Antarajabar.com - Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Simpul Bopunjur, Jabar, menyatakan, rusaknya kawasan Taman Nasional Gede Pangrango (TNGP) adalah akibat ulah pendaki yang tidak bertanggungjawab, yang membuang sampah sembarangan di kawasan tersebut.
"Seharusnya pendaki itu mencintai dan menjaga kelestarian alam, bukan merusak alam dengan cara meninggalkan sampah di sepanjang jalur menuju puncak atau sebaliknya. Perilaku tersebut merusak kondisi TNGP," kata pegiat lingkungan Walhi Simpul Bopunjur, Eko Wiwid Arengga, di Cianjur, Selasa.
Dia menjelaskan, pihaknya merasa kecewa dengan ulah pendaki tersebut dan mengutuk keras karena pendaki seharusnya menjaga alam bukan mencemari dan merusak alam.
"Mereka tidak pantas disebut pendaki sekalipun. Apalagi pecinta alam. Mereka harus banyak belajar lagi tentang menjaga dan melestarikan alam," katanya.
Menurut Walhi, titik sampah banyak terdapat di tempat istirahat dan tempat kemping, seperti di Panyancangan, Kandang Batu, Kandang Badak, Puncak Geger, Puncak Gede, dan Alun-Alun Suryakancana bagian barat dan timur. Setiap hari ada 600 orang naik ke Gunung Gede -Pangango.
"Satu orang rata-rata membawa 10 ons sampah. Kalau ditotal setiap hari dengan pendaki yang naik sebanyak itu, akan menghasilkan berton-ton sampah dalam sebulan," kata Eko Wiwid.
Karena sampah yang ditinggalkan pendaki merupakan sampah anorganik yang sulit terurai, Walhi menyatakan harapan agar pendaki membawa turun sampah yang mereka dan membuangnya di tempat sampah.
Seorang pencinta alam dari Komunitas Air Kaldera, berharap ada aturan tegas terkait persoalan sampah di lingkungan TNGP, termasuk sanksi tegas bagi pendaki yang tidak membawa sampah saat turun gunung.
"Sama halnya sanksi tegas bagi siapa pun yang kedapatan membawa bunga eidelweis. Kalau tidak bawa sampah suruh balik lagi ke atas untuk ambik sampah," kata Maharaya Taqur Akbar, pendaki yang ditemui di Cianjur.
Walhi : TNGP Rusak Akibat Ulah Pendaki
Selasa, 1 November 2016 21:23 WIB