Bandung (ANTARA) - Momentum perayaan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia dan Hari Jadi ke-80 Provinsi Jawa Barat diwarnai dengan semangat pelestarian budaya, kebangkitan ekonomi kreatif, dan harapan untuk masa depan bangsa yang lebih baik.
Dalam Kirab Budaya yang digelar di Kota Bandung, Selasa (19/8), sebanyak 3.000 peserta dari berbagai kabupaten/kota di Jabar menampilkan kekayaan budaya daerah masing-masing. Salah satunya datang dari Kabupaten Sumedang.
Budi, Kepala Bidang Kebudayaan Disparbudpora Kabupaten Sumedang, menyampaikan rasa syukur atas keterlibatan daerahnya dalam perayaan tahun ini.
“Alhamdulillah, kami bisa berpartisipasi membawa kekhasan Sumedang, seperti Kereta Nagapaksi dan kesenian Tarawangsa yang sudah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda Indonesia. Harapan kami, kegiatan seperti ini bukan hanya meningkatkan indeks kebahagiaan, tapi juga jadi sarana edukasi dan berdampak pada ekonomi masyarakat,” ujar Budi.
Ia juga berharap agar kegiatan kirab ke depan tidak hanya digelar di Kota Bandung, namun bisa digilir ke berbagai daerah.
“Kirab bisa jadi pemicu tumbuhnya kesadaran melestarikan warisan budaya di tiap daerah,” tambahnya.
Dari kalangan komunitas seni Kujang, Rina Sasmita, berharap perayaan ini membuka ruang kolaborasi antara pemerintah, pelaku seni, dan masyarakat.
“Semoga tahun-tahun ke depan ada lebih banyak keterlibatan komunitas akar rumput. Budaya itu hidup kalau dekat dengan masyarakat,” katanya.
Sementara itu, Asep Rahmat, warga Kota Cimahi yang datang bersama keluarganya, mengaku senang bisa menyaksikan langsung kemeriahan kirab budaya dari dekat.
“Anak-anak jadi tahu budaya dari daerah kita. Biasanya cuma lihat di buku atau TV, sekarang bisa langsung lihat kostum kerajaan dan seni tradisional. Semoga acara begini rutin diadakan,” katanya.
Di sisi lain, penutupan sejumlah jalan akibat kirab budaya sempat membuat arus lalu lintas di pusat kota tersendat. Ilham, seorang pengendara ojek online yang melintas di kawasan Braga, mengaku sempat terhambat saat mengantar penumpang.
“Memang agak macet, tapi saya paham ini buat acara besar. Yang penting informasi penutupan jalannya lebih jelas dan lebih awal diumumkan, supaya kami bisa cari rute alternatif,” ujarnya.
Meski begitu, antusiasme tetap terlihat dari warga yang menonton di pinggir jalan. Salah satunya Rendy, mahasiswa asal Jatinangor, yang sengaja datang ke Bandung untuk menyaksikan kirab.
“Saya bangga bisa lihat langsung budaya daerah tampil bareng. Ini bikin saya makin cinta Jawa Barat dan Indonesia. Harapannya, semangat seperti ini jangan hilang, juga untuk Provinsi Jabar dan Indonesia makin baik kedepannya, lapangan pekerjaan diperbanyak, barang pokok lebih murah” ucapnya.
Kirab budaya yang diikuti sekitar 3.000 peserta dari seluruh daerah di Jabar ini menempuh rute sejauh 4,2 km dari Gedung Merdeka hingga Gedung Sate, menampilkan parade kostum kerajaan, dongdang makanan khas, seni tradisi, hingga kereta kencana.
