Cianjur (ANTARA) - Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di SMKN 1 Cipanas, Cianjur, Jawa Barat, harus dibagi dalam tiga sesi secara bergantian karena keterbatasan komputer.
"Untuk pelaksanaan UNBK berjalan dengan lancar, meskipun jumlah komputer masih sangat minim," kata Kepala Sekolah SMKN 1 Cipanas Bambang R Mulyono di Cianjur, Kamis.
Ia menjelaskan, pelaksanaan UNBK tahun ini diikuti sebanyak 501 peserta, sedangkan komputer yang tersedia hanya 200 unit, sehingga pelaksanaan UNBK harus dibagi menjadi tiga sesi untuk setiap mata pelajaran.
"Satu mata pelajaran itu teknisnya tiga sesi karena kekurangan komputer, akibatnya untuk peserta yang mendapat jatah ujian pada sesi 3 terlalu panjang sekitar 1,5 jam," katanya.
Sedangkan terkait persiapan hingga pelaksanaan, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan PT PLN dan Telkom serta kepolisian untuk kelancaran kegiatan pelaksanaan UNBK.
Sementara sejumlah siswa mengeluh karena tidak dapat melaksanakan UNBK sejak pagi seperti siswa lainnya karena dibagi sesi akibat kurangnya fasilitas penunjang, sehingga mereka mengaku kurang konsentrasi.
"Sudah pasti kurang segar otaknya dan tidak konsentrasi karena harus menunggu sebelum mendapat giliran. Tapi kami harus lulus dengan nilai terbaik," kata Resmi Tania peserta UNBK.
Sementara Kasi Pelayanan Kantor Cabang Dinas Wilayah VI Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, Ajat Sudrajat, mengatakan tercatat 32 ribu siswa SMK di Cianjur yang mengikuti UNBK.
"Sudah hampir 100 persen SMK di Cianjur, melaksanakan ujian berbasis komputer. Untuk pelaksanaan hampir seluruhnya berjalan lancar," katanya.
Baca juga: Gubernur pastikan pelaksanaan UNBK SMA di Jabar lancar
Baca juga: UNBK berhasil hilangkan 99 persen kecurangan, kata Mendikbud
Komputer kurang, UNBK dibagi tiga sesi
Jumat, 29 Maret 2019 23:22 WIB