Bandung (Antaranews Jabar) - Pengusaha bisnis busana muslim seperti produsen busana muslim Rabbani menyiapkan program atau konsep khusus dalam menyambut bulan Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri karena momentum tersebut merupakan para pengusaha busana muslim "panen" omzet.
"Terkait jelang puasa dan lebaran nanti Rabbani akan mempersiapkan konsep?cycle fashion, yakni modifikasi busana yang pernah menjadi tren selama dua hingga lima tahun kebelakang dan kami juga akan menghadirkan busana-busana yang lebih?kekinian," kata Promotion Manager Rabbani Ridwanul Karim, di Bandung, Kamis.
Menurut dia, menjelang Bulan Suci Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran yang tinggal 30 hari ini, Rabbani terus memperkuat pasar?offline atau gerai?di Indonesia karena masih diminati oleh para pembeli dibandingkan dengan pasar?online.
Dia menuturkan produk busana muslim untuk wanita masih mendominasi dibandingkan produk untuk laki-laki dengan komposisi 60:40 namun penjualan busana muslim untuk pria juga menunjukan peningkatan.
"Selama ini kerudung perempuan masih menjadi andalan kami namun permintaan kemeja koko terus meningkat. Ini menunjukan laki-laki juga senang berbusana muslim yang bisa dikenakan untuk beragam kegiatan," kata dia.
Lebih lanjut ia mengatakan saat ini pihaknya terus membangun infrastruktur penjualan secara online demi menyasar generasi milenial dan sejak 2015 hingga kini, pertumbuhan penjualan melalui pemanfaatan Teknologi Informasi mencapai 200 persen.
"Untuk penjualan secara online akan menjadi andalan di masa depan sehingga akan terus dibangun sistem pendukungnya. Namun saat ini kontribusinya masih sangat kecil hanya dua persen saja," kata dia.
Sementara itu, Direktur Sales dan Marketing Rabbani Budi Darmawan mengaku optimistis omzet bisnis perusahaannya akan tetap tumbuh positif meski laju pertumbuhan ekonomi mengalami perlambatan.
"Kami berharap pertumbuhan bisnis double digit pada tahun ini dari pertumbuhan tahun lalu," ujarnya.
Menurutnya, persaingan di industri busana muslim semakin ketat karena banyak bermunculan produsen baru namun pangsa pasar fesyen syar`i dianggap masih sangat luas dan menjanjikan, terlebih dari 250 juta penduduk Indonesia, sekitar 87 persen memeluk agama Islam.
Selain itu, pihaknya juga menganggap kompetitor sebagai pelecut untuk terus melakukan inovasi produk dan pelayanan dan hal ini sangat penting dilakukan demi menarik pelanggan.
"Tentunya kami terus melakukan inovasi produk sesuai dengan yang dibutuhkan pelanggan namun tetap harus sesuai syar`i," katanya.