Kabupaten Bekasi (ANTARA) - Warga Perumahan The Arthera Hill Ekstension Desa Jayasampurna, Kecamatan Serang Baru, Kabupaten Bekasi Jawa Barat pasrah dengan keadaan dan memilih meninggalkan kediaman baru mereka setelah kerap diterjang banjir hingga setinggi tiga meter.
"Total ada 400 lebih unit rumah, 300 sudah dihuni dan hanya sebagian kecil saja yang masih bertahan, itu pun karena alasan biaya," kata warga Perumahan The Arthera Hill Ekstension Adam (33) di lokasi, Jumat.
Dirinya menyatakan dalam kurun waktu satu tahun sejak tuntas pembangunan untuk dihuni, tercatat sudah enam kali banjir melanda perumahan tersebut dan usai banjir terakhir pada (8/7/2025) lalu, mayoritas warga memutuskan pindah sementara.

Warga hingga kini juga masih menunggu tindakan nyata pihak pengembang, PT Prisma Inti Propertindo untuk segera merealisasikan tuntutan mereka yakni relokasi unit, pembelian kembali rumah atau penanganan permanen berupa pemasangan sheet pile beton di bantaran Kali Cikarang.
"Yang bertahan tinggal di bawah 10 persen karena persoalan biaya, sisanya pindah untuk sementara. Artinya warga masih menunggu sampai ada keputusan jelas dan pertanggungjawaban dari pihak developer," ucapnya.
Adam juga mengaku pihak pengembang telah mengirimkan sejumlah pekerja dan mengerahkan dua unit ekskavator untuk menangani sejumlah titik tanggul yang jebol pada banjir terakhir. Namun, langkah-langkah yang diambil dinilai tidak akan mampu memberikan hasil maksimal.
"Berkaca pengalaman banjir sebelumnya, upaya mitigasi saat ini tidak akan mampu menyelesaikan masalah banjir di sini. Kita sudah kasih masukan, salah satunya terkait pembuatan tanggul dengan dinding panel. Saya sampaikan itu tidak akan kuat apalagi fondasi juga tidak kokoh, terbukti jebol kemarin," katanya.
Kondisi ini memaksa Adam memboyong istri dan anak pindah sementara dari kediaman di Blok CB yang baru ditempati pada Januari 2025. Selain rugi materi, psikologis anak turut terdampak akibat mitigasi banjir tidak mampu mencegah bencana yang terjadi berulang kali.
"Kalau materi masih mungkin ada jalan lagi, bisa dicari lagi tapi kalau masalah mental anak itu berat, itu nggak ada harganya," katanya.
