Cirebon (Antaranews Jabar) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) stasiun Jatiwangi Majalengka, Jawa Barat, menyatakan puncak musim kemarau di wilayah Cirebon terjadi pada bulan Agustus sampai Saptember.
"Untuk puncak musim kemarau di wilayah Cirebon itu bulan Agustus sampai September," kata Prakirawan Cuaca BMKG Stasiun Jatiwangi Majalengka, Ahmad Faa Iziyn di Majalengka, Selasa.
Pada dua bulan tersebut, lanjut Faiz masyarakat dan pemerintah setempat harus lebih waspada dengan adanya bencana kekeringan.
"Harus ada persiapan dari berbagai pihak, untuk meminimalkan kekurangan air bersih," ujarnya.
Menurut Faiz, musim kemarau itu tidak berarti tak ada hujan sama sekali dalam satu bulan itu, akan tetapi masih ada hujan dengan intensitas sangat sedikit dan jarang.
Dia mengatakan selama musim kemarau di wilayah Cirebon yang terdiri dari Kabupaten/Kota Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan, juga berpotensi dilanda angin kencang serta gelombang laut tinggi.
"Diimbau masyarakat waspada, karena selama musim kemarau ada potensi angin kencang dan gelombang laut cukup tinggi," tuturnya.
"Angin yang berhembus selama musim kemarau ini bisa mencapai 40 kilometer per jam, sementara untuk normalnya hanya 20 kilometer per jam," katanya.