Jakarta (ANTARA) - Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi menilai tarif parkir di arena Pekan Raya Jakarta (PRJ) atau Jakarta Fair 2019 terlalu mahal, apalagi tidak sebanding dengan fasilitas parkir yang disediakan.
"Tarif parkir Rp30 ribu per sekali masuk terlalu mahal. Itu sama saja menjadikan kenaikan tiket masuk secara terselubung," kata Tulus melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Minggu.
Tulus mengatakan pengunjung masih harus membayar tiket masuk arena PRJ Rp40 ribu per orang. Itu berarti, pengunjung yang membawa mobil harus merogoh kocek paling sedikit Rp70 ribu.
Padahal, kondisi area parkir yang disediakan sangat tidak nyaman, terbuka, berdebu. Pengelola PRJ juga seakan tidak bisa menakar kapasitas arena PRJ dan area parkir, sehingga kendaraan dan pengunjung terus diterima masuk.
"Akibatnya, sulit mencari tempat parkir. Di dalam arena PRJ pun pengunjung penuh sesak, sangat tidak nyaman. Padahal pengunjung sebagai konsumen sudah membayar parkir dan tiket masuk yang mahal," tuturnya.
Tulus juga menyoroti fasilitas umum seperti toilet dan mushola. Di arena PRJ sangat sedikit penanda atau petunjuk arah untuk menuju toilet dan mushola.
"Jadi pengunjung harus mencari petugas untuk bertanya lokasi toilet dan mushola. Belum lagi antrean panjang di toilet perempuan. Seharusnya, ketika pengunjung membludak seperti itu, pengelola menyediakan toilet portabel," katanya.
Menurut Tulus, masih ada waktu seminggu bagi pengelola PRJ memperbaiki layanan dan kinerja. Pengelola jangan hanya memungut tarif parkir dan tiket masuk yang mahal, tetapi gagal membuat pengunjung merasa nyaman.
"Pemerintah Provinsi DKI Jakarta harus mengawasi pelaksanaan PRJ," ujarnya.
Baca juga: 20 IKM Depok difasilitasi ikut pameran di PRJ Kemayoran