Jakarta (ANTARA) - Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri) menerapkan teknologi smart farming dan Internet of Things (IoT) di Kabupaten Garut, Jawa Barat, untuk mendongkrak produktivitas petani, meningkatkan efisiensi lahan dan memperkuat ketahanan pangan daerah.
Penanggung Jawab Strategic Corporate Branding dan TJSL Peruri Aris Wibowo dalam keterangan di Jakarta, Sabtu, menilai pertanian di Indonesia telah menjadi salah satu sektor vital yang menopang kehidupan banyak orang, terutama bagi para petani di pedesaan.
Namun, meskipun sektor ini memiliki potensi besar, petani Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan seperti keterbatasan akses teknologi, perubahan iklim, ketergantungan pada metode pertanian tradisional, dan masalah harga yang fluktuatif.
"Dalam menghadapi tantangan tersebut, Peruri meluncurkan solusi yang menjanjikan untuk meningkatkan produktivitas di bidang pertanian melalui program Smart Farming berbasis teknologi Internet of Things (IoT)," kata Aris.
Program itu diterapkan di Kecamatan Cisurupan, Cikajang dan Banjarwangi sebagai upaya Peruri mendorong transformasi pertanian tradisional menuju sistem pertanian modern yang cerdas, efisien dan berkelanjutan.
Melalui program ini, Peruri memperkenalkan pendekatan smart farming yang memungkinkan pemantauan kondisi lahan secara real-time, penggunaan data analitik dalam pengambilan keputusan, serta sistem otomatisasi dalam pengelolaan lahan dan sumber daya pertanian.
“Teknologi menjadi kunci untuk menjawab tantangan pertanian saat ini. Melalui pendekatan smart farming, kami ingin menciptakan pertanian yang lebih presisi, hemat biaya dan ramah lingkungan,” ujarnya.
Dalam pelaksanaannya, Peruri menggandeng Tinatani Harvest Indonesia, perusahaan agroindustri hortikultura yang berbasis di Kampung Andir, Tambakbaya, Kecamatan Cisurupan.
Sebagai mitra pelaksana, Tinatani akan berperan dalam mendampingi para petani dan membantu distribusi hasil panen melalui skema pemasaran berbasis business-to-business (B2B).