Jakarta (ANTARA) - Analis mata uang sekaligus Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuabi menganggap pelemahan nilai tukar (kurs) rupiah dipicu ancaman tarif 100 persen terhadap impor barang-barang China.
“Presiden AS Donald Trump memicu kembali ketegangan perdagangan pada hari Jumat dengan mengancam akan mengenakan tarif hingga 100 persen pada impor Tiongkok dan memperketat kontrol ekspor pada teknologi penting. Pernyataan tersebut meresahkan pasar keuangan,” katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin.
Mengutip Anadolu, Trump berjanji mengenakan tarif baru sebesar 100 persen terhadap barang-barang China dan membatasi ekspor "perangkat lunak penting" setelah Beijing mengumumkan pembatasan ekspor mineral tanah jarang.
AS menargetkan penerapan tarif tersebut sejak 1 November 2025 atau lebih cepat, tergantung tindakan atau perubahan lebih lanjut yang diambil oleh China.
China mengumumkan pembatasan ekspor unsur tanah jarang yang baru pada Kamis (9/10). Pembatasan tersebut memperluas batasan pada teknologi pemrosesan dan manufaktur serta melarang kerja sama dengan perusahaan asing tanpa izin pemerintah terlebih dulu.
Kementerian Perdagangan China mengatakan langkah-langkah tersebut bertujuan untuk menjaga keamanan dan kepentingan nasional dengan memberlakukan kontrol ekspor pada teknologi terkait unsur tanah jarang, termasuk penambangan, peleburan dan pemisahan, produksi material magnetik, dan daur ulang sumber daya sekunder.
