Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI) meminta dan mendorong para tokoh agama di Papua untuk menyerukan pesan kedamaian terkait konflik yang terjadi beberapa waktu lalu di daerah tersebut.
"Saya kira itu yang paling penting dilakukan oleh masyarakat terutama gereja dan tokoh agama agar bisa duduk bersama," kata Sekretaris umum PGI Pendeta Gomar Gultom saat dihubungi Antara di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, dengan adanya seruan dari tokoh agama maupun tokoh adat, kondisi konflik yang sempat terjadi di Tanah Papua dapat segera mereda dan tidak meluas ke berbagai sektor.
Selain itu, masyarakat setempat juga diminta menghilangkan batas atau sekat antara pribumi dengan pendatang yang bisa menjadi penghalang rasa persatuan dan kesatuan bangsa.
Apalagi, jika sekat-sekat tersebut telah mengarah pada sektor Suku, Agama, Ras dan Antargolongan (SARA). Oleh karena itu, peran pemuka agama dan adat dibutuhkan sekali meluruskannya.
Selain meminta tokoh agama dan adat menyerukan pesan kedamaian, PGI juga berharap para tokoh bangsa melakukan hal yang sama tanpa menyalahkan salah satu pihak karena bisa menimbulkan konflik baru.
Gomar Gultom juga meminta aparat keamanan untuk menindak tegas oknum yang diduga menjadi dalang kerusuhan di Papua beberapa waktu lalu.
"Hukum harus tetap ditegakkan tapi pada saat yang sama pendekatan kultural harus dikedepankan," katanya.
Sebelumnya, terjadi beberapa demonstrasi menentang tindakan rasis terhadap mahasiswa Papua. Demonstrasi terjadi di beberapa kota di Papua dengan yang terakhir terjadi di Kota Jayapura pada 29 Agustus 2019.
Akibat demonstrasi yang diwarnai kerusuhan tersebut beberapa bangunan dan fasilitas umum mengalami kerusakan termasuk kantor-kantor pemerintah di Jayapura.
Baca juga: Wiranto: Korban jiwa meninggal akibat kerusuhan Papua 4 sipil dan 1 TNI
Baca juga: Polda Papua Barat rillis data kerusakan akibat kerusuhan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019
"Saya kira itu yang paling penting dilakukan oleh masyarakat terutama gereja dan tokoh agama agar bisa duduk bersama," kata Sekretaris umum PGI Pendeta Gomar Gultom saat dihubungi Antara di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, dengan adanya seruan dari tokoh agama maupun tokoh adat, kondisi konflik yang sempat terjadi di Tanah Papua dapat segera mereda dan tidak meluas ke berbagai sektor.
Selain itu, masyarakat setempat juga diminta menghilangkan batas atau sekat antara pribumi dengan pendatang yang bisa menjadi penghalang rasa persatuan dan kesatuan bangsa.
Apalagi, jika sekat-sekat tersebut telah mengarah pada sektor Suku, Agama, Ras dan Antargolongan (SARA). Oleh karena itu, peran pemuka agama dan adat dibutuhkan sekali meluruskannya.
Selain meminta tokoh agama dan adat menyerukan pesan kedamaian, PGI juga berharap para tokoh bangsa melakukan hal yang sama tanpa menyalahkan salah satu pihak karena bisa menimbulkan konflik baru.
Gomar Gultom juga meminta aparat keamanan untuk menindak tegas oknum yang diduga menjadi dalang kerusuhan di Papua beberapa waktu lalu.
"Hukum harus tetap ditegakkan tapi pada saat yang sama pendekatan kultural harus dikedepankan," katanya.
Sebelumnya, terjadi beberapa demonstrasi menentang tindakan rasis terhadap mahasiswa Papua. Demonstrasi terjadi di beberapa kota di Papua dengan yang terakhir terjadi di Kota Jayapura pada 29 Agustus 2019.
Akibat demonstrasi yang diwarnai kerusuhan tersebut beberapa bangunan dan fasilitas umum mengalami kerusakan termasuk kantor-kantor pemerintah di Jayapura.
Baca juga: Wiranto: Korban jiwa meninggal akibat kerusuhan Papua 4 sipil dan 1 TNI
Baca juga: Polda Papua Barat rillis data kerusakan akibat kerusuhan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019