Pemerintah Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, siaga bencana kekeringan karena mayoritas di daerah itu masuk kategori rawan kekeringan pada musim kemarau tahun ini.

Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana setempat Wahyu Wibisono di Purwakarta, Selasa, mengatakan, dari 17 kecamatan yang ada di Purwakarta, ada 13 kecamatan yang rawan kekeringan atau masuk zona merah.

"Sampai saat ini kita memang belum mendapatkan laporan daerah krisis air bersih. Tetapi kita tetap siaga dan terus melakukan monitoring," tambahnya.

Untuk menyiagakan kebutuhan air bersih, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Perusahaan Daerah Air Minum Purwakarta serta pihak lainnya.

"Pada musim kemarau ini, kita juga menyosialisasikan teknis permohonan bantuan air bersih dan antisipasi bahaya kebakaran," ujar dia.

Sementara itu, Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Purwakarta akan memaksimalkan layanan call center 112 untuk antisipasi kebutuhan air bersih masyarakat Purwakarta, khususnya yang masuk wilayah zona merah.

Dibukanya layanan call center 112, untuk memberikan kemudahan serta mendapatkan pelayanan percepatan terutama kebutuhan air bersih.

"Masyarakat bisa menghubungi call center 112, apabila membutuhkan kiriman air bersih," kata Kepala Diskominfo Purwakarta, Ida Hamidah.

Ia menambahkan dibukanya call center 112, adalah bagian dari antisipasi serta siaga bencana kekeringan.

Bupati Purwakarta, Anne Ratna Mustika menyampaikan pihaknya telah mengalokasikan anggaran sekitar Rp350 juta untuk mengantisipasi bencana kekeringan.

Anggaran itu teralokasikan di Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana dan Bagian Kesra Pemkab Purwakarta.

Baca juga: ACT dan MRI Tasikmalaya salurkan air bersih di Jawa Barat

Baca juga: Lipsus - Kekeringan tetap melanda Cianjur meski memiliki sumber air

Pewarta: M.Ali Khumaini

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019