Bandung (Antaranews Jabar) - Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat, Prima Mayaningtyas mengatakan sekitar 60-70 persen limbah domestik mencemari Sungai Citarum, terindikasi dari jumlah total limbah fecal koliform (E.coli) yang lebih tinggi bahkan ribuan kali dari standar yang dipersyaratkan.
"Dari tujuh parameter di indeks kualitas lingkungan hidup khususnya untuk indeks kualitas air di Sungai Citarum masih beberapa dikategorikan cemar berat sampai dengan cemar sedang," katanya pada acara Jabar Punya Informasi atau Japri dengan Tema Citarum Expo 2019, di Gedung Sate Bandung, Senin.
Prima mengatakan kegiatan Citarum Expo yang digagas oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Lingkungan Hidup digelar karena melihat kondisi lingkungan hidup khususnya Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum semakin tercemar berat sehingga diperlukan upaya dan gerakan nyata dalam sinergitas penyelesaiannya serta pengelolaan Sungai Citarum secara terintegrasi.
"Tujuan dari kegiatan ini adalah perwujudan semangat kolaborasi seluruh stakeholder dalam penanganan Citarum yang dirangkaikan dengan penandatanganan naskah komitmen kerja sama atau Rencana Aksi Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan (PPPK) di DAS Citarum," katanya.
Citarum Expo 2019 yang akan dilaksanakan di Gedong Sabilulungan, Kabupaten Bandung, pada Selasa (19/2), juga akan dilaksanakan FGD (Focus Group Discussion) yang akan menghasilkan lima rencana besar.
"Diantaranya rehabilitasi lahan kritis, pengolahan limbah domestik, pengolahan limbah industri, penataan sungai (kaitan pemanfaatan ruang) dan penegakan hukum lingkungan," katanya.
Baca juga: Ridwan Kamil usul pencemar Sungai Citarum diumumkan
Lebih lanjut, rencana aksi ini akan dibuatkan menjadi sebuah buku sebagai Blue Print yang akan diberikan pada Gubernur Jawa Barat sebagai Dansatgas oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat.
Blue Print ini sebagai rencana atau guideline untuk melakukan upaya pengendalian perusakan dan pencemaran Sungai Citarum.
Acara Citarum Expo 2019 ini tidak menggunakan dana APBD Provinsi Jawa Barat tetapi menggunakan dana dari sponsor atau CSR yang peduli akan pembenahan Sungai Citarum.
"APBD untuk kali ini kami tidak menggunakan karena kebetulan ada sponsorship yang digunakan. Terus terang saja Pak Gubenur men-declare itu kemarin di awal Januari. Sehingga tidak dianggarkan pada tahun sebelumnya," katanya.
"Dan ini semua dari sponsorship tapi Insya Allah kegiatan Citarum untuk 2019 sudah masuk semua ke OPD-OPD yang ada di provinsi khususnya," lanjut Prima.
Baca juga: Expo Citarum digelar 19 Februari 2019
Baca juga: Pemprov Jabar miliki Gedung Pusat Komando Program Citarum Harum