Ketua Umum Perkumpulan Pengusaha Sarang Burung Indonesia (PPBSI) Boedi Mranata mengapresiasi upaya pemerintah untuk mendorong ekspor sarang burung walet ke China yang saat ini menghadapi persyaratan cukup ketat.
Menurut Boedi dalam pernyataan di Jakarta, Sabtu, upaya lobi yang telah dilakukan pemerintah tersebut dapat menjadi pembuka jalan bagi kemudahan ekspor ke China dan mengatasi masalah yang selama ini dihadapi para eksportir.
"Mungkin syarat-syarat ketat itu dicoba agak diperlunak, agak digampangkan. Sebab dengan syarat yang ketat itu memang masuk pasar ke China lebih sulit," kata Boedi.
Ia memastikan jika upaya pendekatan pemerintah tersebut memperoleh hasil, target ekspor PPBSI ke China pada 2019 dapat mencapai 140 ton, atau dua kali lipat jumlah ekspor sarang burung walet pada 2018 yang tercatat sebesar 70 ton.
Saat ini, China hanya memberi kuota impor sarang burung walet dari Indonesia sebanyak 150 ton dalam setahun. Padahal, total ekspor sarang burung walet Indonesia ke pasar global sepanjang tahun 2018 jumlahnya sebanyak 1.596 ton.
"Dua kali lipat udah happy-lah. Nanti tahun depan nambah lagi," kata Boedi.
Saat ini, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita sedang melakukan kunjungan dagang ke China untuk mendorong ekspor komoditas unggulan seperti CPO, buah-buahan dan sarang burung walet serta memperbaiki kinerja neraca perdagangan.
Pengamat perdagangan internasional Universitas Indonesia Fithra Faisal mengatakan langkah pemerintah tersebut merupakan hal yang baik, mengingat China merupakan aliansi strategis di masa depan. Apalagi negara tirai bambu juga siap mengalihkan jaringan produksi ke negara-negara Asia.
Namun, ia mengingatkan pemerintah harus cermat dalam melakukan negosiasi perdagangan, karena negara tujuan ekspor biasanya akan menawarkan produk untuk dijual ke Indonesia sebagai timbal balik.
Sebelumnya, telah berlangsung penandatanganan kontrak ekspor sarang burung walet sebanyak 10 ton antara perusahaan Indonesia dengan perusahaan China di Jakarta, Jumat (19/7) yang menjadi awal upaya peningkatan ekspor komoditas tersebut ke pasar global.
Penandatanganan kontrak dilakukan oleh Direktur Utama PT Tong Heng Investment Indonesia Suyanti Ang dengan Pimpinan Quanzhou Yuyan Family Biotechnology Co., Ltd (Bird Nest Diary) Lu Yu Meng dan Pimpinan Xiamen Fuen Imp & Exp Co. Ltd. Lin Wei Ting.
Baca juga: Pengusaha: Proses ekspor sarang burung walet agar dipersingkat
Baca juga: 2 toko produk olahan sarang walet Indonesia dibuka di China
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019
Menurut Boedi dalam pernyataan di Jakarta, Sabtu, upaya lobi yang telah dilakukan pemerintah tersebut dapat menjadi pembuka jalan bagi kemudahan ekspor ke China dan mengatasi masalah yang selama ini dihadapi para eksportir.
"Mungkin syarat-syarat ketat itu dicoba agak diperlunak, agak digampangkan. Sebab dengan syarat yang ketat itu memang masuk pasar ke China lebih sulit," kata Boedi.
Ia memastikan jika upaya pendekatan pemerintah tersebut memperoleh hasil, target ekspor PPBSI ke China pada 2019 dapat mencapai 140 ton, atau dua kali lipat jumlah ekspor sarang burung walet pada 2018 yang tercatat sebesar 70 ton.
Saat ini, China hanya memberi kuota impor sarang burung walet dari Indonesia sebanyak 150 ton dalam setahun. Padahal, total ekspor sarang burung walet Indonesia ke pasar global sepanjang tahun 2018 jumlahnya sebanyak 1.596 ton.
"Dua kali lipat udah happy-lah. Nanti tahun depan nambah lagi," kata Boedi.
Saat ini, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita sedang melakukan kunjungan dagang ke China untuk mendorong ekspor komoditas unggulan seperti CPO, buah-buahan dan sarang burung walet serta memperbaiki kinerja neraca perdagangan.
Pengamat perdagangan internasional Universitas Indonesia Fithra Faisal mengatakan langkah pemerintah tersebut merupakan hal yang baik, mengingat China merupakan aliansi strategis di masa depan. Apalagi negara tirai bambu juga siap mengalihkan jaringan produksi ke negara-negara Asia.
Namun, ia mengingatkan pemerintah harus cermat dalam melakukan negosiasi perdagangan, karena negara tujuan ekspor biasanya akan menawarkan produk untuk dijual ke Indonesia sebagai timbal balik.
Sebelumnya, telah berlangsung penandatanganan kontrak ekspor sarang burung walet sebanyak 10 ton antara perusahaan Indonesia dengan perusahaan China di Jakarta, Jumat (19/7) yang menjadi awal upaya peningkatan ekspor komoditas tersebut ke pasar global.
Penandatanganan kontrak dilakukan oleh Direktur Utama PT Tong Heng Investment Indonesia Suyanti Ang dengan Pimpinan Quanzhou Yuyan Family Biotechnology Co., Ltd (Bird Nest Diary) Lu Yu Meng dan Pimpinan Xiamen Fuen Imp & Exp Co. Ltd. Lin Wei Ting.
Baca juga: Pengusaha: Proses ekspor sarang burung walet agar dipersingkat
Baca juga: 2 toko produk olahan sarang walet Indonesia dibuka di China
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019