Siswa Kelas XII Jurusan Akuntansi di SMK Pasundan Cianjur, Jawa Barat, M. Ridwan Suryana, tidak menyangka aksi kemanusiaannya viral di dunia maya dan mendapat penghargaan dari pihak kepolisian.
Ketika itu, dia secara spontan menolong anggota polisi yang mengalami luka bakar saat bersama petugas lainnya mengamankan aksi unjuk rasa di depan Kantor Bupati Cianjur.
Pada Kamis (15/8), saat aksi unjuk rasa itu, mahasiswa diduga melakukan pelemparan bahan bakar minyak yang mengakibatkan empat anggota kepolisian mengalami luka bakar.
Ridwan sebenarnya tidak mengharapkan pertolongan yang dilakukannya kepada seorang anggota polisi, Aiptu Erwi Yuda yang mengalami luka bakar di atas 50 persen itu, mendapat penghargaan.
Di tengah situasi kacau dalam unjuk rasa itu, dia memberikan pertolongan pertama kepada petugas karena anggota kepolisian lainnya sedang mengejar pengunjuk rasa. Aiptu Erwi Yuda terkapar di pinggir jalan.
Meskipun tidak sempat ikut membantu memadamkan api yang membakar tubuh anggota Babinkamtibmas Kelurahan Bojongherang itu, pertolongan pertama yang diberikan Ridwan tersebut kiranya patut diganjar penghargaan.
Saat situasi genting, hanya dia yang memberikan pertolongan dengan memberikan air mineral kepada korban sambil membisikkan kalimat agar korban tabah dan menyebut nama Sang Pencipta.
"Saat tubuh pak polisi terbakar saya hanya bisa terdiam karena takut api menjalar. Setelah api berhasil dipadamkan, tubuh bapak polisi ditinggalkan karena polisi sibuk menangkap mahasiswa," katanya.
Pada saat itulah, hatinya tergerak untuk memberikan pertolongan dan mendampingi Erwin dengan memberikan air minum sambil memangku tubuh korban yang tergeletak di pinggir jalan.
Hingga akhirnya, tim medis dan beberapa petugas fokus untuk membawa korban ke rumah sakit guna mendapatkan pertolongan.
"Sempat ada perasaan takut dan ngeri melihat luka bakar yang dialami korban, namun hati saya tergerak untuk membantu karena setelah berhasil dipadamkan, tidak ada yang mendampingi korban yang ditinggal sendiri dengan luka bakar yang cukup parah," katanya.
Kepala Kepolisian Resor Cianjur AKBP Soliyah mengatakan sangat berterima kasih atas aksi spontan yang dilakukan siswa SMK Pasundan Cianjur itu.
Aksi Ridwan memberikan pertolongan dan mendampingi korban harus menjadi contoh bagi pemuda lainnya.
Ketika orang lain tidak berani mendekat, Ridwan melakukan tindakan pertolongan itu dengan memberi air minum kepada polisi itu sambil menenangkan korban dengan menuntunnya untuk terus menerus membaca istigfar.
"Kami akan memberikan penghargaan untuk Ridwan yang sudah membantu memberikan pertolongan pertama pada anggota kami yang menjadi korban. Aksi kemanusiaan yang dilakukannya patut diacungi jempol dan menjadi contoh bagi pemuda lainnya di Indonesia, terutama di Cianjur," katanya.
Pihaknya akan segera memanggil Ridwan beserta orang tua dan pihak sekolah ke Markas Polres Cianjur, untuk memberikan penghargaan atas jasanya membantu anggota kepolisian yang menjadi korban saat mengamankan aksi unjuk rasa.
"Nanti setelah Polda Jabar memberikan penghargaan, kami dari Polres Cianjur akan memanggil siswa tersebut untuk diberikan penghargaan," katanya.
Saat terjadi aksi unjuk rasa mahasiswa yang berujung ricuh di depan kantor bupati setempat itu, Ridwan sedang istirahat dari praktik kerja lapangan di tempat itu.
Ia melihat polisi terkapar seorang diri setelah api yang membakar tubuhnya berhasil dipadamkan, sedangkan petugas lainnya berusaha mengamankan pengunjuk rasa yang berhamburan, kabur dari lokasi kejadian.
"Saya kebetulan sedang istrirahat dan melihat aksi unjuk rasa, begitu melihat ada kericuhan, saya sempat menjauh dan melihat seorang polisi yang tubuhnya terbakar karena takut saya tidak membantu memadamkan," kata Ridwan, anak kedua dari dua anak pasangan suami-isteri, Yeti Rohaeti dan Supriadi itu.
