Dua toko produk olahan sarang burung walet asal Indonesia dibuka awal pekan ini di Kota Zhengzhou, China.
Kedua toko di bawah perusahaan pengimpor Yan Ty Ty itu mulai beroperasi di Ibu Kota Provinsi Henan pada Senin (13/5). Mereka mendatangkan langsung sarang burung walet melalui PT Anugerah Citra Walet Indonesia.
"Importir sarang burung walet ini telah memenuhi standar yang ditetapkan oleh otoritas Tiongkok," kata Duta Besar RI untuk China Djauhari Oratmangun di Beijing, Selasa (14/5).
Kedua toko itu membayar biaya waralaba kepada Yan Ty Ty, masing-masing sebesar 60.000 RMB (sekitar Rp126 juta) dan 41.000 RMB (Rp86 juta).
Sejumlah perusahaan asal Indonesia pada 2012 telah memenuhi standar yang ditetapkan pemerintah China dalam mengekspor sarang burung walet.
Pada November 2014, enam pengekspor sarang burung walet mendapatkan sertifikat dari Badan Sertifikasi dan Administrasi Akreditasi China (CNCA).
Nilai ekspor sarang burung walet naik dari 22,3 juta dolar AS (sekitar Rp322 miliar) pada 2015 menjadi 102,9 juta dolar AS (sekitar Rp1,48 triliun) pada 2017.
Hingga Juli 2018, terdapat 21 industri pengolahan sarang burung walet dari Indonesia yang telah mendapatkan sertifikat CNCA dengan volume impor mencapai 70,6, yang berarti Indonesia menguasai 67,1 persen dari total impor sarang burung walet dari tiga negara di Asia Tenggara, yakni Indonesia, Malaysia, dan Thailand.
Tren konsumsi sarang burung walet di negeri Tirai Bambu itu telah menunjukkan kenaikan sejak 2014 hingga 2018 dengan ekspektasi mencapai 1.000 ton pada 2019.
Indonesia merupakan sumber sarang burung walet terbesar di dunia sedangkan China menjadi negara konsumen terbesar sarang burung walet secara global.
"Kami optimistis produk sarang burung walet Indonesia akan terus menjadi salah satu produk ekspor unggulan di Tiongkok," ujar Dubes.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019
Kedua toko di bawah perusahaan pengimpor Yan Ty Ty itu mulai beroperasi di Ibu Kota Provinsi Henan pada Senin (13/5). Mereka mendatangkan langsung sarang burung walet melalui PT Anugerah Citra Walet Indonesia.
"Importir sarang burung walet ini telah memenuhi standar yang ditetapkan oleh otoritas Tiongkok," kata Duta Besar RI untuk China Djauhari Oratmangun di Beijing, Selasa (14/5).
Kedua toko itu membayar biaya waralaba kepada Yan Ty Ty, masing-masing sebesar 60.000 RMB (sekitar Rp126 juta) dan 41.000 RMB (Rp86 juta).
Sejumlah perusahaan asal Indonesia pada 2012 telah memenuhi standar yang ditetapkan pemerintah China dalam mengekspor sarang burung walet.
Pada November 2014, enam pengekspor sarang burung walet mendapatkan sertifikat dari Badan Sertifikasi dan Administrasi Akreditasi China (CNCA).
Nilai ekspor sarang burung walet naik dari 22,3 juta dolar AS (sekitar Rp322 miliar) pada 2015 menjadi 102,9 juta dolar AS (sekitar Rp1,48 triliun) pada 2017.
Hingga Juli 2018, terdapat 21 industri pengolahan sarang burung walet dari Indonesia yang telah mendapatkan sertifikat CNCA dengan volume impor mencapai 70,6, yang berarti Indonesia menguasai 67,1 persen dari total impor sarang burung walet dari tiga negara di Asia Tenggara, yakni Indonesia, Malaysia, dan Thailand.
Tren konsumsi sarang burung walet di negeri Tirai Bambu itu telah menunjukkan kenaikan sejak 2014 hingga 2018 dengan ekspektasi mencapai 1.000 ton pada 2019.
Indonesia merupakan sumber sarang burung walet terbesar di dunia sedangkan China menjadi negara konsumen terbesar sarang burung walet secara global.
"Kami optimistis produk sarang burung walet Indonesia akan terus menjadi salah satu produk ekspor unggulan di Tiongkok," ujar Dubes.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019