Petani di Desa Kendayakan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, mengalihkan  mesin pompa air yang menggunakan bahan bakar minyak ke gas elpiji, dikarenakan lebih murah.

Seorang petani asal Desa Kendayakan, Kecamatan Terisi, Kabupaten Indramayu Wardani di Indramayu, Rabu, mengatakan dengan menggunakan gas elpiji biaya untuk memompa air jadi semakin murah.

"Jauh lebih irit dua kali lipat menggunakan gas elpiji dibanding saat menggunakan bahan bakar minyak seperti bensit ataupun pertalite," kata Wardani.

Menurutnya untuk mengaliri sawah, biasanya memerlukan waktu 7 jam yang menghabiskan 7 liter BBM.

Namun jika menggunakan gas elpiji sebagai bahan bakar, kata Wardani petani bisa menghemat, di mana dengan waktu yang sama yaitu 7 jam hanya menghabiskan satu tabung gas elpiji ukuran 3 kilogram.

"Kalau BBM 7 liter kita beli bisa Rp49 ribu, tapi kalau menggunakan elpiji 3 kilogram kan hanya Rp20 ribu," ujarnya.

Dia menjelaskan untuk mengkonversi mesin BBM ke gas elpiji, pihaknya hanya perlu mengeluarkan uang hanya Rp55 ribu guna membeli onderdil tambahan.

Onderdil tambahan yang diperlukan lanjut Wardani yaitu regulator, stop kran, selang dan klip pengunci selang. onderdil-onderdil tersebut dapat sangat mudah dibeli di toko maupun swalayan dan bahkan pasar tradisional.

"Kemudian onderdil yang telah dibeli hanya perlu dirangkai saling berhubungan, cara ini tidak sampai merubah komposisi mesin secara keseluruan," katanya.

Baca juga: Banyak petani Indramayu tak ikut asuransi

Baca juga: Petani di Indramayu pilih tanam samangka di musim kemarau

Pewarta: Khaerul Izan

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019