Ia lalu mendekati polisi yang terkapar itu untuk diberinya pertolongan. Ridwan menjadikan tangannya sebagai sandaran kepala Aiptu Erdin. Tangan satunya lagi meraih air minum kemasan yang kebetulan ada di kardus dekat korban terkapar.
Polisi itu lalu diberinya air minum. Sedikit demi sedikit air minum disuapkan ke mulut korban.
Suara petugas polisi yang didengarnya merintih kesakitan dan kehausan itu, membuat pelajar tersebut makin tidak tega melihat keadaannya.
Ridwan berteriak meminta dukungan kepada orang-orang lainnya untuk membantu polisi yang secara pribadi tidak dikenalnya itu.
Namun, tidak seketika datang bantuan lebih banyak dari orang lain untuk petugas polisi itu karena situasi masih kacau.
Selang beberapa saat kemudian, barulah seorang anggota Satuan Polisi Pamong Praja Pemkab Cianjur dan beberapa petugas lainnya yang mendengar teriakannya, ikut membantu mengevakuasi korban untuk dibawa ke RSUD Cianjur.
Ridwan ikut pula membantu mengangkat tubuh korban ketika dimasukan ke dalam kendaraan yang akan mengantarnya ke rumah sakit guna mendapat perawatan.
Panggilan untuk melakukan tindakan kemanusiaan telah mendorong Ridwan memberikan pertolongan kepada polisi yang menjadi korban dalam unjuk rasa berujung ricuh tersebut.
"Saya kasihan dan terdorong untuk membantu meskipun awalnya ngeri melihat tubuhnya yang penuh luka bakar," ucap dia.
Foto Ridwan yang tengah menolong Aiptu Erwin, viral di media sosial dan mendapatkan banyak pujian dari warganet.
Bahkan, sebuah unggahan di akun Facebook bernama Arif Hidayat yang merupakan guru di sekolah Ridwan, dikomentari ratusan orang dan dibagikan hampir 1.000 kali.
"Aku bangga padamu Nak, batik kebanggaan kita adalah cerminan bahwa dirimu contoh dari kebaikan," begitu komentar dari sang gurunya itu.
Baca juga: Kadiv Humas: Polisi terbakar tambah deretan duka Polri
Baca juga: Empat polisi terbakar di Cianjur peroleh kenaikan pangkat
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019
Ketika itu, dia secara spontan menolong anggota polisi yang mengalami luka bakar saat bersama petugas lainnya mengamankan aksi unjuk rasa di depan Kantor Bupati Cianjur.
Pada Kamis (15/8), saat aksi unjuk rasa itu, mahasiswa diduga melakukan pelemparan bahan bakar minyak yang mengakibatkan empat anggota kepolisian mengalami luka bakar.
Ridwan sebenarnya tidak mengharapkan pertolongan yang dilakukannya kepada seorang anggota polisi, Aiptu Erwi Yuda yang mengalami luka bakar di atas 50 persen itu, mendapat penghargaan.
Di tengah situasi kacau dalam unjuk rasa itu, dia memberikan pertolongan pertama kepada petugas karena anggota kepolisian lainnya sedang mengejar pengunjuk rasa. Aiptu Erwi Yuda terkapar di pinggir jalan.
Meskipun tidak sempat ikut membantu memadamkan api yang membakar tubuh anggota Babinkamtibmas Kelurahan Bojongherang itu, pertolongan pertama yang diberikan Ridwan tersebut kiranya patut diganjar penghargaan.
Saat situasi genting, hanya dia yang memberikan pertolongan dengan memberikan air mineral kepada korban sambil membisikkan kalimat agar korban tabah dan menyebut nama Sang Pencipta.
"Saat tubuh pak polisi terbakar saya hanya bisa terdiam karena takut api menjalar. Setelah api berhasil dipadamkan, tubuh bapak polisi ditinggalkan karena polisi sibuk menangkap mahasiswa," katanya.
Pada saat itulah, hatinya tergerak untuk memberikan pertolongan dan mendampingi Erwin dengan memberikan air minum sambil memangku tubuh korban yang tergeletak di pinggir jalan.
Hingga akhirnya, tim medis dan beberapa petugas fokus untuk membawa korban ke rumah sakit guna mendapatkan pertolongan.
"Sempat ada perasaan takut dan ngeri melihat luka bakar yang dialami korban, namun hati saya tergerak untuk membantu karena setelah berhasil dipadamkan, tidak ada yang mendampingi korban yang ditinggal sendiri dengan luka bakar yang cukup parah," katanya.
