Antarajabar.com - Sejumlah wartawan yang bertugas di Kabupaten Garut, Jawa Barat, menggelar aksi sosial dengan menyumbangkan dana untuk membantu pasien dari keluarga miskin yang sebelumnya sempat ditahan di Rumah Sakit Nurhayati, Garut, karena tidak mampu membayar biaya penanganan medis selama di rumah sakit tersebut.
"Aksi ini sebagai bentuk kepeduliaan kami yang merasa prihatin adanya pasien yang tidak bisa pulang karena masalah keuangan," kata Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Perwakilan Kabupaten Garut, Aep Hendy di Garut, Jumat.
Ia menuturkan, pasien yang tertahan di rumah sakit swasta yakni seorang anak Dede Alif (3) anak dari keluarga yang tidak mampu asal Kampung Cibolerang, Desa Karangsari, Kecamatan Karangpawitan, Garut.
Pasien tersebut, kata Aep, dilaporkan tidak diperbolehkan pulang, Kamis (28/9) malam karena ibu pasien Iyet Rahmawati (29) tidak mampu membayar biaya pengobatan hanya sebesar Rp2,5 juta.
"Saat kami melakukan peliputan, kami miris kenapa hanya uang sebesar itu tidak bisa pulang, dari sana kami para wartawan spontan mengumpulkan uang untuk membantunya," kata Aep.
Ia menyampaikan, uang yang berhasil dikumpulkan dari para wartawan itu besarannya sudah memenuhi target, selebihnya akan diberikan kepada keluarga pasien untuk memenuhi kebutuhan berobat maupun biaya hidup sehari-hari.
"Hari ini dana yang telah kami kumpulkan akan diberikan kepada keluarga pasien, dan kami temani juga untuk membayarnya ke rumah sakit," katanya.
Selain dari wartawan, ada juga bantuan dana dari Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi sebesar Rp1 juta yang diberikan melalui rekening bank wartawan di Garut.
Aep menyampaikan terima kasih kepada pihak yang telah peduli dan membantu keluarga tidak mampu dalam mendapatkan hak yang sama tentang pelayanan kesehatan.
Menurut dia, kasus tersebut sudah beberapa kali terjadi di Garut, yang seringkali membuat wartawan prihatin lalu diberitakan agar mendapatkan perhatian dari pemerintah maupun para dermawan.
"Kami sangat miris dengan sistem pelayanan kesehatan di Garut, ini harus menjadi pelajaran bahwa pelayanan kesehatan masih amburadul, tidak memudahkan masyarakat," katanya.