureum, Kecamatan Cilimus, Kabupaten Kuningan, Suheri di Kuningan, Rabu.
Suheri menambahkan empat bulan terakhir ini serangan monyet ke pemukiman penduduk desa dan lahan pertanian warga semakin tak bisa dikendalikan.
Akibatnya, masyarakat Desa Cibeureum mengadukan masalah ini ke pemerintah desa setempat, agar mengatasi serbuan kawanan monyet berjenis ekor panjang tersebut.
"Kami dari pemerintah desa sudah berkirim surat ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Barat dan Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (BTNGC) untuk bisa mengatasi masalah tersebut," jelasnya.
Dia mengatakan BKSDA Jawa Barat dan BTNGC sudah berupaya dengan cara mengendalikan populasi monyet di hutan lindung Tamam Nasional Gunung Ciremai seluas 9 hektare.
Petugas BKSDA Jawa Barat, lanjut Suheri secara khusus mengutus sejumlah orang dari Suku Baduy Banten, untuk menangkap ratusan ekor monyet liar yang kerap merusak lahan perkebunan milik warga.
"Monyet-monyet yang berhasil ditangkap kemudian dibawa petugas ke kantor BKSDA Purwakarta untuk dikarantina," tambahnya.
Proses penangkapan monyet berlangsung dari Sabtu (18/1) hingga Selasa (22/1), dimana selama empat hari itu, petugas berhasil menangkap 100 ekor lebih monyet untuk dikarantina.
Menurutnya, jumlah populasi kera ekor panjang di hutan lindung semakin meningkat dalam setahun, kera betina bisa melahirkan hingga dua kali.
Sementara seorang warga Desa Cibeureum Akhyari (60) mengaku sudah kerepotan mengatasi serbuan monyet ke pemukiman, dimana kawanan monyet itu bukan saja mengambil barang-barang atau makanan dalam rumah saja, bahkan atap-atap rumah pun sampai dirusak.
Selain itu para petani pun sudah resah, sebab waktu mereka tersita untuk menjaga lahan dari ancaman serbuan monyet.
"Ubi milik petani juga rusak di serang kawanan monyet yang berkeliaran," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020