Kepala Kepolisian Resor Cianjur AKBP Soliyah mengatakan sangat berterima kasih atas aksi spontan yang dilakukan siswa SMK Pasundan Cianjur itu.
Aksi Ridwan memberikan pertolongan dan mendampingi korban harus menjadi contoh bagi pemuda lainnya.
Ketika orang lain tidak berani mendekat, Ridwan melakukan tindakan pertolongan itu dengan memberi air minum kepada polisi itu sambil menenangkan korban dengan menuntunnya untuk terus menerus membaca istigfar.
"Kami akan memberikan penghargaan untuk Ridwan yang sudah membantu memberikan pertolongan pertama pada anggota kami yang menjadi korban. Aksi kemanusiaan yang dilakukannya patut diacungi jempol dan menjadi contoh bagi pemuda lainnya di Indonesia, terutama di Cianjur," katanya.
Pihaknya akan segera memanggil Ridwan beserta orang tua dan pihak sekolah ke Markas Polres Cianjur, untuk memberikan penghargaan atas jasanya membantu anggota kepolisian yang menjadi korban saat mengamankan aksi unjuk rasa.
"Nanti setelah Polda Jabar memberikan penghargaan, kami dari Polres Cianjur akan memanggil siswa tersebut untuk diberikan penghargaan," katanya.
Saat terjadi aksi unjuk rasa mahasiswa yang berujung ricuh di depan kantor bupati setempat itu, Ridwan sedang istirahat dari praktik kerja lapangan di tempat itu.
Ia melihat polisi terkapar seorang diri setelah api yang membakar tubuhnya berhasil dipadamkan, sedangkan petugas lainnya berusaha mengamankan pengunjuk rasa yang berhamburan, kabur dari lokasi kejadian.
"Saya kebetulan sedang istrirahat dan melihat aksi unjuk rasa, begitu melihat ada kericuhan, saya sempat menjauh dan melihat seorang polisi yang tubuhnya terbakar karena takut saya tidak membantu memadamkan," kata Ridwan, anak kedua dari dua anak pasangan suami-isteri, Yeti Rohaeti dan Supriadi itu.
Ia lalu mendekati polisi yang terkapar itu untuk diberinya pertolongan. Ridwan menjadikan tangannya sebagai sandaran kepala Aiptu Erdin. Tangan satunya lagi meraih air minum kemasan yang kebetulan ada di kardus dekat korban terkapar.
Polisi itu lalu diberinya air minum. Sedikit demi sedikit air minum disuapkan ke mulut korban.
Suara petugas polisi yang didengarnya merintih kesakitan dan kehausan itu, membuat pelajar tersebut makin tidak tega melihat keadaannya.
Ridwan berteriak meminta dukungan kepada orang-orang lainnya untuk membantu polisi yang secara pribadi tidak dikenalnya itu.
Namun, tidak seketika datang bantuan lebih banyak dari orang lain untuk petugas polisi itu karena situasi masih kacau.
Selang beberapa saat kemudian, barulah seorang anggota Satuan Polisi Pamong Praja Pemkab Cianjur dan beberapa petugas lainnya yang mendengar teriakannya, ikut membantu mengevakuasi korban untuk dibawa ke RSUD Cianjur.
Ridwan ikut pula membantu mengangkat tubuh korban ketika dimasukan ke dalam kendaraan yang akan mengantarnya ke rumah sakit guna mendapat perawatan.
Panggilan untuk melakukan tindakan kemanusiaan telah mendorong Ridwan memberikan pertolongan kepada polisi yang menjadi korban dalam unjuk rasa berujung ricuh tersebut.
"Saya kasihan dan terdorong untuk membantu meskipun awalnya ngeri melihat tubuhnya yang penuh luka bakar," ucap dia.
Foto Ridwan yang tengah menolong Aiptu Erwin, viral di media sosial dan mendapatkan banyak pujian dari warganet.
Bahkan, sebuah unggahan di akun Facebook bernama Arif Hidayat yang merupakan guru di sekolah Ridwan, dikomentari ratusan orang dan dibagikan hampir 1.000 kali.
"Aku bangga padamu Nak, batik kebanggaan kita adalah cerminan bahwa dirimu contoh dari kebaikan," begitu komentar dari sang gurunya itu.
Baca juga: Kadiv Humas: Polisi terbakar tambah deretan duka Polri
Baca juga: Empat polisi terbakar di Cianjur peroleh kenaikan pangkat
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019