Bandung (Antaranews Jabar) - Pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bandung nomor urut dua Yossi Irianto-Aries Supriatna menawarkan sejumlah strategi dan solusi untuk mengatasi persoalan parkir dan kemacetan di Kota Bandung.
"Ke depan salah satu solusi untuk mengurangi kemacetan adalah dengan menggeser parkir-parkir di bahu jalan ke parkir-parkir indoor," kata Calon Wakil Wali Kota Bandung Aries Supriatna saat berkampanye di Kecamatan Kiaracondong, Kota Bandung, Senin.
Aries menilai persoalan parkir dan kemacetan merupakan masalah urgen yang harus mendapat perhatian serius Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung karena persoalan parkir dan kemacetan menjadi masalah klasik yang hingga kini belum dapat diselesaikan oleh Pemkot Bandung.
Dia mengatakan persoalan kemacetan berkaitan erat dengan persoalan parkir sebab salah satu penyebab kemacetan di Kota Bandung adalah akibat banyaknya kendaraan yang parkir di bahu jalan.
Apabila Pasangan Yossi-Aries terpilih, kata dia, salah satu kebijakan yang akan dikeluarkan pasangan Hebring adalah dengan membuat gedung-gedung atau tempat-tempat parkir modern di berbagai titik di Kota Bandung.
Selain dikelola oleh BUMD Pemkot Bandung, ujar Aries, pihaknya akan menggandeng swasta untuk pembangunan gedung-gedung parkir modern tersebut dan dengan melihat kepadatan kendaraan di Bandung, ia melihat bisnis pengelolaan parkir akan menjadi bisnis menggiurkan.
Terlebih, kata dia, bisnis penyediaan tempat parkir modern berbasis robot saat ini sudah mulai dilirik oleh pengusaha atau pihak swasta dan ini artinya, bisnis tersebut secara investasi sudah layak dijalankan.
"Pembangunan gedung-gedung parkir modern sangat memungkinkan dan kita akan dorong. Saya pikir ke depan penyediaan gedung-gedung parkir ini akan menjadi kebutuhan dan tren bisnis yang akan ditangkap pengusaha," ujar Aries.
Selain itu, Aries menyatakan pihaknya juga akan mewajibkan para pengusaha atau tempat usaha yang mendatangkan tamu banyak untuk benar-benar memperhitungkan kapasitas parkir tempat usahanya.
"Jangan sampai membangun tempat usaha, tapi tempat parkirnya tidak disediakan. Artinya ini terkait perizinan. Tempat usaha harus benar-benar memenuhi analisis dampak lalu lintasnya," katanya.
Ia mengaku kurang setuju dengan pemberlakuan mesin parkir yang seolah mengizinkan kendaraan parkir di bahu jalan karena meski ada retribusi, namun keberadaan mesin parkir tidak berkontribusi terhadap PAD Kota Bandung.
"Selain itu bila parkir di bahu jalan diizinkan terus maka akan menganggu karena jalan-jalan di Bandung itu sempit, sementara kendaraan di Bandung semakin banyak. Justru indikator keberhasilan pengelolaan lalin itu adalah jika jalan-jalan sudah berkurang dijadikan tempat parkir umum," kata Aries.