Peternak kelinci di Cianjur, Jawa Barat, kewalahan memenuhi tingginya permintaan, yang tiap pekannya mencapai 300 ekor, dari sejumlah pedagang di sejumlah wilayah di Jabodetabek.
"Pesanan kelinci datang dari pedagang atau pembeli dari Tangerang. Setiap pekan pesanan mencapai ratusan ekor," kata Roy Rohyat, petani kelinci warga Kelurahan Sayang, di Cianjur, Jumat.
Menurut dia, tidak jarang setiap akhir pekan puluhan orang pedagang datang ke Cianjur untuk berbelanja kelinci berusia 30 sampai 35 hari dan dijual kembali sebagai hewan peliharaan.
Tingginya angka pemesanan kelinci ke wilayah tersebut, tambah dia, sudah terjadi sejak satu tahun terakhir.
Bahkan dirinya tidak jarang membeli kelinci dari peternak di sejumlah wilayah seperti Cipanas dan Karangtengah, untuk menutupi pesanan.
Ia menjelaskan, bisnis kelinci cukup menjanjikan karena pemeliharaan yang mudah dan jarang terserang penyakit.
Namun masih minimnya peternak yang membudidayakan kelinci membuat pihaknya merangkap sebagai tengkulak.
"Sambil menunggu anakan yang kami ternakan layak jual, tidak jarang kami memburu kelinci ke berbagai wilayah untuk menutupi pesanan. Saat ini satu ekor kelinci dihargai Rp15.000 per ekor," katanya.
Ia menambahkan, meski peternak kelinci mulai marak di wilayah tersebut, namun dinas terkait di Pemkab Cianjur belum memberikan perhatian yang layak berupa penyuluhan rutin maupun bantuan lainnya.
"Kalau dari dinas pernah datang karena kami berencana membuat kelompok petani kelinci Cianjur. Namun sampai saat ini, tidak ada tindak lanjutnya. Kalau kelinci sakit atau lain,-lain kami saling berbagi ilmu saja dengan petani lain," katanya.
Baca juga: DPRD Cianjur menilai UMK yang ditetapkan masih kurang
Baca juga: Diskoperindag Cianjur bentuk satgas pangan kendalikan harga sembako
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019
"Pesanan kelinci datang dari pedagang atau pembeli dari Tangerang. Setiap pekan pesanan mencapai ratusan ekor," kata Roy Rohyat, petani kelinci warga Kelurahan Sayang, di Cianjur, Jumat.
Menurut dia, tidak jarang setiap akhir pekan puluhan orang pedagang datang ke Cianjur untuk berbelanja kelinci berusia 30 sampai 35 hari dan dijual kembali sebagai hewan peliharaan.
Tingginya angka pemesanan kelinci ke wilayah tersebut, tambah dia, sudah terjadi sejak satu tahun terakhir.
Bahkan dirinya tidak jarang membeli kelinci dari peternak di sejumlah wilayah seperti Cipanas dan Karangtengah, untuk menutupi pesanan.
Ia menjelaskan, bisnis kelinci cukup menjanjikan karena pemeliharaan yang mudah dan jarang terserang penyakit.
Namun masih minimnya peternak yang membudidayakan kelinci membuat pihaknya merangkap sebagai tengkulak.
"Sambil menunggu anakan yang kami ternakan layak jual, tidak jarang kami memburu kelinci ke berbagai wilayah untuk menutupi pesanan. Saat ini satu ekor kelinci dihargai Rp15.000 per ekor," katanya.
Ia menambahkan, meski peternak kelinci mulai marak di wilayah tersebut, namun dinas terkait di Pemkab Cianjur belum memberikan perhatian yang layak berupa penyuluhan rutin maupun bantuan lainnya.
"Kalau dari dinas pernah datang karena kami berencana membuat kelompok petani kelinci Cianjur. Namun sampai saat ini, tidak ada tindak lanjutnya. Kalau kelinci sakit atau lain,-lain kami saling berbagi ilmu saja dengan petani lain," katanya.
Baca juga: DPRD Cianjur menilai UMK yang ditetapkan masih kurang
Baca juga: Diskoperindag Cianjur bentuk satgas pangan kendalikan harga sembako
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019